Tips Karier: 5 Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Toxic

15 Oktober 2019 8:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rekan kerja toxic  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rekan kerja toxic Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di dunia kerja dan ketika ingin mengembangkan karier, kita harus dituntut untuk selalu bekerja sama dan menjaga harmonisasi dengan rekan kerja. Masalahnya, ada saja rekan kerja yang membuat energi positif terkuras karena sikapnya yang kurang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Psikolog Ratnasartika Aprilyani S.Psi, M.Si yang juga seorang mentoring perusahaan di Rearmo Business Center di Kalibata, Jakarta Selatan, menuturkan kriteria umum rekan kantor yang sikapnya merugikan atau biasa dikenal dengan istilah toxic people.
“Jenis rekan kerja yang toxic bermacam macam. Ada yang senang mengeluh, senang membuat gosip, menunda-nunda pekerjaan, dan sombong,” ucapnya saat dihubungi kumparanWOMAN pada Senin (14/10).
Memiliki rekan kerja seperti itu, secara tidak langsung bisa mengganggu pikiran kita di kantor. Jadi bagaimana kita harus menanggapi rekan kantor yang bersikap toxic?
Ratnasartika menambahkan, untuk menghindari drama ketika berinteraksi dengan toxic people, kita bisa menghindari konflik dengan mereka. Kita juga harus berlatih agar tidak gampang terpancing emosi, dan juga mencoba bergaul dengan rekan kerja yang produktif.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya kita tidak memiliki kendali atas perilaku orang lain tetapi kita bisa mengubah cara kita berinteraksi dengan toxic people di lingkungan kantor.
Melansir Times of India, berikut 5 cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi rekan kerja yang toxic.
Tidak terbawa emosi
Ilustrasi rekan kerja toxic Foto: Shutterstock
Meski perilakunya kerap memancing emosi, usahakan kita tidak pernah terpancing. Banyak rekan kerja toxic yang menggunakan triknya untuk membuat orang lain emosi. Ketika kita terbawa emosi, itu hanya membuat situasi menjadi sulit bagi diri sendiri.
Bisa saja di depan ia akan terlihat sangat baik, namun diam-diam bisa saja kita dijelekkan di depan atasan. Jika hal itu terjadi pasti akan membuat kita sedih, marah dan terganggu. Dan itulah yang ingin mereka dapatkan. Jadi, usahakan untuk tidak terlalu dekat dan tetap bersikap dingin dengan orang seperti itu.
ADVERTISEMENT
Bergaul dengan orang produktif
Tidak semua rekan kerja bersikap toxic. Jadi bergaullah dengan rekan kerja lain yang membuat diri kita merasa nyaman dan produktif. Karena memang tujuan orang toxic ingin mengasingkan korbannya dari lingkungan sekitar. Jadi pastikan kita tidak menyerah dengan rencana jahat mereka, tetaplah bersosialisasi dengan orang-orang yang lebih baik dari mereka. Orang-orang yang produktif sudah tentu akan lebih membantu Anda untuk mencapai tujuan karier Anda.
Jangan mencoba membuktikan mereka salah
Sering kali kita merasa tergoda untuk membuktikan kesalahan mereka, tetapi hal itu hanya membuat mereka jadi termotivasi untuk mempermalukan kita. Ingat, kita tidak bisa memiliki kendali atas perilaku orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan sikap sendiri kan? Jadi jangan coba untuk menyalahkannya agar mereka sadar, justru orang seperti mereka tidak bisa menerima kesalahan.
ADVERTISEMENT
Abaikan tingkah mereka
Ilustrasi rekan kerja toxic Foto: Shutterstock
Memang sangat sulit mengabaikan tingkah rekan kerja yang toxic. Namun saat itulah kita belajar menata diri dan bangun kesabaran untuk mengabaikan orang-orang seperti itu. Setiap kali kita menemukan rekan kerja yang toxic, kerap bersikap kasar, dan asal bicara, ucapkan saja dalam hati “Syukurlah, saya tidak seperti dia.” Apa kita mau memperlakukan orang lain seperti rekan kerja kita yang toxic? Tentu saja tidak. Jika kita merasa bersikap lebih baik, akan mudah untuk mengabaikannya.
Jangan pernah menceritakan kehidupan pribadi
Kebanyakan rekan kerja yang toxic adalah manipulator hebat. Jadi, ketika menceritakan tentang urusan pribadi kita, malah itu seperti memberikan mereka senjata untuk menghancurkan kita. Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang kita bicarakan dengan rekan kerja seperti itu, sebab kita tidak pernah tahu cara yang dilakukan mereka untuk membuat kita kehilangan motivasi atau stres, sehingga pada akhirnya menghancurkan karier kita. Jagalah agar semua interaksi tetap sederhana dan profesional.
ADVERTISEMENT