Konten dari Pengguna

Metode Sosiodrama dalam Pengajaran Akidah dan Peningkatan Iman untuk Generasi Z

Sri Lintang Dwidartama
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
25 April 2025 19:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Lintang Dwidartama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan pembagian peran dalam sosiodrama (Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/fokus-pada-skrip-di-latar-depan-saat-aktor-mendiskusikan-bagian-gm1394017833-449652785?utm_source=pixabay&utm_medium=affiliate&utm_campaign=sponsored_image&utm_content=srp_topbanner_media&utm_term=drama)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan pembagian peran dalam sosiodrama (Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/fokus-pada-skrip-di-latar-depan-saat-aktor-mendiskusikan-bagian-gm1394017833-449652785?utm_source=pixabay&utm_medium=affiliate&utm_campaign=sponsored_image&utm_content=srp_topbanner_media&utm_term=drama)
Seiring berkembangnya zaman, pendidikan agama Islam semakin memegang amanah penting khususnya dalam pendidikan akidah untuk membentuk karakter generasi bangsa saat ini. Pada era modern yang serba instan dan digital, penyampaian nilai-nilai keimanan kepada Generasi Z menghadapi beberapa tantangan. Generasi Z yang lahir dalam kurun tahun 1997 sampai 2012 adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi informasi, media, dan budaya digital. Gaya belajar mereka yang lebih menyukai metode pembelajaran yang aktif dan kolaboratif menjadi tantangan bagi pendidik dalam menyampaikan nilai-nilai akidah yang bersifat abstrak dan teoritis, sehingga pendidik dituntut untuk mampu menyampaikan materi dibungkus dengan kemajuan teknologi, budaya visual, dan interaktif untuk menarik perhatian peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dalam menjawab permasalahan ini, hadir inovasi metode pembelajaran baru yang dibungkus secara menarik dan mampu memikat minat belajar siswa dalam memahami butir-butir nilai akidah, metode ini dikenal dengan sebutan metode sosiodrama. Metode sosiodrama adalah salah satu metode pembelajaran yang disimulasikan dengan bermain peran sebagai sarana memberikan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan memecahkan masalah dalam gambaran hidup bermasyarakat dengan menggabungkan aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. Dalam lembaran artikel ini, penulis bermaksud membahas secara mendalam mulai dari pengertian, penerapan metode sosiodrama dalam pengajaran akidah islam, manfaat bagi pembentukan iman generasi Generasi Z, serta tantangan dan solusi dalam penerapannya di lingkungan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kata kunci: sosiodrama, akidah, iman, generasi Z, pendidikan Islam.
Pengertian Metode Sosiodrama dan Dasar Teori
Secara bahasa, sosiodrama bermula dari kata sosio atau sosial dan drama. Kata drama merupakan peristiwa yang dialami manusia dengan berbagai alur di dalamnya. Sedangkan secara istilah, sosiodrama diartikan sebagai metode belajar dengan bermain peran, siswa berkesempatan untuk terlibat secara aktif, proses antar siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam sosiodrama ini, guru bisa memasukkan materi seperti nilai-nilai akidah agar bisa dipraktekkan oleh peserta didik. Metode ini dapat dimanfaat untuk menyampaikan materi secara aplikatif, sehingga siswa tidak hanya mendengar ceramah dari guru, tetapi juga ikut memainkan perannya yang mengandung pesan akidah. Metode sosiodrama memberi ruang untuk siswa mengevaluasi nilai-nilai akidah dalam kehidupan nyata, hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran “learning by doing”, yakni metode pembelajaran yang menekankan praktik langsung sebagai strategi utama dalam memahami materi dan meningkatkan kreativitas.
ADVERTISEMENT
Karakteristik Generasi Z
Generasi Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997–2012. Mereka tumbuh dalam lingkungan digital dan sangat terbiasa dengan teknologi informasi. Ciri khas mereka adalah menyukai visual, kolaboratif, multitasking, dan mengutamakan pengalaman dibandingkan hafalan (Prensky, 2010).
Dalam laporan McCrindle Research (2014), Generasi Z digambarkan sebagai generasi yang cepat bosan terhadap metode konvensional dan lebih menyukai pendekatan yang bersifat partisipatif dan interaktif. Dalam konteks ini, pembelajaran akidah perlu dikemas ulang agar tidak hanya menyampaikan teori semata, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan pengalaman nyata siswa.
