Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
The Aral Sea: Tragedi Mengeringnya Danau Terluas Keempat Di Dunia (2)
16 Juni 2019 16:11 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hanya dalam jangka waktu empat dekade, Laut Aral mengalami perubahan fisiografi yang sangat signifikan. Laut Aral yang dahulu sebuah satu kesatuan hamparan danau kini terpecah menjadi tiga bagian danau-danau yang lebih kecil. Penyusutan air juga menimbulkan konsekuensi lingkungan di sekitar wilayah Aral. Bagaimana masa depan Laut Aral?
ADVERTISEMENT
Terpecahnya Laut Aral
Pada tahun 1989, penyusutan air yang drastis menyebabkan Laut Aral terbagi menjadi dua bagian. Dua danau tersebut adalah danau "Laut Besar" terbentuk di bagian selatan dan danau "Laut Kecil" di bagian utara. Kedua danau tersebut masing-masing memiliki tingkat salinitas hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari tingkat salinitas Laut Aral di tahun 1960.
Pada akhir tahun 2000, Laut Besar menyusut menjadi dua danau terpisah menjadi danau barat yang panjang dan sempit, dan danau timur yang lebih luas. Permukaan air turun hingga 36 meter di atas permukaan laut, dan volume telah berkurang tiga perempat dari volume awal di tahun 1960. Pada tahun 2000 sudah hampir tidak ada air sungai Amu Darya dan Syr Darya yang mencapai Laut Aral.
Konsekuensi lingkungan
ADVERTISEMENT
Penyusutan Laut Aral menimbulkan banyak masalah lingkungan di sekitar wilayah tersebut. Pada tahun 1989 Laut Aral telah kehilangan lebih dari setengah volume air Laut Aral di tahun 1960. Akibatnya tingkat salinitas dan mineral meningkat dengan sangat tajam sehingga air tidak layak digunakan untuk konsumsi minum. Selain itu banyak jenis organisme dan ikan yang tidak dapat bertahan hidup di kondisi air seperti itu, menyebabkan produksi ikan menurun drastis. Industri perikanan di sepanjang Laut Aral banyak yang tumbang. Garis pantai yang mundur jauh hingga ratusan kilometer dan kondisi lingkungan yang berubah menyebabkan iklim lokal ikut berubah. Hilangnya badan air yang sedemikian besar membuat suhu musim panas dan musim dingin di sekitar Laut Aral terasa lebih ekstrim.
ADVERTISEMENT
Surutnya air menyebabkan pulau-pulau yang dahulu terpisah oleh air kini menyatu menjadi semenanjung daratan. Sebuah pulau bernama Vozrozhdenya dahulu adalah tempat pengujian rahasia untuk pembuatan senjata biologis Soviet selama Perang Dingin berlangsung. Agen penyakit tularemia, penyakit pes, cacar, dan bakteri antraks dikuburkan di situs di pulau tersebut. Pada tahun 1971 kasus cacar menyebar ke kota Aral, diduga berasal dari virus cacar yang terbawa oleh kapal yang mendekat ke Pulau Vozrozhdenya. Tiga di antara sepuluh orang yang terinfeksi cacar meninggal dunia, menyebabkan upaya vaksinasi secara besar-besaran pada 50.000 penduduk kota Aral.
Pada tahun 1999 spora antraks yang masih hidup ditemukan di situs tersebut. Pada pertengahan tahun 2001, Pulau Vozrozhdenya menyatu dengan dengan dataran pulau utama mengakibatkan meningkatkan aksesibilitas ke situs tersebut. Sehingga pada tahun 2002 tim pekerja khusus dari Amerika Serikat membersihkan situs berbahaya tersebut dari sisa-sisa senjata biologis yang masih hidup.
Selain itu isu kesehatan menjadi masalah yang tak kalah penting. Salah satu wilayah di sekitar Aral bernama Karakalpaks, ditimpa masalah kesehatan yang ditimbulkan debu beracun yang terkontaminasi oleh garam, pupuk, dan pestisida. Akibatnya penduduk daerah tersebut mengalami masalah kesehatan dengan tingkat keparahan yang sangat tinggi. Penyakit seperti kanker tenggorokan, anemia, penyakit ginjal, dan tingkat kematian bayi di wilayah ini termasuk yang tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Masa depan Laut Aral: Optimisme dan Harapan
Dalam upaya akhir penyelamatan sebagian Laut Aral, Kazakhstan dibantu oleh Bank Dunia membangun bendungan di antara bagian utara dan selatan Laut Aral. Tanggul dan bendungan bernama Kok-Aral yang selesai pada tahun 2005, berfungsi untuk memisahkan dua badan air dan mencegah aliran air dari Aral Utara menuju Aral Selatan. Bendungan tersebut membawa perubahan positif yang cukup signifikan. Bendungan Kok-Aral mampu memulihkan industri perikanan di Aral Utara. Saat Laut Aral mencapai tingkat salinitas tinggi, hanya ada satu spesies ikan yang bertahan yaitu ikan flounder. Namun ketika bendungan Kok-Aral selesai dibangun, tingkat salinitas Laut Aral mulai menurun. Kondisi ini mendorong kembalinya spesies ikan air tawar melalui sungai Syr Darya.
ADVERTISEMENT
Meski Laut Aral masih jauh dari kata pulih, namun kembalinya spesies ikan tawar ke Laut Aral Utara memberikan harapan pada penduduk Aral.
Sumber:
https://earthobservatory.nasa.gov/images/1396/the-shrinking-aral-sea
Micklin, Philip. 2010. The past, present, and future Aral Sea. Lakes & Reservoirs: Research and Management 2010 15: 193–213.
Micklin, Philip. 2016. The future Aral Sea: Hope and Despair. Environ Earth Sci (2016) 75:844.