Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Siapa Ratu Elizabeth I, Penguasa Kerajaan Inggris yang Sangat Ikonis?
20 September 2022 20:49 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Berdiri berabad-abad lamanya, Kerajaan Inggris telah dipimpin oleh lebih dari 40 raja dan ratu. Kerajaan Inggris masih berdiri kuat hingga abad ke-21 ini, dengan kekuasaan selama 70 tahun terakhir dipegang oleh Ratu Elizabeth II. Namun, selepas kepergian Elizabeth II pada 8 September lalu, Kerajaan kini dipimpin oleh anaknya, Raja Charles III.
ADVERTISEMENT
Setiap penguasa memiliki nama dan ketenarannya tersendiri. Contohnya, di era modern ini, kejayaan Kerajaan Inggris dikomandoi oleh Ratu Elizabeth II. Di bawah kepemimpinannya sejak 1952, Inggris berhasil menjadi salah satu negara maju yang disegani di dunia.
Kejayaan Inggris era modern ini mencerminkan salah satu “zaman emas” Inggris di masa lampau, sekitar 400 tahun ke belakang. Saat itu, Inggris dipimpin oleh seorang ratu yang bernama sama: Elizabeth atau dikenal sebagai Ratu Elizabeth I.
Saking ikonisnya kekuasaan sang Elizabeth pertama, Inggris memiliki nama tersendiri untuk mengenang kejayaan sang Ratu, yakni The Elizabethan Age. Di bawah ratu yang berkuasa selama 45 tahun ini, Inggris menikmati masa kejayaan dan perkembangan yang signifikan, terutama di bidang seni dan sastra.
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth pertama menguasai Inggris dan Irlandia sejak 1558 hingga 1603. Ia berasal dari keluarga Tudor (House of Tudor) dan menggantikan kakak tirinya, Ratu Mary I, yang meninggal dunia setelah 5 tahun berkuasa. Elizabeth adalah anak dari Raja Henry VIII dan Permaisuri Anne Boleyn, istri kedua sang Raja setelah Catherine of Aragon.
Bagi Ladies yang penasaran, simak profil dan perjalanan hidup Ratu Elizabeth I dalam membawa Inggris ke era Elizabethan yang ikonis.
ADVERTISEMENT
1. Masa kecil Ratu Elizabeth I
Ratu Elizabeth I, lahir dengan nama Elizabeth, adalah anak satu-satunya dari Raja Henry VIII dan Permaisuri Anne Boleyn. Ia lahir pada 7 September 1533.
Pernikahan orang tua Elizabeth penuh polemik. Sebab, untuk bisa menikahi Anne Boleyn, Raja Henry VIII memutuskan untuk berpisah dengan istri pertamanya, Catherine of Aragon, dengan cara memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma. Henry VIII berpisah dari Catherine karena mereka tidak memiliki anak laki-laki yang akan bisa melanjutkan garis keturunan keluarga Tudor. Dengan menikahi Anne Boleyn yang lebih muda, harapannya, Henry VIII akan mampu memiliki keturunan laki-laki.
Namun, harapan Henry VIII tidak terwujud. Sebab, Anne Boleyn juga tidak melahirkan anak laki-laki, melainkan anak perempuan: Elizabeth. Sedari kecil, Elizabeth sudah hidup terpisah dari kedua orang tuanya. Ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung di lingkungan Kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Dilansir Britannica, belum genap tiga tahun usia Elizabeth, Permaisuri Anne Boleyn dieksekusi mati oleh Henry VIII. Kepala Anne dipenggal atas tuduhan perzinaan dan pengkhianatan. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, Elizabeth dianggap illegitimate atau anak haram. Sebab, Parlemen Inggris menganggap pernikahan Henry VIII dan Anne Boleyn tidak sah sejak awal.
