Konten dari Pengguna

Double Entry dan Triple Entry dalam Akuntansi, Apa Bedanya?

Leni Sopia
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Juni 2022 1:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leni Sopia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pencatatan keuangan perusahaan. Sumber gambar: Unplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencatatan keuangan perusahaan. Sumber gambar: Unplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laporan keuangan merupakan elemen penting bagi keberlangsungan perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat dengan mudah menentukan strategi manajemen yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Tidak hanya itu, tetapi juga pihak eksternal seperti investor membutuhkan laporan keuangan perusahaan untuk mengambil keputusan terkait investasi terutama pada perusahaan go public. Pihak lain yang juga mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan yaitu Pemerintah. Laporan keuangan perusahaan akan berkaitan langsung dengan perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Laporan keuangan tidak serta-merta disusun tanpa adanya peraturan atau standar. Ketentuan ini sudah tercantum dalam PP No. 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Selanjutnya, guna menjamin standar akuntansi yang menyeluruh di setiap perusahaan, didirikanlah Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI. Lembaga ini bertugas menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK yang penyusunannya merujuk kepada International Financial Reporting Standard atau IFRS serta mewadahi para akuntan di Indonesia dengan memberikan pelatihan dan ujian sertifikasi di bidang akuntansi.
Penyusunan laporan keuangan dimulai dari tahap pencatatan transaksi. Metode pencatatan akuntansi yang saat ini digunakan adalah double entry atau sistem pembukuan berpasangan. Sistem pencatatan double entry pertama kali diperkenalkan oleh Luca Pacioli pada tahun 1494, dalam bukunya yang berjudul “Summa de Aritmatica, Geometrica Proortioni et Propotionallia.” Dalam buku tersebut, terdapat sub materi dengan judul “Tractus de Computies et Scriptoris” yang membahas tentang implementasi double entry bookkeeping. Terdapat dua sisi pencatatan dalam sistem pencatatan double entry, yaitu debit dan kredit untuk menyeimbangkan persamaan akuntansi (Aset = Utang + Modal). Penggunaan debit dan kredit memberlakukan aturan saldo normal bagi akun-akun di dalam akuntansi. Debit merupakan saldo normal bagi akun aset dan biaya, sedangkan kredit adalah saldo normal untuk akun utang, modal, dan pendapatan. Adanya debit dan kredit akan menimbulkan neraca keuangan yang menunjukan nominal akhir yang sama antardua sisi sebagai salah satu indikator validitas pencatatan.
ADVERTISEMENT
Sistem pencatatan double entry ternyata masih belum menjawab kebutuhan analisis keuangan perusahaan. Para pengguna berpendapat sistem double entry hanya menyajikan informasi keuangan di masa lalu (ekuitas) dan masa sekarang (aktiva), tetapi belum dapat meramalkan kondisi keuangan di masa depan. Oleh karena itu, dikembangkanlah sistem pencatatan yang baru, yaitu triple entry bookkeeping system. Perbedaan yang mencolok antara double entry dan triple entry adalah adanya satu kolom tambahan di samping debit dan kredit, yaitu trebit. Kolom trebit digunakan untuk mencatat sumber transaksi pendapatan dan beban yang dihasilkan. Keuntungan lain penerapan sistem pencatatan triple entry dapat meminimalkan manipulasi data oleh akuntan karena setiap transaksi dilaporkan dengan rinci.
Implikasi pencatatan triple entry akan menghasilkan persamaan yang mampu menyajikan informasi keuangan secara lengkap dan menyeluruh, mulai dari masa lalu dari data historis perusahaan, masa kini dengan ditampilkannya kondisi keuangan terkini dan masa depan melalui dimensi anggaran (budget). Oleh karena itu, akan timbul persamaan baru, yaitu:
ADVERTISEMENT
Wealth = Capital = Budget yang mempresentasikan tiga aspek Past = Present = Future.
Pada dasarnya, sistem pencatatan triple entry adalah hasil pengembangan dari sistem pencatatan double entry. Penggunaannya pun tidak jauh berbeda dengan sistem pencatatan double entry, hanya ditambahkan kolom tambahan untuk menuliskan keterangan setiap transaksi sehingga diharapkan para pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik aliran dana masuk dan keluar perusahaan.