Konten dari Pengguna

Biografi Singkat Raditya Dika, Sang Inspiratif Penuh Karya

Yovinka Limarta
Yovinka Limarta kelahiran Bandung 2006. Siswa di SMA Trinitas Bandung.
10 April 2022 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yovinka Limarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Raditya Dika. Foto : instagram.com/raditya_dika
zoom-in-whitePerbesar
Potret Raditya Dika. Foto : instagram.com/raditya_dika
ADVERTISEMENT
Penulis yang sukses terjun dalam dunia entertainment hingga kini menjadi orang yang dikenal banyak orang memiliki kisah hidup yang menginspirasi dengan karya-karyanya. Selain sebagai penulis, dia juga sukses menjadi seorang komika, sutradara, YouTuber, dan aktor kebangsaan Indonesia. Yup, dia adalah Raditya Dika.
ADVERTISEMENT
Dika Angkasaputra Moerwani Nasution atau yang lebih dikenal dengan nama Raditya Dika lahir pada tanggal 28 Desember 1984 di Jakarta, Indonesia.
Pria yang kerap disapa Radit ini merupakan anak pertama dari lima bersaudara, pasangan Joselin Nasution dan Etty Purnamawati. Radit memiliki empat orang adik, tiga perempuan dan satu laki-laki.
Mengganti nama.
Pada saat Radit duduk di bangku sekolah dasar, dia membaca buku Bahasa Sansekerta dan dia menemukan sebuah kata yang membuatnya tertarik, yaitu “Raditya” yang berarti matahari. Terinspirasi dari kata tersebut, Radit pada akhirnya meminta izin kepada orang tuanya untuk mengganti nama tersebut, lantaran Radit juga merasa berat dengan nama yang ia miliki dari kedua orang tuanya.
Hal tak terduga terjadi, tanpa pikir panjang orang tua Radit, sang ibunda, memperbolehkan untuk mengganti nama anaknya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pergantian nama tersebut tidak bersifat resmi, bahkan pada akte kelahirannya masih tertulis nama Dika Angkasaputra Moerwani Nasution. Saat ujian kelulusan SD, ia menuliskan nama “Raditya Dika” pada lembar ujian. Hal tersebut membuat ijazahnya menggunakan nama Raditya Dika.
Hal itu dia lakukan juga pada saat mengikuti ujian kelulusan sekolah menengah pertama, bahkan dia mendaftar dengan menggunakan nama Raditya Dika saat memasuki bangku SMP. Tak hanya di ijazah, ia juga menggunakan nama yang diubahnya itu pada KTP dan SIM.
Sejak saat itu, teman-temanya memanggil dia dengan nama Raditya Dika. Juga hingga saat ini semua orang mengenalnya dengan nama Raditya Dika.
Perjalanan menjadi seorang penulis yang bermula dari sebuah blog dan karya tulisnya.
ADVERTISEMENT
Sejak di bangku kelas 4 SD, Radit memang sudah gemar menulis buku harian. Akhirnya pada saat di bangku kelas 2 SMA, Radit tertarik untuk membuat blog dan mulai menggunakan blog tersebut sebagai tempat ia bercerita mengenai kisah hidup sehari-harinya.
Dari blog pribadi milik Radit tersebut, Radit berhasil meluncurkan karya pertamanya dalam sebuah buku berjudul Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh pada tahun 2005. Buku ini menceritakan tentang pengalaman nyatanya pada saat masih berkuliah di Adelaide, Australia. Buku ini disajikan dalam format diary (buku harian). Dalam penerbitan buku tersebut, beberapa kali ditolak oleh para penerbit. Setelah Radit berusaha terus untuk menerbitkan bukunya, akhirnya ada penerbit Gagasmedia yang bersedia menerima naskah Radit, meski harus melakukan presentasi terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Buku kedua berjudul Cinta Brontosaurus diterbitkan pada tahun 2006. Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah kesehariannya. Namun, buku ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang mengisahkan tentang pengalaman cinta Radit yang sepertinya selalu tidak beruntung. Bahkan ada pengalaman Radit yang melihat kucing Persianya sedang jatuh cinta dengan kucing kampung milik tetangganya.
