Apakah Tipe Golongan Darah Berpengaruh Pada Risiko Terkena COVID-19?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Juli 2021 7:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada perbedaan pendapat di antara para peneliti tentang hal ini. Yuk, simak ulasan beberapa penelitian selama dua tahun terakhir, tentang tipe golongan darah dan risiko penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Golongan darah manusia ditentukan oleh molekul gula spesifik yang ditambahkan ke protein/lipid dalam sel darah. Orang dengan golongan darah A membawa antigen gula A, golongan darah B membawa antigen gula B, golongan darah AB membawa antigen gula A dan B, sementara itu golongan darah O tidak membawa antigen gula A maupun B.
Apakah tipe golongan darah berpengaruh pada tingkat risiko terkena COVID-19 dan apa alasannya, belum dapat dijelaskan dengan tepat. Namun, beberapa studi mengumpulkan data pasien covid untuk mencari jawaban.
Ilustrasi virus COVID-19 | Foto: Kumparan
Team tipe golongan darah berpengaruh
Pada pertengahan tahun lalu, sebuah studi genetik dilakukan pada lebih dari 1.610 pasien COVID-19 di Italia dan Spanyol. Studi tersebut menemukan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami gagal nafas daripada orang dengan golongan darah O.
ADVERTISEMENT
Temuan tersebut memperkuat gagasan di awal pandemik global, bahwa –entah bagaimana− golongan darah O lebih melindungi dari penyakit, sedangkan golongan darah A cenderung lebih rentan terhadap penyakit.
Sementara itu, sebuah studi lain yang dilakukan oleh perusahaan genomic pribadi 23andMe merilis hasil awal dari penelitian terhadap 750.000 orang. Perusahaan tersebut menemukan bahwa orang dengan golongan darah O lebih kecil 9-18% kemungkinannya terkena COVID-19 dibandingkan dengan orang dengan tipe golongan darah lain.
Selain itu beberapa laporan penelitian menunjukkan kesimpulan yang sejalan dengan dua penelitian di atas, termasuk pracetak dari Wuhan, rumah sakit New York, dan studi peer-review dari Wuhan.
Namun begitu, Fumiichiro Yamamoto, seorang imunohematologis di Josep Carreras Leukemia Research Institute di Barcelona, mengatakan bahwa sulit untuk bicara banyak tentang hasil temuan oleh 23andMe. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mempublikasikan datanya.
ADVERTISEMENT
Data dari epidemic SARS tahun 2003 juga mendukung ide sifat perlindungan penyakit pada golongan darah O. Sebuah laporan tahun 2005 menganalisis dampak pada 45 nakes di RS Hong Kong yang terekspos oleh satu pasien SARS-CoV-1. Hasilnya dari 19 orang bergolongan darah O, hanya 8 terinfeksi, tetapi dari 26 orang bergolongan darah lain, 23 terinfeksi.
Namun, ide golongan darah O lebih protektif tidak sejalan dengan epidemiologi COVID-19 di AS. Golongan darah O yang umum di antara Afrika-Amerika, ternyata mengalami tingkat infeksi yang sangat tinggi.
Team tipe golongan darah TIDAK berpengaruh
Sebuah makalah oleh Sunny Dzik dkk, yang dipublikasikan pada Juni 2020, melaporkan bahwa mereka tidak menemukan perbedaan signifikan dalam distribusi golongan darah dan hubungannya dengan risiko sakit parah dan meninggal akibat COVID-19. Studi ini dilakukan pada sebuah RS dengan 957 pasien COVID-19 dimana 135 diantaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian itu sejalan dengan penelitian dari kelompok peneliti independen dari RS yang sama. Mereka mengemukakan bahwa meskipun orang dengan golongan darah O tampak sedikit kurang rentan, namun tidak ada hubungan antara golongan darah dengan COVID-19 parah.
Kini penelitian tentang hubungan antara golongan darah dan COVID-19 cukup banyak muncul, namun hubungan keduanya tampak lemah. Laura Cooling, direktur imunohematologi di University of Michigan, mengatakan bahwa peran golongan darah ABO dalam COVID-19 tampak lebih kecil dibandingkan dengan faktor risiko bawaan lainnya.
Sumber: 1 dan 2