Konten dari Pengguna

Fakta-fakta Menarik tentang Jerapah (2)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
25 Juli 2019 21:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hewan berleher panjang ini masih memiliki fakta-fakta menarik lain yang sebaiknya kamu ketahui.
ADVERTISEMENT
Apa saja fakta-fakta tersebut? Berikut beberapa di antaranya:
Mereka suka bangkai
Jerapah. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Seorang fotografer pada National Geographic, Corinne Kendall mengunjungi sebuah cagar alam di Afrika beberapa tahun yang lalu. Di dalam cagar alam nasional Masai Mara di Kenya, ia mengambil beberapa gambar yang cukup mengejutkan. Dalam gambar-gambar yang ia ambil, ada dua jerapah sedang sibuk menggerogoti wildebeest yang sudah menjadi bangkai. Mereka bukan hanya memakan wildebeest tersebut, tapi mereka juga beberapa kali melemparkannya ke udara. Hal ini tentu saja agak bertentangan dengan citra jerapah yang terkenal sebagai hewan herbivora yang lembut.
Beberapa ahli pun memeriksa gambar-gambar tersebut dan berpendapat bahwa preferensi makanan jerapah tidak berubah, mereka masih tetap hewan herbivora. Apa yang dilakukan jerapah di dalam gambar tersebut kemungkinan besar adalah aktivitas osteofagi, yaitu sebuah praktik mengonsumsi tulang yang dilakukan oleh hewan-hewan herbivora. Kebanyakan tumbuhan yang menjadi makanan hewan herbivora minim akan fosfat dan kalsium. Agar tulang-tulang mereka tetap sehat, jerapah pun menggerogoti tulang wildebeest.
ADVERTISEMENT
Di lain kesempatan, jerapah lainnya juga tertangkap kamera sedang menjilati tulang tengkorak kerbau yang sudah mati. Seorang ahli yang memeriksa gambar-gambar Kendall mengatakan bahwa ia secara reguler kerap melihat jerapah melakukan hal tersebut. Dalam satu tahun, rata-rata ia melihat enam kali aktivitas osteofagi oleh jerapah.
Ada jerapah yang berwarna putih
Pada tahun 2017, sebuah warga desa di daerah Garissa, Kenya melihat dua ekor jerapah. Jerapah-jerapah tersebut bukanlah jerapah biasa, melainkan jerapah putih. Ia pun menginformasikan hal tersebut kepada para ahli konservasi dan kedua jerapah tersebut pun segera dilacak. Mereka hidup dalam tempat yang cukup baik untuk hewan langka yaitu cagar alam Ishaqbini Hirola.
ADVERTISEMENT
Spesies kedua jerapah tersebut diidentifikasi sebagai spesies yang sangat rentan. Keduanya juga masih memiliki hubungan darah yaitu ibu dan anak. Ketika sang ibu mencium adanya bahaya, ia pun dengan segera dan secara tenang menyembunyikan anaknya di antara semak-semak dan memposisikan dirinya di antara anaknya dan orang-orang yang sedang berusaha merekam mereka dalam jarak beberapa meter.
Para ahli tidak hanya berhasil mendokumentasikan keindahan dari jerapah putih tersebut, namun juga berhasil mendokumentasikan spesimen jerapah pertama yang memiliki leucisme, yaitu sebuah kondisi genetik yang mencegah pembentukan pigmen secara normal di dalam sel kulit. Leucisme berbeda dengan albino dimana pada kasus leucisme pigmen gelap masih dapat berkembang di dalam jaringan halus. Itu dia mengapa ibu dan anak jerapah tersebut masih memiliki mata yang gelap dan beberapa warna di bagian tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Jerapah juga terancam punah
Kondisi mengkhawatirkan yang terjadi apada gajah Afrika sudah diketahui secara luas. Saat ini hanya ada sekitar setengah juta gajah liar yang hidup di alam bebas. Tapi tahukah kamu kalau angka tersebut masih lebih baik dari pada jumlah jerapah liar yang masih ada, yaitu sekitar 90 ribu ekor saja. Pada 15 tahun terakhir, populasi jerapah menurun drastis sebanyak 40 persen akibat berkurangnya habitat alami jerapah dan perburuan liar. Jerapah sudah dinyatakan punah di tujuh negara Afrika.
Meskipun begitu, status resmi mereka adalah “Rentan” dan bukan “Terancam punah” seperti gajah Afrika.
Pada tahun 2016, para ahli konservasi sadar bahwa ada sumber minyak di Uganda dan pencarian akan dilakukan di Taman Nasional Murchison Falls. Sekelompok jerapah yang rentan hidup di salah satu sisi sungai Nil dan sayangnya sisi tersebut adalah sisi dimana ada minyak yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah misi untuk memindahkan 20 ekor jerapah liar pun dijalankan. Mereka dimasukkan ke dalam kapal feri dan dibebaskan di sisi lain sungai Nil. Jerapah-jerapah tersebut pun selamat, namun menurut para peneliti yang mengikuti mereka, jerapah-jerapah tersebut memiliki tingkah laku yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Pada malam hari, jerapah-jerapah tersebut secara bergantian berjaga-jaga dari predator ketika yang lainnya tertidur.