Konten dari Pengguna

Fenomena Tahu Bulat: Gurihnya Bisnis Keliling yang Menggoda lidah dan dompet

Laula Nikmatul Maula
MAHASISWA UIN GUSDUR PEKALONGAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
23 Oktober 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laula Nikmatul Maula tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahu bulat adalah makanan ringan yang populer di Indonesia, terutama di daerah perkotaan dan pedesaan. Makanan ini terbuat dari tahu yang digoreng dalam bentuk bulat dan disajikan panas-panas, seringkali dengan tambahan bumbu tabur seperti garam atau cabai. Salah satu hal yang membuat tahu bulat unik adalah cara penjualannya. Penjual tahu bulat biasanya berkeliling menggunakan mobil pick-up atau gerobak, sambil memutar rekaman suara khas "Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, gurih-gurih nyoi". Hal ini membuat tahu bulat sangat mudah dikenali dan menjadi fenomena tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di lingkungan perkotaan, penjual tahu bulat mudah ditemukan di sekitar jalanan, kompleks perumahan, atau tempat keramaian. Misalnya, di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, penjual tahu bulat dapat ditemukan hampir setiap hari. Mereka biasanya mulai berjualan pada sore hingga malam hari, ketika banyak orang pulang dari bekerja atau sekolah. Secara lokal, di sekitar rumah, jumlah penjual tahu bulat bisa bervariasi tergantung pada wilayahnya. Di daerah yang padat penduduk, bisa saja ada 2-3 penjual tahu bulat yang melintas dalam satu jam.
Fomo (Fear of Missing Out) atau perasaan takut ketinggalan juga turut memengaruhi popularitas tahu bulat. Dengan adanya penjual yang berkeliling dan suara pengumuman yang khas, orang-orang seringkali merasa tergoda untuk membeli meski sebelumnya tidak merencanakannya. Suasana dadakan dan aroma gurih yang menyebar menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga konsumen takut melewatkan momen untuk mencicipi tahu bulat yang baru digoreng. Selain itu, konsep "aji mumpung" atau memanfaatkan kesempatan juga berperan. Harga tahu bulat yang relatif murah serta ketersediaannya yang terbatas pada waktu tertentu mendorong orang untuk segera membeli sebelum penjual pergi. Adapun kelebihan dan kekurangan penjualan tahu bulat:
pengambilan gambar proses menggoreng tahu bulat pada pedagang pinggir jalan di Kranji, kecamatan Kedungwuni, kabupaten Pekalongan
ADVERTISEMENT
A. Kelebihan Penjualan Tahu Bulat
Penjualan tahu bulat memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya digemari banyak orang:
Harga Terjangkau: Dengan harga yang sangat murah, sekitar Rp500 hingga Rp1.000 per potong, tahu bulat dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Mudah Diakses: Penjual yang berkeliling dari satu tempat ke tempat lain membuat tahu bulat sangat mudah ditemukan, terutama di daerah yang padat penduduk.
Digoreng Dadakan: Tahu bulat digoreng langsung saat dipesan, sehingga selalu disajikan dalam kondisi panas dan segar.
Hiburan: Suara pengumuman tahu bulat yang khas sering kali memberikan hiburan tersendiri, terutama bagi anak-anak.
B. Kekurangan Penjualan Tahu Bulat
Meskipun sangat populer, penjualan tahu bulat juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya
Kualitas yang Bervariasi: Kualitas tahu bulat dapat bervariasi tergantung pada penjualnya. Beberapa mungkin menggunakan bahan yang kurang segar atau minyak yang sudah berulang kali digunakan.
ADVERTISEMENT
Tidak Sehat jika Dikonsumsi Berlebihan: Karena digoreng, tahu bulat mengandung banyak lemak. Mengonsumsinya secara berlebihan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti kolesterol tinggi.
Polusi Suara: Bagi sebagian orang, pengumuman suara "Tahu bulat digoreng dadakan" yang berulang-ulang bisa dianggap mengganggu, terutama jika melintas di sekitar perumahan pada malam hari.
Kompetisi Ketat: Dengan banyaknya penjual tahu bulat di berbagai daerah, persaingan antar penjual cukup ketat. Ini bisa berdampak pada penurunan pendapatan bagi sebagian penjual yang kurang strategis dalam menentukan lokasi dan waktu berjualan.