Selepas kematian Anne Boleyn, Henry VIII pun kembali menikah. Dari pernikahan ketiganya dengan Jane Seymour, Henry VIII akhirnya memiliki anak laki-laki. Anak Henry VIII dan Jane Seymour itu akhirnya berkuasa sebagai Raja Edward VI di usia remaja, setelah kematian Henry VIII.
Kendati Elizabeth dianggap sebagai anak yang tidak sah, Henry VIII tidak mengabaikannya. Menurut Britannica, Henry VIII tetap memasukkan Elizabeth ke dalam garis suksesi takhta di posisi ketiga, setelah adik tirinya, Edward, dan kakak tirinya, Mary.
ADVERTISEMENT
Elizabeth pun dikenal sebagai remaja yang sangat cerdas. Di usia muda, ia mampu menguasai berbagai bahasa asing seperti Yunani, Latin, Prancis, dan Italia. Ia juga mahir dalam sejarah, filsafat moral, serta retorika. Pendidikan ini biasa diberikan hanya kepada keturunan laki-laki di Kerajaan, tetapi Elizabeth mampu menguasai seluruh bidang studi tersebut.
2. Menjadi Ratu Inggris dan Irlandia di usia 25 tahun
Setelah Raja Henry VIII meninggal dunia pada 1547, anaknya, Edward, naik takhta menjadi Raja Edward VI di usia 9 tahun. Namun, kekuasaan Edward VI tergolong singkat, karena ia meninggal dunia akibat tuberkulosis pada 1553.
Raja Edward VI pun digantikan oleh Ratu Lady Jane Grey yang masih berusia 16 tahun. Ia adalah sepupu jauh dari Edward VI. Lady Jane Grey ditunjuk sebagai pewaris takhta Edward VI sebagai upaya Parlemen untuk mencegah anak tertua Henry VIII, Mary, menjadi Ratu. Mary adalah seorang pemeluk Katolik Roma, sementara Edward VI dan Lady Jane Grey merupakan penganut Kristen Protestan.
ADVERTISEMENT
Mary tidak terima dengan keputusan tersebut. Sembilan hari setelah Lady Jane Grey naik takhta, Mary berhasil menggulingkan Jane dan naik takhta sebagai Ratu Mary I pada 1553. Kekuasaan Ratu Mary I berlangsung selama 5 tahun.
Elizabeth menjadi Ratu Inggris dan Irlandia di usia 25 tahun, setelah Mary I meninggal dunia akibat kanker. Sebelum naik takhta, Ratu Elizabeth pertama ini harus menjalani tantangan yang berat di bawah kekuasaan Ratu Mary I yang merupakan seorang penganut Katolik Roma.
Sebagai seorang pemeluk Kristen Protestan, Elizabeth menjadi bulan-bulanan sang kakak yang ingin mengembalikan Inggris ke dalam pelukan agama Katolik. Ratu Mary I menjebloskan Elizabeth ke penjara di Menara London pada 1554, karena ia curiga Elizabeth berencana menggulingkan kekuasaannya dan mengembalikan Kristen Protestan di Inggris. Namun, berkat kurangnya bukti, Elizabeth pun dibebaskan dua bulan kemudian.
ADVERTISEMENT
Empat tahun kemudian, Ratu Mary I meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Di usia 25 tahun, Elizabeth pun naik takhta menjadi Ratu Elizabeth I pada 1558. Perempuan muda dan cerdas ini pun berhasil menggiring Inggris ke masa kejayaannya hingga 45 tahun ke depan.
3. Virgin Queen, tidak menikah hingga akhir hayatnya
Dilansir situs resmi Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth I memiliki berbagai julukan selama masa pemerintahannya. Mulai dari Gloriana, Good Queen Bess, hingga The Virgin Queen. Julukan Virgin Queen menjadi salah satu “brand” yang melekat pada Ratu Elizabeth pertama ini.
