Throwback: 6 Perempuan Pembawa Perubahan di Sepanjang 2019

31 Desember 2019 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain sepak bola perempuan AS Megan Rapinoe, Aktivis lingkungan Greta Thunberg, dan Sociopreneur & Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia. Foto: Reuters, AFP, kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain sepak bola perempuan AS Megan Rapinoe, Aktivis lingkungan Greta Thunberg, dan Sociopreneur & Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia. Foto: Reuters, AFP, kumparan
ADVERTISEMENT
Peran media menjadi sangat penting dalam mengatasi isu kesetaraan gender. Isu tersebut dapat diatasi dengan bantuan media dalam menghadirkan sosok perempuan-perempuan inspiratif di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan oleh majalah TIME dan Forbes misalnya. Setiap tahunnya, kedua majalah internasional ini memilih sosok perempuan paling berpengaruh dan perempuan paling berkuasa di dunia.
Untuk itu, dalam rangka kilas balik atas prestasi yang sudah dicapai oleh perempuan baik di dalam maupun luar negeri, berikut kumparanWOMAN telah memilih enam perempuan hebat baik dari dalam maupun luar negeri yang berhasil membawa perubahan pada bidangnya masing-masing. Siapa saja sosok-sosok perempuan pembawa perubahan itu?
Greta Thunberg - Aktivis Lingkungan
Aktivis lingkungan dari Swedia, Greta Thunberg. Foto: AFP/FABRICE COFFRINI
Di tahun 2019 ini dunia dibuat kagum dengan kehadiran perempuan muda asal Swedia, Greta Thunberg. Gadis 16 tahun ini sengaja bolos sekolah setiap Jumat untuk demo di depan gedung Parlemen Swedia dengan menyuarakan keresahannya tentang masalah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Reuters, Greta sendiri pertama kali turun ke jalan saat usianya masih 15 tahun. Selama berminggu-minggu, ia duduk di tangga luar gedung parlemen di Stockholm, Swedia. Greta juga membawa poster bertuliskan 'School strike for the climate' yang artinya 'Mogok sekolah demi iklim'. Aksi Thunberg ini lantas menuai berbagai respons dari publik. Apa yang ia lakukan dianggap berhasil mengubah dunia dalam meningkatkan kesadaran tentang krisis iklim.
Greta Thunberg. Foto: Instagram/@gretathunberg
Tak hanya mendapat respon baik, ia pun juga tak luput dari komentar-komentar negatif. Salah satunya adalah dari Donald Trump yang mengatakan bahwa Grata harus mengatasi masalah emosinya. “Greta harus mengatasi masalah emosinya dan pergi menonton film jadul bersama teman. Chill Greta, Chill!” tulis Donald Trump pada akun Twitternya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Namun Greta tak gentar dengan komentar-komentar Trump. Ia tetap berani mengkritik para penguasa dunia lewat pidatonya dalam acara UN General Assembly September 2019 lalu. Keberanian dan komitmennya ini pun membuatnya dinobatkan sebagai Person of the Year 2019 dari majalah Time. Gadis berusia 16 tahun itu dianggap telah menginspirasi generasi muda dalam menghadapi darurat perubahan iklim.
Nancy Pelosi - Ketua DPR Amerika Serikat
Ketua DPR Amerika Seikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS / Joshua Roberts
Donald Trump menjadi satu dari hanya empat presiden Amerika Serikat yang dimakzulkan DPR. Ia dianggap menyalahgunakan kekuasaannya untuk memenangi pemilu presiden 2020. Dan sosok perempuan yang mendorong pemakzulan suami Melania Trump ini adalah Nancy Pelosi, Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Demokrat.
Pada bulan Maret 2019, Pelosi memang mengatakan bahwa pemakzulan akan memecah belah negara. Namun ia kemudian berubah pikiran karena menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Donald Trump merupakan sesuatu yang tidak sesuai dengan sumpah kepresidenan.
