news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tips Kesehatan: Berhentilah Membandingkan Diri dengan Orang Lain

5 November 2019 19:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan saling meremehkan perempuan lainnya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan saling meremehkan perempuan lainnya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
"Kadang, kita takut ketinggalan orang lain, padahal destinasi kita semua beda."
ADVERTISEMENT
Kurang lebih, inilah yang dikatakan Widya Arifianti--penulis lepas sekaligus lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia--dalam cuitannya yang kini viral. Dalam kurun waktu dua hari, cuitan yang dibuat pada Minggu (3/11) itu telah mendapatkan lebih dari 10 ribu retweet dan 6 ribu likes di Twitter. Ini seolah menggambarkan betapa banyaknya orang yang setuju dengan pendapat Widya--bahwa kita seharusnya tidak mengejar, maupun membandingkan diri dengan orang lain.
Hal ini pun menjadi menarik untuk diperhatikan. Terlepas dari banyaknya anjuran maupun tips kesehatan mental untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, bukankah tetap ada banyak orang yang melakukannya? Mengapakah hal ini terjadi?
Leon Festinger, psikolog sosial asal Amerika, menjelaskan fenomena ini lewat teori perbandingan sosial (social comparison). Mengutip penjelasan dalam situs harleytheraphy.co.uk, Festinger mengatakan, manusia memiliki keinginan untuk mengevaluasi dan mengetahui kenyataan mengenai dirinya sendiri. Selain itu, kita juga memiliki keinginan untuk menemukan cara mendefinisikan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Sementara, kita tidak bisa mencapai hal ini, bila kita tidak memiliki perbandingan situasi. Sehingga, bukan hal yang mengherankan bila kita berakhir membandingkan diri dengan orang lain, baik yang lebih beruntung maupun tidak.
Padahal, bila tidak memiliki konsep diri yang cukup kuat, ini hanya akan membuat kita merasa terombang-ambing. Terlalu banyak membandingkan diri juga dapat membuat kita merasa merana. Sehingga, demi kesehatan mental yang lebih baik, ada baiknya kita menimbang ulang kebiasaan ini.
Misalnya, dengan memperhatikan tiga alasan dalam tips kesehatan ini. Apa saja?
1. Hasil yang didapatkan tidak akan realistis
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
Apa yang kita dapatkan dari membandingkan diri dengan orang lain tidaklah realistis. Sebab, sebuah perbandingan seharusnya dilakukan dengan melibatkan dua hal yang memang setara, seimbang. Namun, pengalaman hidup orang tidak akan pernah sama maupun setara. Semirip apapun latar belakangnya, apapun yang dirasakan dan terjadi dalam kehidupan setiap orang pasti berbeda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bisa jadi, kita hanya membandingkan diri dengan apa yang terlihat pada permukaan kehidupan orang lain. Apalagi, bila kita hanya mengacu pada apa yang terpampang dalam akun media sosial seseorang.
Mengutip penjelasan Psychology Today, segala hal yang kita lihat dalam media sosial seseorang--termasuk pencapaian profesional, liburan mewah, hingga anak dan kekasih yang seolah sempurna--hanyalah sebagian dari kehidupan mereka. Meski nyata, itu tidak merepresentasikan siapa mereka secara keseluruhan.
Sehingga, apa yang kita dapatkan dari perbandingan hanyalah hasil semu yang tidak merepresentasikan kenyataan.
2. Membandingkan diri tidak selalu menjadikan kita lebih baik
Ilustrasi perempuan. Foto: Shutterstock
Saat membandingkan diri, ada kemungkinan seseorang akan melihat ‘ke bawah’ atau ‘ke atas’. Bila dilakukan sesekali, hal ini mungkin bisa membantu kita merasa lebih baik atau merasa termotivasi untuk menjadi lebih baik. Namun, bila berlebihan, perbandingan ini tetap akan memberikan efek negatif pada kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Ketika membandingkan diri dengan orang yang jauh lebih sukses, kita bisa merasa tertekan. Terutama, bila kita tidak memiliki kemampuan, tekad, maupun sumber daya yang cukup untuk bisa mengejar posisi mereka. Alih-alih merasa termotivasi, kita justru akan merasa rendah diri. Ini bisa menghambat dalam mencapai tujuan hidup, juga mengurangi semangat untuk menjadi lebih baik lagi.
Sementara, membandingkan diri dengan orang yang dirasa kurang beruntung juga tak selalu baik. Dalam situs Lifehack.org, Deborah Fike, Director of Educational Outreach dari perusahaan game pendidikan asal Amerika, Spotkin, menyebutkan, hal ini mungkin bisa membantu kita menaikkan rasa percaya diri. Namun, kita juga bisa jadi lebih egois karenanya. Bila dilakukan secara berlebihan, bukan tak mungkin kita akan jadi keras kepala dan sulit melihat kekurangan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, membandingkan diri dengan orang sekitar yang memiliki profil mirip dengan kita juga bisa memiliki efek negatif. Terutama, bila kita melakukannya hanya untuk mendapatkan justifikasi dari tindakan yang seharusnya dilakukan. Pada akhirnya, tak satupun perbandingan yang memiliki efek benar-benar positif.
3. Membandingkan diri bisa merusak hubungan kita dengan orang lain
Ilustrasi Pertemanan Foto: Pixabay
Efek negatif lain yang bisa terjadi adalah rusaknya hubungan dengan orang yang bersangkutan. Terutama, bila orang ini sebenarnya merupakan teman atau orang terdekat kita.
Disadari atau tidak, saat membandingkan diri dengan orang lain, kita mungkin akan merasa iri dengan mereka. Padahal, akan sulit untuk berteman dan memberikan dukungan kepada orang yang membuat kita iri dan cemburu. Sehingga, lebih baik untuk tidak membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, terutama teman dekat.
ADVERTISEMENT