Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Semakin meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap budaya K-Pop dan drama Korea, semakin meningkat pula keinginan orang-orang untuk berkunjung ke Korea Selatan. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh seorang perempuan bernama Nathania Astria yang mendirikan Backpacker Korea , jasa land tour dan private tour dengan konsep backpacker pada 2013 silam.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang akrab disapa Nia ini adalah seorang lulusan arsitek yang akhirnya 'banting setir' menjadi pemandu wisata 'dadakan' karena kecintaannya pada budaya K-Pop. Bahkan kini, Nia telah mengukuhkan Backpacker Korea menjadi sebuah merek usaha dagang yang telah memiliki kantor sendiri serta berkesempatan untuk memandu para selebriti Indonesia seperti Chelsea Olivia dan Natasha Rizky.
Ladies, Anda tertarik ingin menjadi seorang pemandu wisata atau berbisnis di bidang pariwisata? Kepada kumparanWOMAN, Nia yang telah menjalani bisnis ini selama enam tahun turut membagikan tipsnya. Apa saja?
1. Banyak mencari tahu tentang lokasi wisata yang dituju
Memiliki pengetahuan tentang negara yang dituju menjadi salah satu persyaratan 'wajib' yang tidak tertulis bagi para pemandu wisata. Sebagai seorang tour guide, Anda harus mengetahui lokasi-lokasi yang cocok dan sesuai dengan turis Indonesia, mulai dari lokasi wisata, ke mana turis Indonesia ingin diajak pergi, tempat membeli oleh-oleh dengan harga miring, termasuk pula restoran yang cocok dengan lidah orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Pelajari bahasa di negara tersebut
Jika Anda berniat menjadi tour guide pribadi di suatu negara, maka pelajarilah bahasa yang digunakan di negara tersebut. Sama halnya seperti Nia yang mengambil kursus bahasa Korea selama 1 tahun di Seogang University Korea.
Setelah mahir berbahasa Korea, Nia merasa lebih mudah memandu tur karena lebih mengerti tentang seluk-beluk Korea Selatan, termasuk juga mengendarai publik transportasi dan saat mencari restoran.
"Dulu saya tidak bisa bahasa Korea dan mereka tidak jago bahasa Inggris, jadi bicaranya pakai bahasa tubuh saja. Untuk mencari tahu apapun di internet, kalau pakai Google Map kurang akurat karena harus cari semua informasi dalam bahasa Korea, jadi cari di Naver (mesin pencarian buatan Korea). Bahkan, cari restoran yang ada namanya dalam bahasa Inggris juga harus cari dalam bahasa Korea," jelas Nia saat ditemui di kantor Backpacker Korea, Kelapa Gading, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
3. Mencari tempat baru yang jarang dikunjungi turis Indonesia
Salah satu tipikal turis Indonesia adalah gemar mengunjungi lokasi wisata yang anti-mainstream. Inilah yang Nia terapkan dalam setiap perjalanannya membawa rombongan tur yang jumlahnya maksimal 15 orang per grup. Sebisa mungkin Nia menyelipkan lokasi-lokasi wisata baru yang belum terjamah oleh turis Indonesia agar perjalanannya lebih bermakna.
"Jadi kita harus selipkan satu lokasi baru walaupun jaraknya agak jauh dari Seoul. Setelah saya pelajari, kalau mereka diajak ke tempat yang mereka belum pernah dengar sebelumnya itu sulit. Harus diselipkan itinerary-nya perlahan sampai mereka merasa familiar, baru kami ajak ke daerah lainnya," lanjut perempuan 29 tahun itu.
4. Sesuaikan tujuan wisata berdasarkan musim
Nia mengatakan, pemandu wisata independen mesti bisa mengatur destinasi wisata berdasarkan musimnya. Hal ini ia rasakan saat memandu wisata di musim gugur.
ADVERTISEMENT
"Saat musim gugur, kami tawarkan jalan-jalan ke luar Seoul seperti ke taman nasional Jangtaesan dan Naejangsan. Untuk musim semi dan panas di tahun depan, kami tidak ada jadwal ke Namsan Tower, Myeongdong, atau Gyeongbokgung. Tapi kami pergi ke Busan atau Kyeongju untuk melihat cherry blossom," lanjutnya.
Sesuaikan destinasi wisata dengan musim di negara tersebut, cari tempat-tempat yang memang populer tapi belum banyak dikunjungi oleh turis Indonesia. Dengan demikian, para turis akan merasakan sensasi perjalanan yang 'tidak biasa'.
5. Selalu berusaha menjaga kepercayaan tamu
Bagi Nia, kepercayaan tamu adalah hal penting baginya. Dalam menjalani bisnis ini, sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak mengecewakan tamu dan selalu maksimal dalam melayani tamu. Baginya, para tamu memiliki pengaruh dari mulut ke mulut, karena tak jarang ia justru mendapatkan tamu baru berdasarkan dari rekomendasi tamu-tamu sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Sama seperti Natasha Rizky dan Citra Kirana yang minta saya guide karena dapat rekomendasi dari Chelsea Olivia. Buat saya, tamu itu adalah marketing saya, jadi penting sekali untuk menjaga kepercayaan mereka," tutup Nia yang memandu wisata ke Korea empat kali setahun.