ADVERTISEMENT
“Demokrasi kita dipertaruhkan. Presiden tidak memberi kami pilihan selain untuk bertindak karena dia mencoba mengorupsi, sekali lagi, pemilu demi keuntungannya sendiri. Presiden menyalahgunakan kekuasaan, membahayakan keamanan nasional, dan merusak integritas pemilu kita,” ungkap ibu lima anak ini seperti dikutip dari Reuters.
Ketua DPR Amerika Seikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Ketegasan Nancy Pelosi dalam mengambil sikap mendapat pujian dari berbagai media internasional. Ia dinilai menjadi salah satu perempuan berkuasa yang berani. The New Yorker menuliskan bahwa kesaksian Nancy saat proses pemakzulan Donald Trump akan selalu dikenang.
“Kesaksiannya akan dikenang karena kecerdasannya, keterbukaannya, kepercayaan dirinya yang besar, dan kesungguhan moral yang dia tunjukkan. Dia (Nancy Pelosi) mengatakan dia memiliki kewajiban untuk bersaksi meskipun kesaksiannya itu membuatnya menjadi sasaran pelecehan,” tulis John Cassidy di The New Yorker seperti dikutip dari Forbes.
ADVERTISEMENT
Atas ketegasannya, perempuan 79 tahun ini menjadi salah satu perempuan yang masuk dalam daftar The Most Powerful Women 2019 versi majalah Forbes.
Megan Rapinoe - Pemain Nasional Sepak Bola Perempuan Amerika Serikat
Selebrasi ala Randy Orton dari Megan 'The Viper' Rapinoe. Foto: Reuters/Benoit Tissier
Bisa dibilang tahun 2019 menjadi tahun yang gemilang bagi Megan Rapinoe, pemain tim nasional sepak bola perempuan Amerika Serikat. Pemain bergaya rambut nyentrik ini berhasil menyabet penghargaan Ballon d'Or Feminin 2019 sebagai pemain perempuan terbaik dunia. Ia menjadi perempuan kedua yang meraih penghargaan tersebut setelah sebelumnya diraih oleh Ada Hegerberg pemain dari Norwegia.
Tak berhenti sampai di situ, karena permainannya yang begitu impresif dalam pertandingan FIFA Women’s World Cup 2019, Megan Rapinoe juga terpilih menjadi pemain perempuan terbaik dan pencetak gol terbanyak.
Pemain Wanita Terbaik FIFA 2019, Megan Rapinoe. Foto: Marco Bertorello / AFP
Megan Rapinoe tak hanya berhasil mencuri perhatian dunia karena kepiawaiannya bermain bola. Tetapi ia juga menjadi salah satu perempuan Game Changer karena sangat berani dalam menentang diskriminasi. Pada International Women’s Day 2019, ia dan pemain sepak bola perempuan AS lainnya memberikan tuntutan hukum kepada Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) karena memberikan gaji yang lebih sedikit pada pemain perempuan. Dalam pidatonya saat menerima piala pemain terbaik FIFA, ia menyampaikan pesan agar dunia sepak bola lebih peka terhadap isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan diskriminasi baik terhadap orang kulit berwarna, perempuan, serta LGBTQ.
ADVERTISEMENT
Bagi Rapinoe, menjadi pemain sepak bola profesional tidak hanya bicara soal kekayaan dan popularitas. Nama besar yang dimiliki adalah penanda bahwa mereka memiliki pengaruh hebat.
Angkie Yudistia - Pendiri Thisable Enterprise dan Staf Khusus Presiden
Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Nama Angkie Yudistia sendiri sudah tidak asing lagi di dunia sosial. Perempuan kelahiran 1987 ini merupakan penyandang disabilitas tuli yang berhasil mendirikan sebuah perusahaan berbasis sosial yang bernama Thisable Enterprise. Sebuah pusat penyedia jasa untuk memberdayakan dan memberikan kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas.
