Lapas Pati Latih Bahasa Isyarat Bagi Petugas dan Warga Binaan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pati
Mewujudkan Pemasyarakatan Semakin Pasti di Lapas Kelas IIB Pati
Konten dari Pengguna
23 Februari 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pegawai Lapas Pati dan Pelatih dari SLB Negeri Pati
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai Lapas Pati dan Pelatih dari SLB Negeri Pati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PATI, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pati menggelar pelatihan bahasa isyarat bagi Petugas dan Warga Binaan. Jum’at, (23/02).
ADVERTISEMENT
Pelatihan bahasa isyarat ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas layanan publik dengan memastikan setiap individu memiliki akses yang sama terhadap layanan di Lapas Pati.
Pegawai Lapas Pati dan Pelatih dari SLB Negeri Pati.
Kasi Binadik Lapas Pati Eko Budi Hartanto mengungkapkan pelatihan ini sebagai upaya untuk memudahkan komunikasi bagi para penyandang tuna rungu atau tuna wicara sehingga bisa berkomunikasi secara maksimal bagi sesama warga binaan maupun Petugas Lapas.
“Pagi ini kami melaksanakan kegiatan pelatihan bahasa isyarat dengan bantuan dari dua narasumber dari SLB Negeri Pati, Kegiatan ini kami laksanakan sebagai upaya untuk membekali Petugas dan WBP agar dapat berkomunikasi secara maksimal dengan para penyandang tuna rungu atau tuna wicara,” ucap Eko Budi.
Nano Asmoro pegawai Lapas Pati mengaku baru kali ini memperoleh pelatihan bahasa isyarat. Menurutnya, pelatihan ini sangat membantu mempermudah komunikasi kepada masyarakat yang berkunjung ke Lapas Pati sehingga pelayanan masyarakat bisa maksimal.
ADVERTISEMENT
"Ini ilmu baru yang kami terima semoga bisa kami pelajari dan bisa kami terapkan," ucap Nano.
Dengan mempelajari bahasa isyarat ini, diharap setiap Petugas Lapas Pati dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dengan individu yang menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa utama mereka. Hal ini penting dalam memberikan pelayanan publik yang baik kepada semua warga negara, tanpa memandang kemampuan pendengaran mereka.