Studi: 83% Gen Z di Asia Lebih Mementingkan Pertemanan daripada Percintaan

22 Agustus 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Studi menyebut gen Z di Asia lebih mementingkan pertemanan daripada percintaan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Studi menyebut gen Z di Asia lebih mementingkan pertemanan daripada percintaan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Banyak orang nggak bisa memilih antara pertemanan atau percintaan. Keduanya dianggap sama pentingnya, sehingga nggak seharusnya dijadikan pilihan. Bagaimana menurut kamu, Ladies?
ADVERTISEMENT
Buat gen Z di Asia, pertemanan justru dianggap jauh lebih penting daripada percintaan. Hal ini terungkap dari studi terbaru aplikasi kencan untuk komunitas di Asia bernama Yuzu soal kebiasaan gen Z dalam berteman dan cinta.
Dilansir hypebae, survei bertajuk Summer Friendships menunjukkan hasil persahabatan lebih penting daripada hubungan romantis bagi 83 persen gen Z di Asia. Mereka menganggap hubungan pertemanan merupakan landasan utama kehidupan sosial.
“Pengguna Yuzu menunjukkan preferensi kuat untuk memelihara persahabatan, memandangnya sebagai landasan kehidupan sosial mereka. Bagi banyak anak muda, dukungan yang ditawarkan dari persahabatan itu dianggap sama, atau bahkan bisa melebihi hubungan romantis,” bunyi keterangan Yuzu dalam studi itu.

Pertemanan menjadi solusi karena gen Z merasa kesepian

Pertemanan dianggap dapat mengobati rasa kesepian bagi gen Z. Foto: Shutterstock
Alasan di balik pertemanan yang levelnya lebih tinggi dari percintaan adalah karena banyak gen Z yang mengalami kesepian di usia dewasa. Studi Yuzu itu menyebut terjadi epidemi kesepian di mana 1 dari 2 gen Z usia dewasa merasa kesepian dan terisolasi secara sosial.
ADVERTISEMENT
“Lebih dari 50 persen responden menyatakan bahwa mereka sering atau selalu merasa kesepian. Prevalensi kesepian di antara responden menyoroti aspek penting dari kesehatan mental dan emosional mereka,” imbuh Yuzu.
Melihat fenomena ini, tidak heran jika gen Z lebih membutuhkan dukungan sosial yang kuat dari lingkup pertemanan daripada hubungan romantis. Menurut Yuzu, kehadiran teman-teman membuat gen Z yang sebenarnya kesepian menjadi tidak putus asa karena adanya stimulasi dan dukungan positif.