Lalu pada 29 Agustus 2007, karya buku barunya kembali diterbitnya dengan judul Radikus Makankakus : Bukan Binatang Biasa. Buku ini lebih menceritakan pengalaman-pengalaman Radit yang random. Mulai dari mengajar bimbingan belajar, menjadi badut Monas dalam sehari, dikira hantu penunggu WC, sampai cerita kena kutuk orang NTB. Keunikan isi cerita inilah yang membuat Radit memiliki banyak penggemar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada beberapa judul buku yang diterbitkan selanjutnya seperti Babi Ngesot : Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang (2008), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011), Koala Kumal (2015), dan lainnya. Selain buku dalam bentuk novel, cerita Radit juga hadir dalam versi komik.
Uniknya dari karya-karya Radit ini adalah penggunaan nama binatang di setiap judul bukunya. Bagi Radit ini adalah selling pointnya dan juga setiap penulis harus tetap memiliki inovasi. Kemudian genre yang digunakan oleh Radit dalam membuat buku adalah genre baru, yaitu genre komedi. Ia selalu menumpahkan pengalaman konyolnya dalam bukunya itu ditambah dengan gaya komedinya.
Bermula dari blog yang hanya menjadi tempat curhat kehidupan sehari-harinya kemudian berhasil menerbitkannya dalam bentuk novel dan komik. Blog pribadi Radit mampu menginspirasi para blogger untuk terjun dalam bidang yang sama. Tak disangka, Radit berhasil meraih penghargaan di Indonesian Blog Award dan penghargaan dari Indosat sebagat The Online Inpiring di tahun 2009.
ADVERTISEMENT
Penghargaan tersebut membuat Radit semakin semangat dalam menulis dan terus berkarya. Karya-karya Radit membawa dampak dan manfaat bagi orang banyak.
Suksesnya strategi pemasaran Raditya Dika.
Dibalik kelarisan buku-bukunya, pada awal dia menerbitkan buku pertamanya, di bulan-bulan pertama buku tersebut tidak terlalu laris. Menurut Radit, ini adalah risiko masuk dalam genre baru, di mana orang-orang belum tertarik untuk mencoba membaca buku dengan genre tersebut.
Melihat hal itu, Radit akhirnya memutar otak agar mengalami peningkatan dalam penjualan bukunya itu. Akhinya dia melakukan strategi pemasaran dengan cara dari mulut ke mulut. Kemudian Radit meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirimkan ke Radit. Untuk diketahui pada saat itu memang terlihat lebih sulit dalam pemasaran karena media sosial dan perkembangan teknologi belum pesat.
ADVERTISEMENT
Pernah pada saat itu ada yang memborong buku Radit sebanyak seratus biji, dan ternyata yang membeli buku sebanyak itu adalah ibu Radit sendiri. Radit yang sempat putus asa kembali memperoleh semangat yang luar biasa. Berkat dukungan ibunya, buku-buku Radit bisa laris hingga sekarang. Siapa sangka, buku pertamanya itu mampu masuk kategori best seller.
Raditya Dika tampil di depan layar kaca.
Kelarisan novelnya tersebut mencuri perhatian produser film untuk mengangkat karya tulis Radit menjadi sebuah film. Pada tahun 2009, novel pertamanya yang berjudul Kambing Jantan diangkat ke layar lebar. Dalam film tersebut, Radit turut serta menjadi pemeran utama bahkan penulis skenarionya.
Tak hanya itu, beberapa novelnya lainnya pun diangkat ke layar lebar. Ada empat judul novel lainnya yang diadaptasi menjadi film, yaitu Cinta Brontosaurus, Manusia Setengah Salmon, Marmut Merah Jambu, dan Koala Kumal. Dari judul tersebut, rata-rata mengisahkan kisah cintanya yang selalu gagal.
ADVERTISEMENT
Radit juga menggarap beberapa film-nya sendiri. Salah satunya yaitu film Hangout yang rilis di tahun 2016. Film tersebut berhasil meraih jumlah penonton terbanyak hingga 2,6 juta penonton. Kemudian, film The Guys yang tayang di tahun 2017 menjadi film terakhir Radit sebelum ia vakum dari dunia film.
Selain film layar lebar, Radit juga pernah bermain peran dalam serial komedi Malam Minggu Miko yang ia buat. Radit juga seringkali mengisi berbagai acara TV, seperti host Comic Action di Kompas TV, dan sebagainya.
Menjadi seorang komika Indonesia.
Berawal dari mengagumi cerita-cerita Lupus yang ditulis oleh Hilman Hariwijaya, Raditya tertarik untuk terjun ke dunia komedi.