Selain itu, sejak lama Angkie juga dikenal sebagai motivator dan inspirasi bagi banyak teman-teman disabilitas lainnya. Dan di tahun 2019 ini ia terpilih sebagai salah satu staf khusus yang ditunjuk Presiden Jokowi. Mendapatkan tugas yang cukup besar, Angkie memiliki misi khusus, yaitu ingin memberi peran lebih bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
“Berdiri di sini menyuarakan 21 juta jiwa disabilitas di seluruh Indonesia dan turut bangga saya berdiri di sini mewakili disable enterprise yang saya bangun 8 tahun, di mana sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara," ujar Angkie seperti dikutip dari kumparanNEWS.
ADVERTISEMENT
Aries Susanti - Atlet Panjat Tebing Indonesia
Atlet panjat tebing putri Indonesia Aries Susanti Rahayu berpose sesusai melakukan latihan di halaman Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (7/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Aries Susanti Rahayu (24) adalah seorang perempuan berhijab yang merupakan atlet panjat tebing dengan julukan Spider-Woman. Sebutan Spider-Woman pertama kali disematkan padanya saat Aries berhasil mengalahkan atlet asal Rusia Elena Timofeeva dengan catatan waktu 7,51 detik di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2018 di Chongqing, China. Kemudian, namanya semakin dikenal ketika ia berhasil meraih 2 medali emas di Asian Games 2018.
Di tahun 2019 ini, tepatnya pada 19 Oktober 2019, atlet berhijab kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini kembali menorehkan prestasi karena berhasil meraih gelar juara dunia lewat kategori speed dalam ajang World Cup 2019 di Xianmen, China. Layaknya Spider-Man, Aries memanjat dinding dengan kecepatan penuh dan berhasil mengalahkan Yi Ling Song, atlet panjat tebing juara dunia asal China, di partai final dengan catatan waktu 6,995 detik.
Aries Susanti Rahayu meraih juara dunia di IFSC Worldcup Xiamen. Foto: Dok. PP FTPI
Aries meraih semua itu dalam balutan hijab, dan hijabnya tidak membatasi Aries untuk meraih prestasi tersebut. Lewat Aries, kita sebagai perempuan sepatutnya percaya jika memiliki tekad yang kuat, apapun bisa kita raih termasuk menjadi sosok ‘superhero’ di dunia olahraga.
ADVERTISEMENT
Zozibini Tunzi - Miss Universe 2019
Miss Universe 2019, Zozibini Tunzi. Foto: AFP/VALERIE MACON
Ajang kontes kecantikan sejagad, Miss Universe 2019 berhasil dimenangkan oleh Zozibini Tunzi Miss Afrika Selatan pada Minggu (8/12) di Georgia, Atlanta, Amerika Serikat. Lewat kemenangannya, perempuan 26 tahun asal Tsolo, Eastern Cape, Afrika Selatan ini telah berhasil membuktikan bahwa cantik itu tak harus berkulit putih. Ia menyampaikan bahwa selama ini banyak masyarakat yang masih berpikir warna kulit menentukan keindahan seorang perempuan.
“Saya sangat gembira. Dalam waktu yang sangat lama, masyarakat selalu dibuat untuk tidak melihat keindahan dari perempuan kulit hitam. Tapi sekarang kita sudah bergerak ke masa di mana perempuan (berwarna kulit) seperti saya, bisa mendapatkan tempat di masyarakat, dan akhirnya kami tahu bahwa kami juga indah,” ungkap Zozibini pada pidato kemenangannya.
Pemenang ajang kecantikan 2019. Foto: AFP/VALERIE MACON, AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS, Instagram/@kalieghgarris dan @niaimanifranklin
Ternyata, Zozibini tidak sendiri. Ia bersama dengan empat pemenang beauty pageant lainnya yang juga merupakan perempuan berkulit hitam. Mereka adalah Toni-Ann Singh (Miss World 2019), Nia Franklin (Miss America 2019), Cheslie Kryst (Miss USA 2019), dan Kaliegh Gariss (Miss Teen USA 2019). Kelima perempuan ini berhasil mendobrak standar kecantikan dunia dan membuktikan bahwa kecantikan perempuan tak bisa dinilai berdasarkan fisiknya saja.
ADVERTISEMENT