Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Bukan Hanya Kota Musik, Ambon Juga Kota Toleransi Paling Tinggi
24 Mei 2019 14:47 WIB
ADVERTISEMENT

Lentera Maluku. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ambon, A. G Latuheru, sebut Kota Ambon sebagai kota dengan tingkat kreatifitas, keragaman dan tolerasni paling tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan lansung dalam membaca sambutan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, pada acara Konser Ramadan, yang diselenggrakan oleh Ambon Sailing Community (ASC) dan Gerakan Sayang Maluku (GSM), di Tribun Lapangan Merdeka, pada kamis (23/5). Baca juga di sini
Acara konser Ramadan yang juga melibatkan anak muda Islam Kristen itu, diakuinya memiliki makna yang penting dan strategis, yakni kegiatan postif dalam mengisi bulan suci ramadan.
Menurut Latuheru, kegiatan tersebut sudah seharusnya menjadi wadah silatuhrahmi, antara generasi muda Kota Ambon. Selain itu, kata dia, untuk meningkatkan harmonisasi sosial di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indoensia.
"Kegiatan yang diisi oleh berbagai bentuk kreatifitas oleh generasi muda ini, sekaligus dalam rangka mengukuhkan Ambon sebagai kota toleransi dan kota dengan hidup kerukunana orang beragama yang tinggi di Indonesia serta juga sebagai kota musik", kata Letuheru.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ia katakan, 20 tahun yang silam banyak orang yang mengatakan bahwa kota Ambon butuh 50 sampai 100 tahun untuk bisa berdamai. Tetapi prediksi tersebut tidak tepat, faktanya Ambon bisa bangkit dari konflik 1999 yang lalu, bahkan sudah menjadi kota yang maju, kota yang nyaman dan aman dengan berbagai dinamika yang terjadi.
“Kepada generasi muda Kota Ambon yang memiliki tingkat kreatifitas yang baik, mari kita sama-sama tunjukan dan sampaikan salam perdamaian dari kota Ambon untuk Indonesia”, harap Latuheru.
Ia tegaskan, meskipun ada perbedaan suku, ras dan agama, namun harus ada kerjasama untuk membangun Maluku yang lebik baik kedepan. Serta wujudkan Ambon sebagai kota musik dan kota perdamaian.
ADVERTISEMENT
“Lestarikan budaya salam sarane, lain sayang lain, kalesang, pela gandong, masohi, karena katong semua orang basudara ", tandasnya. (LM2)