Sosok Enam Perempuan Asal Bukittinggi yang Jadi Polwan Pertama di Indonesia

2 September 2022 12:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejarah Polwan. Foto: museumpolri.org
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Polwan. Foto: museumpolri.org
ADVERTISEMENT
Ladies, tanggal 1 September diperingati sebagai Hari Polisi Wanita atau Polwan. Ada hal menarik di balik penetapan Hari Polwan yang belum banyak diketahui publik, lho.
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa sosok Polwan yang pertama ada di Indonesia berasal dari daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat itu, ada enam remaja perempuan yang terpilih menjadi polisi wanita pertama di Indonesia. Terpilihnya keenam perempuan berdarah Minang menjadi Polwan ini berawal dari peristiwa Agresi Militer Belanda II. Saat itu, Bukittinggi menjadi Ibu Kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) atau Kabinet Darurat.
Dikutip dari situs resmi Museum Polri, pada masa Kabinet Darurat, pemerintah memiliki banyak kasus yang harus ditangani. Sebagian kasus tersebut membutuhkan bantuan polisi untuk memeriksa fisik korban atau tersangka yang berjenis kelamin perempuan.
Sejarah Polwan. Foto: museumpolri.org
Karena pada saat itu belum ada polisi wanita, pemerintah pun meminta bantuan kepada para istri polisi dan sipil perempuan untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik. Kendala ini pun membuat organisasi perempuan dan organisasi perempuan Islam di Bukittinggi berinisiatif melibatkan perempuan agar bisa ikut pendidikan kepolisian.
ADVERTISEMENT
Pada 1 September 1948, Cabang Djawatan Kepolisian Negara Sumatera di Bukittinggi pun akhirnya mengangkat 6 perempuan muda menjadi polisi. Lalu siapa saja mereka? Berikut daftar nama 6 sosok perempuan berdarah Minang yang terpilih tersebut:
1. Mariana Saanin
2. Nelly Pauna
3. Rosmalina Loekman
4. Dahniar Sukotjo
5. Djasmainar
6. Rosnalia Taher
Sejak saat itulah, tanggal 1 September secara resmi diperingati sebagai Hari Polisi Wanita.
Sejarah Polwan. Foto: museumpolri.org

Tantangan yang dialami para Polwan saat pendidikan

Keenam perempuan ini bergabung dengan 44 siswa laki-laki dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Bukittinggi untuk mengikuti pendidikan inspektur polisi.
Sayangnya, pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi agresi militer Belanda ke II. Hal ini pun membuat pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi berhenti beroperasi dan terpaksa ditutup. Keenam Polwan ini pun harus pindah ke SPN Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Pendidikan kepolisian berhasil diselesaikan oleh keenam perempuan ini pada tanggal 1 Mei 1951. Selama pendidikan, para Polwan dibekali ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa.
Tidak hanya itu, Mariana Saanin dan kawan-kawan juga belajar mengenai ilmu pedagogi, sosiologi, psikologi, dan latihan fisik, seperti anggar, jiu jit su, judo, hingga latihan militer.

Tanggung jawab yang diemban selama bertugas menjadi Polwan

Sejarah Polwan. Foto: museumpolri.org
Setelah berhasil lulus dari pendidikan kepolisian, para Polwan ini pun mulai menjalankan tugasnya di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya. Beberapa tugas yang dilaksanakan oleh keenam Polwan ini, antara lain:
ADVERTISEMENT
Untuk memperingati hari kelahiran Polwan di Indonesia, pemerintah pun memutuskan untuk membangun monumen Polwan pada 1973. Monumen yang berlokasi di Bukittinggi, Sumatera Barat itu diresmikan oleh Kapolri pada saat itu, yaitu Jenderal Polisi Drs. Banoeroesman Astrosemitro pada tanggal 27 April di tahun yang sama.
Nah, itu tadi sosok enam perempuan yang pertama kali menjadi Polisi Wanita atau Polwan di Indonesia. Selamat memperingati Hari Polwan!