Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Sosok Melanie Perkins, Perempuan Inspiratif di Balik Platform Design Canva
30 Maret 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ladies, buat kamu yang sering bikin konten atau hobi mendesain grafis, pasti sering mendengar website atau aplikasi yang bernama Canva . Canva merupakan website yang dirancang untuk mempermudah penggunanya dalam mendesain berbagai desain kreatif secara daring.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan Canva juga menjadi bagian dari kemajuan industri teknologi, yang hingga saat ini masih didominasi oleh pekerja laki-laki. Artikel yang dirilis tahun 2021 oleh CIO, media yang memberikan informasi mengenai teknologi bisnis, mengungkapkan bahwa pekerja perempuan masih kurang terwakili, dibayar rendah, dan sering didiskriminasi dalam industri teknologi.
Namun, hal ini tidak membuat pencetus Canva, perempuan asal Australia, Melanie Perkins berhenti untuk berkarya. Melihat kesulitan yang dihadapi pemula ketika mempelajari desain grafis, Perkins menjadikan hal ini sebagai peluang bisnis.
Ia bersama kekasih yang saat ini menjadi suaminya, Cliff Obrecht, bertekad untuk memberikan kemudahan dengan menciptakan platform desain buku tahunan, yang bernama Fusion Yearbooks.
Seiring berjalannya waktu, Fusion Yearbooks menjadi primadona di kalangan pelajar dan mahasiswa yang merancang buku tahunannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Fusion Yearbooks membuat Perkins melihat, bahwa teknologi yang digunakan dapat dikembangkan lebih luas. Sehingga, muncul ide untuk membuat sebuah platform desain gratis, yang bernama Canva.
Perjalanan berdirinya Canva
Sebelum menjadi perusahaan besar seperti saat ini, Perkins dan Obrecht harus berupaya untuk mencari suntikan modal yang lebih besar agar bisnis mereka bisa tetap berjalan. Perjalanan untuk mendapatkan investor bukan hal yang mudah bagi Perkins.
Perkins bahkan harus menerima penolakan dari ratusan investor yang diajukannya. Penolakan yang ia terima tidak menjadi alasan untuk menyerah. Perkins justru belajar dari penolakan tersebut dan memperbaiki rancangan bisnisnya sesuai saran dari para calon investor yang menolaknya.
Berkat kegigihannya dalam membangun bisnis, ia akhirnya berhasil menemukan investor yang bersedia menanamkan modal. Tahun 2013, Perkins dan timnya secara resmi meluncurkan Canva. Canva muncul dengan misi memberdayakan semua orang di seluruh dunia agar dapat membuat berbagai desain dan mempublikasikannya di berbagai media.
ADVERTISEMENT
Melalui platform ini, pengguna dari berbagai level kemampuan mendesain, dari pemula hingga profesional dapat merancang desainnya dengan mudah.
Bahkan, jika bingung bagaimana cara merancang desain, Canva menyediakan berbagai template menarik, mulai dari kebutuhan personal, seperti kartu ucapan, kartu nama, dan sebagainya, hingga profesional, seperti presentasi, resume, portofolio, curriculum vitae, dan sebagainya.
Menariknya, semua template yang disediakan juga bisa dimodifikasi sesuai keinginan pengguna, lho. Sementara itu, jika ingin menggunakan template eksklusif, pengguna bisa berlangganan Canva versi premium agar lebih bebas menggunakan fitur yang disediakan.
Kesuksesan yang diraih Perkins melalui Canva menjadikannya sebagai pusat perhatian dunia ketika dinobatkan sebagai Forbes 30 Under 30 di Asia. Pada tahun 2020, Perkins dinobatkan sebagai menjadi perempuan terkaya ketiga di Australia.
ADVERTISEMENT
Penulis: Bella Barliana