Implementasi Sosiodrama dalam Pengajaran Akidah
Untuk menerapkan metode sosiodrama dalam pengajaran akidah, diperlukan beberapa langkah yang sistematis:
1. Penentuan Tema
Guru memilih tema yang relevan dengan kehidupan siswa dan sesuai dengan kurikulum akidah. Contoh tema: “Kejujuran dalam Berdagang,” “Beriman kepada Takdir,” atau “Menjaga Akidah di Tengah Godaan.”
ADVERTISEMENT
2. Penyusunan Skenario
Guru menyusun skenario atau membimbing siswa untuk menulis skenario sederhana yang mengandung konflik dan penyelesaian yang berkaitan dengan nilai akidah.
3. Pembagian Peran
Siswa dibagi menjadi kelompok dan masing-masing diberi peran sesuai dengan karakter dalam skenario.
4. Pementasan Sosiodrama
Siswa memainkan peran dalam kelompok dan mendemonstrasikan nilai-nilai akidah melalui dialog dan aksi. Sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing jalannya permainan peran.
5. Refleksi dan Diskusi
Refleksi dilakukan dengan diskusi kelompok yang dipandu guru. Diskusi diarahkan pada nilai akidah yang ditemukan, bagaimana siswa menilai peran masing-masing, dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan nyata. Untuk memperkuat pesan, guru dapat merujuk pada kisah-kisah sahabat Nabi dan hadis-hadis seperti HR. Muslim No. 2999 tentang pentingnya ikhlas dalam beramal.
ADVERTISEMENT
6. Penguatan Nilai
Guru menutup kegiatan dengan penguatan melalui dalil dari Al-Qur’an atau hadis serta kaitan dengan kehidupan nyata siswa.
Manfaat Sosiodrama dalam Peningkatan Iman Generasi Z
1. Sosiodrama membuat pelajaran akidah menjadi lebih hidup dan tidak monoton karena disampaikan dalam bentuk drama yang menarik
2. Peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung bagaimana nilai-nilai akidah dapat diterapkan dalam hidup bermasyarakat
3. Melalui peran yang dimainkan, siswa belajar memahami perasaan dan kondisi orang lain.
4. Sosiodrama memberikan ruang untuk refleksi dan pengambilan keputusan berdasarkan nilai Islam.
5. Melatih siswa untuk berani tampil di depan umum dan meningkatkan sikap sosial dengan bekerja dalam tim, serta menyampaikan gagasan dengan percaya diri.
Kesimpulan
Sosiodrama merupakan metode yang sangat relevan dan efektif dalam pengajaran akidah bagi Generasi Z. Dengan pendekatan yang komunikatif, aktif, dan reflektif, metode ini mampu menanamkan nilai-nilai keimanan secara mendalam dan berkesan. Diperlukan kreativitas dan kesiapan guru untuk mengimplementasikan metode ini secara optimal. Dengan demikian, pendidikan akidah tidak hanya menjadi hafalan teori, tetapi menjadi bagian dari kehidupan dan karakter siswa muslim masa kini.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Erawan, D. G. B. (2014). Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas Viii Smp Mutiara Singaraja. Jurnal Santiaji Pendidikan, 4(1), 26–38.
Arifin, Zainal. (2015). Pendidikan Agama Islam dan Upaya Deradikalisasi Agama. Jakarta: Bumi Aksara.
Moreno, J. L. (1953). Who Shall Survive? Foundations of Sociometry, Group Psychotherapy and Sociodrama. New York: Beacon House.
Suyadi. (2020). Revolusi Pendidikan Islam di Era Digital. Yogyakarta: Prenadamedia Group.
Zuhairini, et al. (2011). Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta: Bumi Aksara.
Latifa, D., & Juanda, A. (2015). Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Ilmiah WUNY, 16(4). https://doi.org/10.21831/jwuny.v16i4.3513
Erawan, D. G. B. (2014). Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas Viii Smp Mutiara Singaraja. Jurnal Santiaji Pendidikan, 4(1), 26–38.
ADVERTISEMENT