Kontras dengan pendahulunya yang ingin sekali menikah dan memiliki keturunan laki-laki, Ratu Elizabeth I justru menolak untuk menikah. Kendati pangeran, raja, dan para bangsawan telah mengulurkan tangannya, Elizabeth tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak menikah. Ia menegaskan bahwa ia, sebagai Ratu, telah menikah dengan kerajaannya, yaitu Kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun, Ratu Elizabeth I tetap memiliki kedekatan spesial dengan sejumlah laki-laki di lingkungan Kerajaan. Salah satu yang paling terkenal adalah Robert Dudley, Earl of Leicester.
Hingga akhir hayatnya, Ratu Elizabeth pertama tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Sang Ratu meninggal dunia di usia 69 tahun, tepatnya pada 24 Maret 1603.
Takhta pun diwariskan kepada James I, bangsawan Inggris yang masih satu keturunan dengan Raja Henry VII, raja dari keluarga Tudor pertama dan ayah dari Raja Henry VIII.
4. Terobsesi dengan makeup dan busana yang mewah
Selain terkenal dengan pemerintahan yang berjaya, Ratu Elizabeth I juga dikenal dengan fashion sense-nya. Dilansir situs resmi Royal Museum Greenwich, sang Ratu memiliki gaun-gaun yang luar biasa mewah dengan korset ketat, sleeve yang besar dan puffy, hingga ruffle atau rumbai yang meriah.
ADVERTISEMENT
Sang Ratu juga memiliki kecintaan terhadap makeup yang menonjolkan kulit putihnya. Namun, di balik foundation putih yang ia gunakan, tersimpan rahasia toksik. Makeup Ratu Elizabeth I mengandung lead atau timah yang sangat beracun untuk kulit.
Obsesi Ratu Elizabeth I terhadap foundation tersebut—dinamakan ceruse—sebenarnya dimulai sejak dirinya mengidap penyakit smallpox atau cacar. Cacar tersebut meninggalkan banyak bekas di wajahnya, sehingga Elizabeth menutupinya dengan foundation putih tersebut. Namun, tanpa disadari, kandungan timah dalam ceruse justru memperburuk kondisi kulit sang Ratu.
5. Membawa Inggris ke masa kejayaan dan perkembangan, termasuk kejayaan William Shakespeare
Ratu Elizabeth pertama ini berhasil membawa Inggris menuju kejayaan. Dikutip dari situs resmi Kerajaan Inggris, di bawah kekuasaan Elizabeth, Inggris berhasil melakukan ekspedisi ke belahan benua lain, salah satunya benua Amerika.
ADVERTISEMENT
Ekspedisi ini mempersiapkan Inggris menuju masa kolonisasi dan perluasan perdagangan. Pada akhir 1599, Ratu Elizabeth I mendirikan East India Company, perusahaan yang dibentuk untuk memonopoli perdagangan di India, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Di bawah kepemimpinan Ratu Elizabeth pertama, Inggris berhasil mengalahkan armada Spanyol yang hendak menginvasi tanah Inggris pada 1588. Padahal, saat itu armada Kerajaan Spanyol merupakan salah satu yang terkuat di Eropa. Ini berhasil memperkuat posisi Ratu Elizabeth I di Inggris, ketika orang-orang masih mempertanyakan kompetensi seorang perempuan sebagai penguasa.
Seni dan sastra pun berjaya di bawah pemerintahan Ratu Elizabeth I. Teater-teater dibangun, sastrawan dan dramawan menorehkan karyanya yang melegenda hingga saat ini.
William Shakespeare adalah salah satu dramawan tersohor di masanya. Ratu Elizabeth pertama pun menghadiri pertunjukan pertama dari drama legendaris Shakespeare, A Midsummer Night's Dream. Komposer-komposer terkenal seperti William Byrd dan Thomas Tallis juga berkarya menciptakan musiknya di bawah kejayaan kekuasaan Elizabeth.
ADVERTISEMENT
Nah, Ladies, itulah profil dan kisah perjalanan hidup dari Ratu Elizabeth I. Menarik, ya?