Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bali Tidak Hanya Pantai, Tapi Juga Kopi Arabika
23 Desember 2024 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Leo Galuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bali bisa dibilang pulau sejuta umat bagi wisatawan domestik dan internasional. Pulau di sisi timur provinsi Jawa Timur masih menjadi destinasi wisata bagi para pelancong yang ingin menghabiskan masa liburan mereka.
ADVERTISEMENT
Pulau yang bentuknya menyerupai anak ayam ini memang menawarkan banyak pilihan tujuan wisata. Memang tujuan utama dan paling kondang di Pulau Bali adalah pantai.
Selain itu destinasi wisata lain seperti Ubud, patung Garuda Wisnu Kencana, Uluwatu, danau Kintamani dan lain sebagainya juga masih menjadi pilihan favorit para pelancong.
Namun kali ini, saya berkesempatan mengeksplorasi sisi lain dari Pulau Bali, terutama wilayah pegunungan di Kabupaten Buleleng.
Berburu Kopi Arabika di Wanagiri
Saya mengunjungi Desa Wanagiri yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali. Jaraknya sekitar dua jam perjalanan darat mengendarai mobil dari penginapan saya di Canggu.
Desa Wanagiri terletak pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Udara di desa ini cenderung sejuk hingga dingin, terutama pada malam hari, dengan suhu rata-rata sekitar 15-24° Celcius.
ADVERTISEMENT
Saat saya mengeksplorasi Desa Wanagiri pada bulan Desember 2024, hujan badai disertai angin kencang tidak berhenti mengguyur desa yang mayoritas penduduknya adalah petani hortikultura.
Desa Wanagiri dikelilingi oleh hutan tropis yang lebat, termasuk banyak pohon pinus dan tanamana khas pegunungan. Selain itu, vegetasi yang subur berkat curah hujan yang tinggi di kawasan ini.
Beberapa wilayah di desa ini memiliki tumbuhan bunga hias, tanaman kopi, dan sayuran.
Dan tentu saja, Kopi Arabika merupakan salah satu hasil unggulan dari daerah ini, dengan cita rasa khas karena ditanam di dataran tinggi.
Pengelolaan Mandiri
Para petani kopi di Desa Wanagiri menjual hasil panen kopi Arabika mereka ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Eka Giri Karya Utama di Desa Wanagiri, Kecamatana Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
ADVERTISEMENT
BUMDes ini mengelola hutan desa seluas 200 hektar untuk budidaya tanaman kopi dan konservasi lingkungan.
Saya cukup beruntung bisa berjumpa dan berbincang langsung dengan I Made Darsana, ketua BUMDes Eka Giri Karya Utama. Melalui beliau saya belajar banyak bagaimana usaha perkebunan dan dikelola bersama dengan baik bisa membawa kesejahteraan bagi warga desa.
Ia mengatakan bahwa BUMDes mengolah dan memasarkan kopi lokal, termasuk kopi yang ditanam di hutan desa.
Menurut pengamatan saya di kantor BUMDes, mereka sangat menaruh perhatian pada pengolahan kopi premium dengan bahan baku yang dipilih dari petani kopi di Desa Wanagiri.
Cukup terlihat upaya BUMDes ini mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang baik untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Semakin Berkembang
Sejak tahun 2015, BUMDes Eka Giri Karya Utama telah melakukan kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan hutan bekerja sama dengan sejumlah Kelompok Tani Hutan (KTH).
Sejak tahun 2015, BUMDes telah melakukan kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan hutan melalui sinergi dengan Kelompok Tani Hutan (KTH). Sekitar 150 hektar hutan di Wanagiri telah ditanami kopi dan siap dipanen.
Namun pada kurun waktu 2020 dan 2021, banyak para petani kopi di Desa Wanagiri mengalami gagal panen akibat dampak perubahan cuaca yang cukup ekstrem .
Kendati demikian, pada tahun 2020 juga, BUMDes ini meresmikan gudang produksi kopi sebagai bagian dari Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Demi mengikuti perkembangan zaman, BUMDes Eka Giri Karya Utama juga mengembangkan katalog produk dan website untuk memasarkan produk Kopi Arabika secara luar jaringan . Tujuannya cukup jelas, untuk meningkatkan akses pasar dan pendapatan desa.
ADVERTISEMENT
Perjumpaan dan diskusi sarat makna dengan I Made Darsana selama lebih dari dua jam kami tutup dengan menyeruput Kopi Arabika yang panas.
Baunya sungguh harum. Tanpa menggunakan gula pastinya. Kopi hitam panas ini memiliki cita rasa sedikit pahit dan buah-buahan. Tidak sepahit Kopi Robusta.
Tidak lupa saya juga membeli satu bag Kopi Arabika Wanagiri Bali Coffee ukuran 200 gram dengan harga Rp. 50.000,- untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.