Tika Mulya, kumparanWOMAN, (HR)

Tika Mulya Belajar Banyak tentang Bisnis Keluarga dari Elidawati

24 Desember 2019 13:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tika Mulya dan ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. 
 Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
zoom-in-whitePerbesar
Tika Mulya dan ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020 mendatang, Indonesia disebut-disebut akan menjadi pusat fashion muslim dunia. Hal ini tidak lepas dari peranan orang-orang yang sangat berjasa dalam membangun, mengenalkan, dan mengelola industri fashion muslim di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Elidawati Ali Oemar, pendiri label busana muslim Elzatta sekaligus CEO dari Elcorps, perusahaan yang menaungi brand busana muslim Elzatta, Dauky, dan Noore. Elidawati memulai kariernya di industri fashion muslim sejak awal 90-an di sebuah perusahaan ritel busana muslim sebelum akhirnya mantap mendirikan Elzatta pada 2011 silam.
Tak disangka, bisnis busana muslim yang didirikan Elidawati berkembang dengan pesat. Selama delapan tahun hadir di Indonesia, Elzatta kini memiliki lebih dari 200 gerai yang telah tersebar di seluruh Indonesia dengan sistem kerjasama kemitraan. Semua hal itu terwujud berkat konsistensi dan sinergi yang dipupuk oleh El (sapaan akrab Elidawati) kepada seluruh mitra yang bekerja sama dengannya.
Melihat bisnis fashion muslim yang ditekuni Elidawati semakin berkembang dari tahun ke tahun, ibu tiga anak ini dibantu oleh anak keduanya, Tika Mulya, dalam mengelola Elzatta. Tika resmi bergabung dengan Elzatta sejak dua tahun lalu saat usianya 22 tahun. Kini, ia menjabat sebagai Vice President Elzatta.
ADVERTISEMENT
"Sama seperti calon karyawan lainnya, aku masuk ke Elzatta melalui tes psikotes oleh HRD. Aku juga dipilihkan posisi yang tepat oleh HRD, pertama bergabung ditempatkan di posisi marketing. Meski bukan jurusan kuliahku, tapi aku tidak terlalu kaget, karena aku tahu memang passion ku di situ," cerita Tika pada kumparanWOMAN di sela-sela pemotretan program spesial My Mom, My Inspiration, beberapa waktu lalu.
Sebelum resmi bergabung di Elzatta, perempuan lulusan akuntansi Universitas Bina Nusantara ini sudah memiliki sejumlah pengalaman kerja yang berhubungan dengan industri fashion modest. Pada 2015 lalu misalnya, Tika pernah bekerja magang di Haute Elan, marketplace modestwear terbesar di Inggris yang berbasis di London.
Tak hanya itu, ia juga mengikuti sejumlah summer course di King's College London dengan mengambil studi International Business Marketing dan Strategic Business Management. Tika juga pernah menjadi salah satu mahasiswa pertukaran pelajar di Appalachian State University North Carolina AS dan mengikuti kursus singkat Next Generation Family Entrepreneurs di Northwestern University AS.
Tika Mulya dan Ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
Beberapa waktu lalu, kumparanWOMAN berkesempatan untuk berbincang dengan Tika Mulya dan Elidawati Ali Oemar untuk program spesial Hari Ibu My Mom, My Inspiration. Kami berbincang tentang sosok seorang ibu yang menginspirasi, nasihat bijak dari ibu, hingga perasaannya saat menjadi penerus bisnis keluarga kelak.
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke bisnis keluarga, apakah Tika punya minat atau keinginan sendiri dalam berkarier?
Tika Mulya (TM): Aku tuh dari kecil banyak maunya. Ingin jadi presiden, pengusaha apartemen, sempat ingin jadi guru TK juga. Tapi aku hampir enggak pernah mau jadi karyawan. Sebenarnya kalau aku pribadi menyimpulkan bahwa yang aku lakukan ingin berbuat banyak ke orang.
Adakah dorongan dari Ibu agar Tika terjun ke bisnis keluarga?
TM: Jadi sebenarnya aku masih baru bergabung di sini (Elzatta), baru mau dua tahun bergabung di perusahaan. Sebelum aku ada kakakku juga. Sebenarnya dari awal biasa saja, memang ada momen di mana aku agak apatis dengan perusahaan karena terlalu asyik dengan dunia sendiri, terus masih ingin melakukan apa yang aku ingin lakukan.
