Tak Puas dengan Ukuran Payudara Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan, Kok Bisa?

19 Juli 2024 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan tak puas dengan ukuran payudara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan tak puas dengan ukuran payudara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu bahwa sebagian besar perempuan di dunia tidak puas dengan ukuran payudara mereka? Ketidakpuasan tersebut ternyata memiliki kaitan dengan masalah kesehatan fatal pada perempuan, Ladies.
ADVERTISEMENT
Temuan ini terungkap dari studi yang dilakukan oleh Anglia Ruskin University, Inggris pada 2020 lalu. Lewat studi bertajuk Breast Size Satisfaction Survey (BSSS), Profesor Viren Swami melakukan survei terhadap 18.541 perempuan dari 40 negara di dunia. Usia rata-rata responden adalah 34 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Body Image itu mengungkap, sebanyak 71 persen perempuan tidak senang dengan ukuran payudara mereka. 48 persen menginginkan ukuran payudara yang lebih besar, sementara 23 persen ingin ukuran payudara mereka lebih kecil. Hanya 29 persen perempuan yang puas dengan ukuran payudara mereka.

Ketidakpuasan berujung pada risiko masalah kesehatan

Ilustrasi perempuan periksa kanker payudara Foto: Shutterstock
Dikutip dari situs resmi Anglia Ruskin University, ketidakpuasan perempuan terhadap ukuran payudara mereka berisiko pada masalah kesehatan yang fatal.
ADVERTISEMENT
Studi itu menjelaskan, perempuan yang tidak puas dengan payudara mereka mengaku bahwa mereka cenderung tidak melakukan pemeriksaan payudara mandiri. Mereka juga tidak terlalu mendeteksi perubahan pada payudara mereka. Nah, ternyata ini berpotensi memperburuk penanganan kanker payudara, Ladies.
“Kanker payudara adalah penyebab kematian perempuan terbesar di dunia yang berkaitan dengan kanker. Tingkat kesembuhan yang buruk diasosiasikan dengan kesadaran soal payudara yang buruk,” kata Profesor Viren Swami, sebagaimana dikutip dari situs resmi Anglia Ruskin University.
Deteksi dini lewat SADARI (Periksa Payudara Mandiri) merupakan salah satu tindak penanganan yang efektif untuk menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara. Makin awal kanker terdeteksi, kemungkinan untuk bertahan hidup bisa mencapai 100 persen sebab pengobatan kanker bisa dilakukan lebih cepat.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
Tak hanya itu, ketidakpuasan dengan ukuran payudara juga diasosiasikan dengan kesejahteraan psikis yang buruk. Ini meliputi rendahnya kepercayaan diri dan ketidakbahagiaan. Perempuan yang tidak puas dengan payudaranya lebih cenderung tidak puas dengan berat badan dan penampilan mereka secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
“Ketidakpuasan dengan payudara bisa berujung pada perilaku penghindaran yang mengurangi kesadaran soal payudara, terutama jika payudara seorang perempuan memicu rasa cemas atau malu,” jelas Viren.
Namun, Viren mengatakan, ketidakpuasan ini cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Menurutnya, ada kemungkinan bahwa perempuan yang lebih tua tidak merasakan tekanan terlalu besar dari masyarakat soal ukuran payudara.
“Peran sebagai ibu dan menyusui mendorong perempuan untuk lebih berfokus pada tujuan fungsional payudara, ketimbang hanya melihat payudara dalam kacamata estetika,” pungkas Viren.