Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menjelang bulan peringatan Kanker Payudara yang jatuh setiap bulan Oktober, satu lagi pejuang kanker harus menyerah melawan kankernya.
ADVERTISEMENT
Tokoh Public Relations atau Kehumasan Indonesia yang dulunya merupakan pimpinan agensi PR, Fortune PR, Indira Abidin meninggal pada Selasa 20 Agustus 2019. Kabar itu diunggah oleh suami almarhumah, Siraj El Munir Bustami di media sosialnya. Indira Abidin meninggal di usia 50 tahun.
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roojiuun. Telah berpulang ke rahmatullah istriku tercinta Indira Abidin baru saja pukul 20.08 Hari Selasa 20 Agustus 2019 di RS Holistic Purwakarta,” tulisnya di Instagram.
Indiri Abidin yang juga merupakan putri dari pasangan Miranty Abidin, tokoh PR dan pakar Humas legendaris Indonesia dan Indra Abidin, tokoh periklanan terkemuka, diketahui mengidap kanker payudara sejak 2012.
Bersama seorang sahabatnya yang juga berjuang melawan kanker, Indira membentuk sebuah perkumpulan untuk membantu perempuan pengidap kanker Lavender Ribbon Cancer Support Group.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari website tamanlavender.com, dijelaskan awal terbentuknya grup ini adalah karena banyaknya pertanyaan yang datang ke Indira melalui blog pribadinya dari pejuang kanker lain. Indira pun meminta bantuan temannya Nita Yusuf yang juga berjuang mengatasi kanker untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Akhirnya mereka pun sepakat untuk membuat group di Whatsapp untuk mengumpulkan semua penyandang kanker dan memberikan bantuan secara kelompok.
Indira memang dikenal sebagai salah satu tokoh kehumasan yang disegani di Indonesia. Selain memimpin Fortune PR, Indira juga dikenal aktif sebagai pembicara dalam workshop serta seminar skala nasional maupun internasional. Pada 2012, Indira pernah terpilih sebagai satu dari 36 perempuan yang menerima penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia (API) 2012 atas kiprahnya sebagai seorang pemimpin perempuan.
ADVERTISEMENT
Seorang teman dekat Indira Abidin, Tenik Hartono, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Grazia Indonesia dan Majalah Ayah Bunda, mengungkapkan kenangannya bersama Indira kepada kumparanWOMAN.
"Indira Abidin saya kenal awalnya sebagai sesama alumni UI, tempat kami berkuliah. Tidak satu angkatan, beda jurusan pula. Pada sebuah acara di Balairung UI tahun 1998, ia menyapa saya yang kala itu sudah bekerja sebagai jurnalis majalah remaja. Pembicaraan kami tidak dalam, tidak banyak, karena begitulah di sebuah acara akademik, mana bisa ngobrol receh kan? Tapi ia meninggalkan kesan keren di mata saya: cantik wajah sekaligus cantik hati," ungkap Tenik.
Tenik juga mengenang Indira sebagai seorang yang rendah hati. "Kami saling berkabar walau lebih banyak melalui Facebook. Perempuan pintar yang penuh perhatian, selalu berpikir positif, dan ibadahnya kuat sekali. Saya sempat mengritiknya ketika ia memilih pengobatan alternatif untuk kankernya, 'ia menjawab manis, 'Apa yang aku yakini semoga baik untukmu juga Mbak Te,' cerita Tenik.
ADVERTISEMENT
Selamat jalan, Indira Abidin