news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menulis Kilat Berbuah Gelar Juara

17 Juni 2022 16:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jurnalis kumparan Rizki Baiquni Pratama (tengah)  juara 1 Sustainable World Journalist Competition Formula E, Sabtu (4/6). Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jurnalis kumparan Rizki Baiquni Pratama (tengah) juara 1 Sustainable World Journalist Competition Formula E, Sabtu (4/6). Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga hari sebelum tenggat pengumpulan artikel kompetisi Sustainable World Journalist Formula E, Rizki Baiquni Pratama, Redaktur Muda kumparan, menerima link lomba itu melalui pesan WhatsApp dari atasannya. “Ikut Qun, kalau tertarik,” tulis Ikhwanul Khabibi, VP of Content Synchronization, si pengirim pesan.
ADVERTISEMENT
Baiquni awalnya tidak tertarik. “Duh, kenapa bukan yang lain aja sih?” gumamnya dalam hati. Namun, setelah didorong-dorong oleh Khabibi, Baiquni mau juga. Lalu dimulailah proses memproduksi artikel itu secara kilat. “Malam riset, dapet topik, besoknya bikin artikelnya dan langsung tayang,” tuturnya.
Dibuat secara kilat bukan berarti seadanya. Artikel yang berjudul “Gelaran Formula E Jakarta dan Potensi Peningkatan Pasar Mobil Listrik di RI” itu diperkaya dengan data-data relevan yang disajikan dengan menarik dalam bentuk infografis.
Buktinya, karena artikel itu Baiquni meraih juara satu di kategori online. Dia berhak atas hadiah Rp 25 juta dan kesempatan menonton formula E secara langsung di Korea Selatan.
Dalam artikelnya, Baiquni membahas masa depan mobil listrik Indonesia. “Kondisi industri mobil listrik di Indonesia itu semacam mau nggak mau,” tutur Baiquni. “Negara kita ingin bebas polusi, tapi di sisi lain harga kendaraan listrik masih mahal.”
Jurnalis kumparan Rizki Baiquni Pratama saat menerima penghargaan dalam Sustainable World Journalist Competition Formula E, Sabtu (4/6). Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
Baiquni mengatakan, harga mobil listrik masih di kisaran Rp 700 juta per unit. Sementara, harga mobil yang menggunakan BBM bahkan ada yang tidak sampai 300 juta.
ADVERTISEMENT
Yang bikin mahal, menurut Baiquni, ternyata baterainya. “Harga baterai bisa mencapai setengah dari harga mobil,” ujar alumnus Filsafat UI ini menceritakan temuannya.
Di artikel itu, Baiquni memaparkan potensi untuk menekan harga mobil listrik. Potensi itu berupa kenyataan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
Apalagi, sekarang Indonesia sedang membangun perusahaan baterai terbesar di Asia Tenggara. Lokasinya di Karawang, Jawa Barat. “Prospeknya bakal bagus,” kata Baiquni. Dia berharap, dengan adanya pabrik itu, harga mobil listrik di Indonesia bisa ditekan. “Perlu waktu saja. Pabriknya sih seharusnya bisa mulai beroperasi tahun 2023.”