Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Tentara Jepang yang Terus Berperang 29 Tahun Setelah Jepang Menyerah
12 Desember 2017 19:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karena mereka ketinggalan berita saat berperang di perang dunia 2.
ADVERTISEMENT
Lelaki ini adalah Hiroo Onoda bersama dengan 3 anggota timnya. Awalnya Onoda bekerja di sebuah perusahaan di Cina, sampai kemudian ia mendapat panggilan menjadi tentara perang dunia. Ia dilatih untuk mejadi mata-mata dan melakukan strategi Geurilla warfare, yaitu membentuk grup kecil yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, mengacau di barak musuh kemudian kabur secepat-cepatnya setelah mengumpulkan informasi.
Pada tahun 1944 Onoda dikirim ke pulau Lubang di Filipina bersama beberapa grup kecil lain. Ia memimpin 3 anak buah. Ia telah diberi pesan untuk tidak bunuh diri apapun yang terjadi, karena ia dijanjikan akan dijemput setelah perang usai. Mereka keluar masuk hutan, mengacau di barak lawan seperti biasa. Sampai kemudian grup Onoda adalah salah satu dari sedikit grup yang bertahan hidup. Grup Onoda bertahan hidup dengan bertani, memanjat kelapa, mengumpulkan buah-buahan selama bertahun-tahun. Sampai suatu hari mereka menerima surat dari penduduk lokal yang mengatakan “Perang sudah berakhir 15 Agustus yang lalu.. Turunlah dari gunung.” Namun, Onoda dan kawan-kawanya menganggap informasi itu hanya merupakan propaganda musuh. Mereka berfikir tidak mungkin Jepang kalah secepat itu, tentu saja mereka tidak tahu soal bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Beberapa bulan kemudian sebuah helikopter terbang di atas hutan menyebarkan selebaran berisi perintah menyerah dari Jendral Yamashita ke seantero hutan. Lagi-lagi, grup Onoda menganggap itu hanya strategi musuh.
ADVERTISEMENT
Karena strategi selebaran ini tidak berhasil, pesawat Jepang kemudian menjatuhkan koran, foto-foto, testimoni keluarga tentara, termasuk menggunakan pengeras suara untuk membuat tentara-tentara itu menyadari situasi mereka dan agar mereka segera pulang. Strategi ini juga masih dipercayai sebagai hoax oleh Onoda dan kawan-kawannya. Tahun demi tahun berlalu. Onoda dan grupnya heran saat melihat semua orang yang mereka temui telah berpakaian sipil. Lambat laun mereka mencurigai siapapun yang mereka temui, termasuk kawan tentara mereka yang datang dan mengingatkan mereka agar segera pulang.
Belasan tahun kemudian, satu persatu kawan Onoda menyerah atah terbunuh oleh pasukan patroli Filipina, tinggallah Onoda seorang diri. Setelah menghabiskan 29 tahun di hutan belantara, seorang traveller Jepang bernama Suzuki datang ke hutan itu dengan misi menemukan Onoda. Ia kemudian menemukan Onoda, mencoba meyakinkannya bahwa perang sudah berakhir 29 tahun yang lalu. Ia bahkan kembali ke Jepang, membawa mayor Taniguchi yang telah pensiun dan bekerja di toko buku untuk mendatangi Onoda. Mayor Taniguchi adalah orang yang memberi perintah secara langsung pada Onoda sebelum ia dikirim ke Filipina. Setelah tahu ia menghabiskan 29 tahun hidupnya dengan sia-sia, Onoda sangat terpukul. Ia bahkan telah melakukan pengrusakan, membunuh 30 warga sipil karena ia kira perang masih berlangsung. Ia kemudian menyerahkan samurainya pada presiden Filipina saat itu, Ferdinand Marcos.
ADVERTISEMENT
Di mata kita mungkin Onoda adalah orang konyol yang bodoh. Namun, hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran adalah tidak semua orang yang berpegang teguh pada apa yang mereka percaya akan selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Selain itu Onoda adalah satu contoh yang sangat jarang kita temui, seorang yang sangat dedikatif terhadap negaranya. Ia bertahan hidup di lingkungan yang sangat sulit selama 30 tahun, menghadapi situasi (yang ia kira) sebagai bahaya di setiap sudut. Ia berjuang untuk negaranya dan tidak pernah mengenal kata menyerah. Itu adalah sesuatu yang sangat terhormat yang sangat jarang kita temui pada saat ini.
Sumber : TodayIFoundOut
Sumber Gambar : TheSTATWorld