Radit berhasil menjadi seorang komika (sebutan bagi orang yang melakukan stand up comedy) yang akhirnya disebut sebagai sosok senior dalam ranah komedi tunggal tersebut. Dia juga dipercaya untuk menjadi juri Stand Up Comedy Indonesia, sebuah ajang pencarian bakat komika terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keahliannya dalam memainkan komedi tunggal ini mungkin setara dengan komika yang memiliki nama besar dan sukses seperti Pandji Pragiwaksono atau Ernest Prakasa. Ilmu stand up comedy ini dipelajari Radit ketika dia berkuliah di Australia.
Berkat adanya Raditya Dika, menjadikan komedi tunggal Indonesia tidak kuno lagi. Bahkan ada istilah raditisme yaitu gaya stand up seperti Radit di kalangan para komika Indonesia.
Kisah asmara Raditya Dika.
Kisah percintaan Radit terbilang selalu tak beruntung. Pernah saat dia masih duduk di bangku SD, dia terinspirasi dari buku yang dibacanya. Hanya karena rasa penasaran akhirnya Radit memberanikan diri untuk menyatakan cinta kepada teman perempuannya. Namun, sayangnya Radit ditolak bahkan hingga dikatai ‘najis’ oleh teman perempuannya itu.
ADVERTISEMENT
Radit mengalami banyak fase sakit hati akibat urusan asmara. Mulai dari ditolak, diselingkuhi, bahkan ditinggal menikah saat lagi sayang-sayangnya.
Dalam bukunya yang berjudul Koala Kumal (2015) menceritakan tentang patah hati terberat yang pernah Radit alami dan bagaimana cara mengobatinya dibalut dengan unsur komedinya. Novel ini juga diangkat ke film layar lebar pada tahun 2016. Dari semua kepatihan tersebut, Radit bisa menghasilkan sebuah karya yang menakjubkan.
Setelah banyak patah hati yang ia lalui, akhirnya pada 5 Mei 2018 Radit menikah dengan seorang perempuan yang pernah berperan dalam serial Malam Minggu Miko, yaitu Anissa Aziza. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak bernama Alinea Ava Nasution dan Aksara Asa Nasution.
Kehidupan Raditya Dika sekarang.
ADVERTISEMENT
Sekarang Radit bersama istrinya, Anissa, aktif dalam membuat konten di YouTube-nya. Hingga kini subscriber Radit sudah mencapai 9,72 juta subscriber. Blog Radit yang dulu sering dipakai untuk jadi Digital Diarynya yaitu www.radityadika.com. Sekarang bukan berisi catatan hariannya lagi, melainkan website yang langsung menghubungkan kita untuk menuju Instagram/ channel YouTube-nya.
Tak hanya terjun di dunia entertainment dan dunia tulis menulis, Radit kini mengaku sedang belajar berinvestasi, khususnya di pasar modal.
Banyak rintangan hidup yang Raditya Dika alami, mulai dari bukunya yang ditolak penerbit, penjualan bukunya yang di awal tidak terlalu laris, masalah percintaan yang selalu gagal, hingga sekarang berhasil mencapai kesuksesan dan menjadi Public Figure yang mampu menginspirasi banyak orang khususnya anak muda.
ADVERTISEMENT
Dibalik kesuksesannya menjadi penulis buku, YouTuber, content creator, komika, sutradara hingga menjadi aktor. Radit mengatakan bahwa ide karyanya didapat dari keresahan hidup yang dialaminya. Keresahan hidupnya tersebut yang kemudian dia tulis menjadi sebuah karya yang kini menarik perhatian masyarakat.
Kita dapat belajar dari kisah hidup Raditya Dika, bahwa jangan menyerah dan berhenti di satu titik itu saja. Kita harus bangkit dan melihat ke depan bahwa masih banyak yang dapat kita perjuangkan. Juga di masa sekarang ini, baiknya kita memanfaatkan waktu luang kita dengan hal positif yaitu dengan berkarya di dalam bidang apapun. Tidak ada yang tahu jika nantinya karya yang kita buat itu bisa menginspirasi dan disukai banyak orang. Dari perjalanan karier dan kehidupan Raditya Dika patut menjadi contoh anak muda di masa sekarang untuk berkarya.
ADVERTISEMENT
Yovinka Limarta kelahiran Bandung 2006. Siswi di SMA Trinitas Bandung.