Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Pakai Metode Web Spider, Dosen Itera Lakukan Rehabilitasi Terumbu Karang
10 Maret 2022 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Tanggamus - Akademisi Itera dari prodi Sains Lingkungan dan Kelautan (SLL) melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM), yaitu rehabilitasi terumbu karang yang ada di Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus.
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Lampung, Teluk Kiluan yang berlokasi di Kelumbayan, Tanggamus, saat ini mengalami kondisi kerusakan sebagian terumbu karangnya. Kerusakan tersebut merupakan dampak dari aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dengan menggunakan bom.
Sebagai upaya merehabilitasi kondisi terumbu karang di Teluk Kiluan, dosen dan mahasiswa Program Studi Sains Lingkungan dan Kelautan (SLL) Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan transplantasi terumbu karang di daerah tersebut. Kegiatan yang menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) diharapkan dapat memulihkan kondisi terumbu karang Teluk Kiluan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan transplantasi terumbu karang Teluk Kiluan dimotori oleh Dosen Prodi SLL Itera, Adib Mustofa. Kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak November 2021. Hingga saat ini, monitoring dari kegiatan transplantasi masih terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Adib menjelaskan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi banyaknya terumbu karang di Pulau Kelapa, Teluk Kiluan yang rusak dan perlu untuk ditransplantasi. Meskipun selama ini atraksi utama yang menarik wisatawan di Teluk Kiluan adalah lumba-lumba, namun dengan adanya kegiatan transplantasi terumbu karang, diharapkan dapat menambah interaksi wisata tambahan berupa taman bawah laut.
"Setelah kami survey, kondisi terumbu karang di Pulau Kelapa Teluk Kiluan banyak yang patah. Kemungkinan akibat aktivitas manusia seperti pengeboman yang mengakibatkan rusaknya terumbu karang," ujar Adib.
ADVERTISEMENT
Metode yang digunakan dalam transplantasi terumbu karang di lokasi tersebut adalah metode web spider atau jaring laba-laba. Metode ini dipilih karena setelah dilakukan survey dianggap lebih efektif dari pada metode lainnya.
Lebih lanjut, Adib menjelaskan kegiatan rehabilitasi terumbu karang juga dibantu oleh beberapa mitra kerjasama seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Penggawa. Komunitas ini memiliki peran merehabilitasi dan mendukung kawasan konservasi Teluk Kiluan dan wilayah sekitarnya.
Dalam kegiatan yang melibatkan mahasiswa, Adib mengatakan, transplantasi tidak ada kendala berarti, selain kondisi cuaca yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air laut, dan arus ketika hujan. Sejak dilaksanakan November lalu, kegiatan monitoring hasil transplantasi terumbu karang terus dilakukan. Salah satu mitra kerjasama yaitu Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Teluk Kiluan rutin memberikan laporan kepada dirinya setiap bulan.
ADVERTISEMENT
“Ada anggota Pokmaswas yang rutin memberikan kabar terkait kondisi hasil transplantasi yang telah dilakukan. Hasilnya juga dilaporkan terumbu karang tumbuh dengan baik,” ungkap Adib.
Pihaknya berharap, masyarakat terutama generasi muda di kawasan wisata laut dapat lebih peduli terhadap kelestarian terumbu karang. Lebih lanjut, Adib juga berencana melibatkan komunitas anak muda peduli laut, seperti Sahabat Nemo yang berfokus pada konservasi bawah laut untuk turut terlibat dalam melakukan konservasi laut di Lampung, dan Sumatera. (**)