Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
7 Kucing Liar Eksotis yang Kini Terancam Punah (Bagian 2)
16 September 2020 5:58 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yuk, berkenalan dengan beberapa kucing liar yang kini terancam punah. Beberapa diantaranya hidup di hutan Indonesia, lho :( bagian 1
ADVERTISEMENT
Borneo Bay Cat (Kucing Teluk Borneo/ Kucing Merah)
Kucing Teluk Borneo atau Kucing Kalimantan atau biasa juga disebut dengan kucing merah adalah kucing liar endemik Pulau Kalimantan yang keberadaannya sangat misterius. Informasi mengenai distribusi dan ekologi tentang mereka sangat terbatas. Hingga saat ini jumlah populasi kucing ini belum dapat dipastikan, namun statusnya termasuk dalam hewan dilindungi yang sangat terancam punah.
Kucing merah memiliki panjang tubuh sekitar 53 cm dengan panjang ekor mencapai 39 cm. Studi dan penelitian mendalam mengenai habitat dan ekologi kucing merah sangat diperlukan untuk konservasi.
Kucing merah sangat menggantungkan hidupnya pada keberadaan hutan, sehingga laju deforestasi yang semakin tinggi sangat mengancam keberadaan kucing asli Kalimantan ini. Kucing merah juga menghadapi perburuan liar yang dilakukan oleh manusia, yang mengincar kulitnya untuk kemudian dijual secara ilegal. Perlindungan hukum atas hak kucing dan penegakan hukum sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup kucing merah.
Flat-Headed Cat (Kucing Dampak/ Kucing Kepala Datar)
ADVERTISEMENT
Kucing Dampak, Prionailurus planiceps, adalah salah satu kucing liar yang hidup di Sumatra, Kalimantan, dan Semenajung Malaya. Kucing Dampak masuk dalam daftar merah sebagai hewan terancam punah sejak 2008. Kurangnya pengetahuan mengenai kucing ini menghambat penilaian ancaman, status konservasi, dan kebutuhan ekologis untuk melindungi spesies yang menggemaskan ini.
Kucing Dampak seukuran kucing domestik pada umumnya. Kucing ini diyakini sebagai hewan soliter dan nokturnal. Sebagian besar penampakan mereka berjalan di tepi sungai dan juga terlihat berenang melintasi sungai. Jika dibandingkan dengan Kucing Pemancing, Kucing Dampak memiliki jari-jari kaki yang lebih berselaput. Rahang Kucing Dampak cukup panjang, sempit dan gigi runcing ke belakang sebagai adaptasi untuk menangkap dan menahan mangsa licin seperti ikan dan katak. Beberapa peneliti mengatakan Kucing Dampak mungkin lebih pantas diberi nama ‘kucing pemancing’ daripada spesies yang sudah memiliki nama itu.
ADVERTISEMENT
Kucing dampak adalah salah satu spesies kucing yang paling tidak dikenal di dunia, baik bagi komunitas ilmiah maupun masyarakat lokal yang tinggal di dekatnya. Peran pemerintah, akademisi, dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk menjaga habitat asli Kucing Dampak.
Iberian Lynx
Iberian Lynx merupakan spesies terancam punah yang populasinya hanya sekitar 400 ekor saja. Berasal dari Semenanjung Iberia, Lynx Iberia adalah ahli dalam memburu kelinci. Pola diet dan aktivitasnya pun sangat selarang dengan aktivitas mangsa utamanya yaitu kelinci eropa. Lynx dewasa membutuhkan satu kelinci per hari, dan kelinci betina yang memiliki anak membutuhkan tiga kelinci setiap hari.
Jumlah Iberian lynx berkurang dengan cepat akibat hilangnya habitat mereka. Semak belukar dikonversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan pinus dan kayu putih. Pembangunan bendungan, jalan raya, dan rel kereta api juga merambah habitat aslinya. Iberian lynx juga masih menjadi korban tabrak mobil, anjing liar, dan perburuan oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Setidaknya pada tahun 2015 status Iberian lynx diturunkan dari Critically Endangered menjadi Endangered. Sebuah kemajuan yang sangat berarti!
Fishing Cat (Kucing Pemancing)
Kucing penangkap ikan yang terdaftar sebagai hewan rentan punah ini memiliki populasi yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Di beberapa daerah jelajahnya seperti Vietnam, Laos, dan Jawa, para ilmuwan yakin kucing pemancing sudah punah.
Kucing pemancing hidup di sepanjang sungai dan rawa bakau di Asia, terutama di India, Bangladesh, dan Sri Lanka. Mereka ada perenang yang handal dan bergantung pada lahan basah untuk sumber makanan mereka. Sebuah studi melakukan analisis kotoran kucing pemancing di India dan mengungkapkan bahwa 76% makanan kucing pemancing adalah ikan, dan sisanya adalah burung, serangga dan hewan pengerat.
ADVERTISEMENT
Saat ini kucing pemancing menghadapi ancaman manusia pemburu, dan kerusakan lahan basah yang menjadi habitat dan sumber makanan utama kucing pemancing. Kerjasama pemerintah dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam.
Sumber: https://wildcatconservation.org/wild-cats/