Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ngeluyur di Chorsu Bazaar, Uzbekistan
18 November 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Leo Galuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Chorsu Bazaar di Tashkent, Uzbekistan, adalah pasar tradisional yang penuh warna dan kehidupan. Terletak di pusat kota, pasar ini menawarkan berbagai barang, dari rempah-rempah eksotis hingga tekstil indah.
ADVERTISEMENT
Bangunan utama pasar ini terkenal dengan kubah besar yang ikonik, yang dibangun pada abad ke-19 dan telah menjadi simbol identitas pasar.
Menelusuri pasar
Jalan-jalan di bawah kubah besar yang ikonik, saya sempat merasakan atmosfer yang otentik dan berinteraksi langsung dengan pedagang lokal.
Ketika saya masuk ke dalam pasar, saya disambut dengan keriuhan para pedagang daging. Mereka berjualan daging sapi ya, bukan babi lho. Mengingat 88% penduduk Uzbekistan memeluk agama Islam.
Rempah-rempah Asia Tengah yang harum
Selama di Chorsu Bazaar, saya terpukau dengan segala rempah-rempah khas Asia Tengah yang tidak pernah saya jumpai di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia.
Para pedagang rempah ini menjajakan dagangannya dengan cara yang memukau dan memikat mata. Mereka cukup ramah untuk menyapa pengunjung dan bahkan menawarkan saya mencicipi rempah-rempah mereka.
ADVERTISEMENT
Aroma rempah-rempah ini sungguh harum wangi semerbak!
Setiap sudut bazar ini menyimpan kisah sejarah yang panjang, menjadikannya destinasi wajib bagi para pelancong.
Sebagai salah satu pasar tertua di Asia Tengah, Chorsu telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman Silks Road. Pasar ini telah menghubungkan berbagai budaya dan pedagang dari seluruh dunia, menjadikannya sebagai pusat ekonomi dan budaya yang vital selama berabad-abad.
Selain itu, pasar ini menjadi saksi perkembangan kota Tashkent dari masa ke masa. Meskipun telah melalui berbagai perubahan, Chorsu tetap mempertahankan suasana tradisional yang membuatnya unik di antara pasar modern lainnya.
Mencicipi Samarkand Bread
Saya tidak hanya belanja rempah-rempah yang tidak saya temui di Indonesia, tapi juga mencicipi roti khas Uzbekistan.
ADVERTISEMENT
Namanya Samarkand Bread.
Roti ini menjadi makanan pokok bagi masyarakat Uzbekistan selain nasi. Di setiap meja makan di Uzbekistan selalu ada roti yang terbuat dari campuran air, ragi, gula, garam, susu dan tepung.
Biasanya roti ini dikonsumsi berbarengan dengan makanan utama atau bisa dimakan setelah kita menghabiskan sepiring salad.
Rasa roti ini pun tidak main-main. Harum. Gurih. Dan sedikit manis. Tekstur luarnya keras, namun begitu disobek bagian dalamnya aroma wangi semerbak menguar menggugah nafsu makan.
Kalap mata di toko suvenir
Sebagai wisatawan Indonesia, rasanya kurang lengkap kalau melancong keluar negeri tidak membawa buah tangan.
Masih di sekitar Chorsu Bazaar, saya menemukan banyak toko suvenir yang menjajakan oleh-oleh khas Uzbekistan. Mulai dari peci, topi, gantungan kunci, magnet kulkas, dan tas rajutan ala Asia Tengah.
ADVERTISEMENT
Saya sempat membeli boneka kayu khas Rusia yang bernama Matryoshka. Sebuah boneka kayu berbentuk bulat yang dapat diisi dengan boneka-boneka kecil di dalamnya.
Di satu sudut lain Chorsu Bazaar, juga ada pedagang keramik. Pemandangannya sangat memanjakan mata karena keramik-keramik mulai dari piring, guci, dan porselen itu sangat berwarna warni.
Perpaduan mencolok warna merah, biru, hijau dan emas di tiap corak ornamen. Mungkin ini bisa menjadi barang kolektor untuk penggemar keramik. Tapi cukup beresiko membawanya ke Indonesia karena lama penerbangan yang cukup panjang dan penanganan bagasi yang harus khusus supaya tidak pecah.
Bagi para wisatawan, Chorsu Bazaar bukan hanya pasar, tapi juga pengalaman budaya yang tak terlupakan.