ADVERTISEMENT
Kalau Ibu tidak pernah meminta apa-apa, kita dibebaskan sama Ibu. Kakakku juga dulu sebelum bergabung di Elcorps sempat keterima di multinational company dan di BUMN, tapi dia malah memilih untuk membantu ibu di perusahaan sejak awal banget, tahun 2013. Nah, kakakku ini sepertinya lebih visioner.
Tika Mulya dan Ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
Bagaimana dengan Ibu Elidawati, nasihat atau masukan apa yang sering diberikan kepada Tika?
Elidawati (E): Sebagaimana ibu pada umumnya, tentu saya memberikan arahan-arahan sama Tika, kakak dan adiknya. Arahannya sama saja, cari laki-laki yang saleh, yang bisa jadi imamnya, terus yang punya daya juang. Saya rasa semua orang tua standarnya begitu. Tapi khusus untuk Tika, karena orang-orang suka bilang Tika itu saya, saya kasih saran sama dia supaya cari suami yang penyabar. Karakter kami sama, sama-sama ramai, aktif, mandiri. Nah, perlu laki-laki yang bisa sangat memahami karakter-karakter kita ini.
ADVERTISEMENT
Pernah cekcok atau adu pendapat saat mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnis?
TM: Beda pendapat sih pasti. Mungkin cara memandang suatu hal yang berbeda. Aku orangnya suka speak out, apapun yang ada di pikiranku, aku sampaikan. Memang mungkin pada dasarnya aku tahu Ibu maksudnya baik dan aku pun tahu Ibu juga punya maksud baik untuk perusahaan. Pada akhirnya sih, sama-sama percaya bahwa keputusan yang akan kita ambil itu yang terbaik untuk perusahaan.
E: Pastilah. Berada di rumah yang sama, kantor yang sama, adu pendapat itu pasti. Mungkin karena saya memahami dia, sulit memisahkan antara dia sebagai anak saya dan dia sebagai anak buah. Tapi menurut saya, keterbukaan dia mengusulkan, keterbukaan berpendapat atau menentang yang saya inginkan, justru saya hargai.
ADVERTISEMENT
Menurut Tika apakah ada perbedaan sikap Ibu saat di rumah dan di kantor?
TM: Kalau di kantor ibu itu lebih baik sama anak buahnya. Kalau di rumah lebih tegas, lebih bawel.
E: Di rumah dan di kantor sebenarnya menurut saya sama saja. Cuma kan kalau di kantor dia (Tika) tidak langsung berada di bawah saya. Bosnya bukan saya. Jadi, kalaupun kita ada diskusi di rumah, diskusi itu tidak dibawa ke kantor.
Tika Mulya dan Ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
Susahkah bekerja bersama Ibu?
TM: Susah-susah gampang. Karena kemana pun aku pergi, apa pun yang aku lakukan, aku tidak pernah bisa jadi aku saja. Selalu ada label kalau aku ini anaknya Ibu Elidawati. Di awal-awal karierku, itu menjadi tekanan dan tantangan karena aku tidak ingin mengecewakan Ibu. Orang-orang punya pandangan sosok ibu seperti apa dan hal itu juga yang mereka harapkan dari aku. Sedangkan aku dan Ibu, walaupun karakter kami sama tetapi jalannya berbeda. Tetapi hal ini jadi tantangan untuk aku, aku harus bisa membuktikan kalau aku bisa dan mau berjuang.
ADVERTISEMENT
Dari Bu El, apa pesan untuk Tika sebagai penerus bisnis keluarga?
E: Pasti tidak mudah menjadi next gen aku di kantor. Ketika Tika sekarang juga ada di kantor, saya ingat banget apa yang dikatakan kakaknya, bahwa apapun yang terkait dengan Tika, pasti orang akan melihat dari sisi-sisi yang berbeda. Ada yang menanggapi dari sisi positif, tapi ada juga yang negatif.
Tika Mulya dan Ibunya, Elidawati Ali Oemar untuk program kumparanWOMAN, 'My Mom, My Inspiration'. Foto: Stylist: Anantama Putra, Makeup: Irma Gerungan, Wardrobe: Elzatta, Foto: SweetEscape
Nah, saya tentunya berpikir sebisa mungkin apa yang dipikirkan tentang orang adalah hal-hal yang positif. Butuh waktu bagi Tika untuk bisa mendapatkan trust yang besar dari lingkungan. Tapi satu yang saya yakin, Tika itu orangnya hangat, peduli, bertanggung jawab dan dia berani bicara.
Nah, ini sudah modal yang bagus untuk dia menjadi salah satu next generation di perusahaan. Karena next generation di perusahaan itu bukan hanya anak saya, banyak teman-teman dia yang profesional juga, itu adalah next generation di perusahaan.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten