Sains Di Balik Tanaman Varigata - Bagian 1

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2020 7:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monstera deliciosa Albo-Variegata, yang banyak diburu kolektor. Gambar disediakan oleh WIkimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Monstera deliciosa Albo-Variegata, yang banyak diburu kolektor. Gambar disediakan oleh WIkimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu melihat tanaman dengan daun yang berwarna-warni selain warna hijau daun, seperti kuning atau putih? Daun warna-warni ini banyak dimiliki terutama oleh tanaman hias dan disebut sebagai varigata. Varigata sendiri adalah terminology yang digunakan ketika terdapat variasi warna pada satu tanaman tunggal. Yuk kita simak pembahasannya lebih lanjut!
ADVERTISEMENT
Kata Varigata atau Variegation dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Bahasa Latin variegatus yang berarti “terdiri dari variasi beberapa warna”. Penambahan kata “variegata” pada nama latin tanaman menandakan tanaman ini ditemukan di habitat aslinya dengan ciri varigata. Sedangkan pada umumnya tanaman varigata adalah hasil pembudidayaan. Apabila tanaman ini hasil budidaya, penamaanya menambahkan kata “Variegata”.
Daun Varigata Sedikit Klorofil
Daun yang tervarigasi atau memiliki semburat warna putih, kuning atau warna lain memiliki kandungan klorofil yang lebih rendah dibandingkan dengan daun yang berwarna hijau penuh. Hal ini menyebabkan daun-daun berwarna-warni ini lebih tidak terlalu efisien dalam melakukan fotosintesis. Begitu pula dengan daun-daun yang berwarna hitam, ungu, merah atau pink.
Daun Epipremnum aureum atau SIrih Gading yang tervarigasi. Gambar disediakan oleh WIkimedia Comons
Dengan kandungan klorofil yang lebih sedikit mereka menjadi tidak efisien dalam berfotosintesis. Dan apabila tanaman-tanaman varigata ini kekurangan sinar matahari, bagian daun yang berwarna akan berubah menjadi hijau. Daun akan secara alami membentuk klorofil pada bagian yang tidak berwarna hijau untuk membantu meningkatkan proses penyerapan energi. Sedangkan ada beberapa tanaman varigata tertentu tidak bisa terkena matahari langsung karena bagian daunnya yang berwarna tidak hijau tidak tahan cahaya matahari langsung dan bisa terbakar. Itu sebabnya tanaman-tanaman hias varigata terkadang sangat “tricky” dalam perawatannya.
ADVERTISEMENT
Secara umum oleh para pecinta tanaman, tanaman varigata dikelompokkan menjadi empat jenis varigata, yakni varigata pola Chimeral, varigata pola Genetik, varigata dengan pola berkilap atau menggelembung dan varigata karena serangan penyakit. Akan kita bahas lebih lanjut mengenai tipe-tipe ini di Bagian 2.
Tidak efektif dalam menyerap energi tapi bertahan secara alami
Seperti telah dibahas sebelumnya, tanaman varigata lebih tidak efisien dalam penyerapan energi matahari untuk berfotosintesis dibandingkan dengan tanaman yang memiliki daun berwarna hijau secara keseluruhan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana tanaman-tanaman varigata bertahan secara alami dengan adanya kelemahan ini?
Keladi-keladian varigata yang cantik. Gambar oleh Madison Inouye dari Pexels
Namun ternyata yang menjadi kelemahan dalam satu sisi dapat menjadi kelebihan. Dengan adanya corak dan variasi warna, menyebabkan tanaman varigata mudah berkamuflase. Diungkapkan oleh Thomas Givnish dari Universitas Wisconsin, kemampuan kamuflase ini yang menyebabkan tanaman varigata akan terhindar dari bahaya dimakan oleh hewan pemakan tanaman. Lolos dari seleksi alam ini yang menyebabkan tanaman varigata bisa secara alami bertahan di habitat aslinya. Meskipun tanaman varigata tidak mampu menandingi tanaman sejenis yang bukan varigata, dalam hal penyerapan energy dan kemampuan fotosintesis jika kedua tanaman tersebut dibandingkan.
ADVERTISEMENT
Kontroversi seputar tanaman varigata
Beberapa tanaman varigata ketersediaannya di pasar dan alami relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang tidak varigata untuk spesies yang sama. Hal ini menyebabkan tanaman varigata menjadi relatif lebih mahal dan banyak diburu oleh kolektor tanaman hias. Namun sayangnya, tingginya minat terhadap tanaman varigata memunculkan banyak tren “mewarnai” tanaman dengan beragam metode untuk menjadikan tanaman tersebut “varigata” dan lebih mahal untuk dijual. Salah satu kasusnya adalah dengan tanaman Philodendron “Pink Congo” yang ingin menyaingi Philodendron "Pink Princess". Philodendron Congo dengan warna pink cerah untuk daun-daun mudanya menuai kontroversi. Karena saat kemunculannya, tanaman ini diklaim sebagai tanaman langka dan dihargai terlalu tinggi. Diketahui kemudian bahwa tanaman ini adalah tanaman yang sengaja diberikan zat kimia tertentu yang dapat menginduksi warna pink pada daun mudanya. Zat kimia ini menghalangi daun membentuk klorofil.
Philodendron Pink Princess yang cukup mahal. Gambar oleh Huy Phan dari Pexels
Kebohongan ini mulai tercium ketika tanaman Pink Congo yang telah sampai di tangan-tangan konsumen dan pecinta tanaman setelah beberapa waktu tertentu daun-daun yang berwarna pink kemudian berubah menjadi hijau. Dan si Pink Congo tidak lagi mengeluarkan daun baru yang berwarna pink. Hal ini disebabkan oleh tanaman telah kehabisan zat yang menghalangi pembentukan klorofil. Sehingga klorofil terbentuk secara alami setelah beberapa waktu.
Philodendron "Pink Congo". Gambar disediakan oleh Pinterest
Baca Bagian 2 di sini.
ADVERTISEMENT
FAN untuk Lampu Edison
Sumber 1, 2, 3, dan 4