Konten dari Pengguna

Pentingnya Literasi Keuangan Digital bagi Masyarakat Indonesia

Dr Mochammad Fahlevi
Dr. Mochammad Fahlevi adalah asisten profesor di Universitas Bina Nusantara dan pendiri Privietlab Research Center. Ia telah diakui sebagai salah satu dari 2% peneliti terbaik dunia dalam bidang manajemen bisnis oleh Stanford University dan Elsevier.
15 Oktober 2024 10:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr Mochammad Fahlevi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengatur pengeluaran keuangan. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengatur pengeluaran keuangan. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi digital dan e-commerce saat ini telah membawa perubahan besar dalam cara masyarakat mengelola keuangan, termasuk dalam hal menabung, belanja, dan transaksi keuangan. E-commerce tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan barang dan jasa, tetapi juga mencakup layanan keuangan seperti pinjaman, hipotek, alat pembayaran, dan perbandingan produk-produk lembaga keuangan. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh e-commerce, cara masyarakat melakukan transaksi keuangan menjadi lebih cepat dan efisien.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan e-commerce, dengan jumlah transaksi e-commerce tertinggi di Asia Tenggara. Perkembangan ini tidak lepas dari kemunculan teknologi finansial (fintech), yang merupakan inovasi teknologi dalam layanan keuangan. Fintech memungkinkan masyarakat melakukan berbagai transaksi keuangan seperti melalui dompet digital (e-wallet), internet banking, dan mobile banking tanpa perlu mengunjungi bank secara fisik. Teknologi ini tentu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, namun di sisi lain juga membawa tantangan, seperti risiko pencurian data dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keamanan dan keterampilan keuangan digital.
Studi menunjukkan bahwa semakin banyak orang menggunakan layanan keuangan digital, semakin besar pula risiko mereka mengalami masalah keuangan seperti pengelolaan keuangan yang buruk. Misalnya, di Amerika Serikat, penggunaan layanan pembayaran mobile telah dikaitkan dengan peningkatan masalah dalam pengelolaan keuangan pribadi. Fenomena ini semakin relevan setelah pandemi COVID-19, di mana transaksi digital semakin mendominasi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, beberapa penelitian telah mengungkapkan dampak signifikan dari penggunaan pembayaran digital terhadap kebiasaan belanja masyarakat. Misalnya, studi Kurniawan et al. (2019) mengungkapkan bahwa pembayaran digital dapat mempengaruhi pola pengeluaran, sementara Agarwal et al. (2019) menemukan bahwa hal ini juga dapat menyebabkan kecenderungan berbelanja berlebihan. Oleh karena itu, kemampuan literasi keuangan digital (Digital Financial Literacy) atau yang sering disingkat "DFL" menjadi sangat penting agar masyarakat bisa mengelola keuangan mereka dengan baik di era digital ini.
DFL adalah kemampuan untuk menggunakan perangkat digital dalam mengakses layanan keuangan, yang membantu masyarakat mencapai tujuan keuangan mereka, mengurangi risiko keuangan, dan meningkatkan kapasitas mereka untuk mencari bantuan ketika dibutuhkan. DFL mencakup literasi keuangan, kapasitas keuangan, dan literasi digital. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan yang rendah dapat menyebabkan kurangnya tabungan dan meningkatnya pengeluaran, yang pada akhirnya dapat merugikan pencapaian tujuan keuangan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi tantangan ini, OECD (2018) merekomendasikan pentingnya meningkatkan DFL masyarakat agar mereka dapat memahami risiko dan manfaat dari teknologi finansial. Dengan memiliki literasi keuangan digital yang baik, seseorang akan lebih mampu mengelola keuangan mereka dengan bijak dan menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat buruk pada kondisi keuangan mereka.
Dalam studi kami, ditemukan bahwa DFL memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan menabung dan belanja masyarakat di Indonesia. Pengetahuan yang baik tentang layanan keuangan digital meningkatkan kemampuan finansial seseorang dalam mengelola uangnya. Hal ini didukung oleh teori-teori seperti Social Cognitive Theory (SCT) dan Behavioural Finance Theory (BFT), yang menyebutkan bahwa pengetahuan dan kesadaran akan risiko digital dapat mempengaruhi perilaku finansial seseorang.

Studi DFL di Indonesia

Namun, kami juga menemukan bahwa meskipun literasi keuangan dapat meningkatkan kemampuan mengelola keuangan, faktor lain seperti pengalaman finansial dan kesadaran finansial perlu dibangun dalam menghadapi tantangan finansial yang semakin berat ke depan. Fakta ini menunjukkan bahwa pemahaman akan literasi keuangan digital memang penting, namun harus diimbangi dengan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Saat ini khususnya di Indonesia, sangat penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memasukkan literasi keuangan digital ke dalam kurikulum agar masyarakat Indonesia lebih siap menghadapi tantangan finansial di masa depan. Dengan literasi keuangan digital yang lebih baik, kita dapat berharap masyarakat Indonesia mampu mengelola keuangan mereka secara lebih bijak dan bertanggung jawab di era digital ini.