Bagaimana Jika Dunia Tidak Memiliki Sosok Ayah?

Lintang Pramatyanti
Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
22 November 2022 16:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Pramatyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ilustrasi ayah dan anaknya (sumber: pexels.com/Josh Willink)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ayah dan anaknya (sumber: pexels.com/Josh Willink)
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu menonton film “Ayla: The Daughter of War”? Mengisahkan hubungan ayah-anak antara seorang tentara Turki dan gadis kecil Korea Selatan, film ini menyampaikan pesan kepada kita bahwa kasih seorang ayah begitu besar hingga ia rela mengorbankan segalanya demi anaknya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kita sering mendengar bahwa sosok seorang ibu sangat berjasa dalam kehidupan setiap orang. Beliau telah menjadi pelindung dan tangan baik yang membimbing kita menjalani hidup. Alhasil, Hari Ibu Nasional selalu diperingati dengan berbagai perayaan dan hadiah dari anak-anak sebagai tanda terima kasih.
Pengorbanan dan perjuangan ibu kepada anak-anaknya memang layak diberi sanjungan, tetapi kehadiran sosok ayah juga tak kalah penting. Ayah berperan penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Seperti kutipan film “Ayla: The Daughter of War” yang tertera di atas, sosok ayah selalu berusaha memenuhi janji yang beliau buat kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, Hari Ayah Nasional juga ditetapkan dan dirayakan untuk menunjukkan rasa hormat atas kasih para ayah.
ADVERTISEMENT
Hari Ayah Nasional dimulai pada 2014 oleh sebuah kelompok Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Pada 2006, PPIP merayakan Hari Ibu di Solo dengan mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Para peserta menanggapi sayembara ini dengan baik dan menanyakan kapan penghormatan yang sama untuk Ayah akan dilakukan. Alhasil, PPIP juga mencanangkan Hari Ayah di Indonesia dan menetapkan 12 November sebagai Hari Ayah Nasional.
Sayangnya, Hari Ayah tidak sepopuler Hari Ibu Nasional yang diperingati setiap 22 Desember. Sosok ayah sering dianggap hanya sebagai pahlawan keuangan keluarga, terutama setelah anak beranjak dewasa. Pada kenyataannya, ayah adalah seseorang yang menjadi pahlawan dan teladan bagi keluarga. Baik ibu maupun ayah memainkan tanggung jawab penting dalam mendidik dan mengasuh anak.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang akan terjadi jika dunia tidak memiliki sosok ayah?
Kehilangan Sosok Panutan
Tidak memiliki figur ayah sama dengan tidak memiliki panutan dalam keluarga. Di mata anak-anaknya, ayah adalah sosok pelindung dan cerminan laki-laki yang kuat. Mereka membutuhkan ayah yang selalu bersemangat untuk membantu menyelesaikan masalah.
Bagi anak perempuan, sosok ayah dianggap sebagai kekuatan dan cinta pertama mereka sehingga banyak perempuan menginginkan pasangan yang mirip dengan ayahnya. Seperti Ayla dalam film “Ayla: The Daughter of War” yang mengidolakan sang ayah, sosok ayah adalah inspirasi untuk menggunakan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Sementara bagi anak laki-laki, ayah dianggap sebagai teladan yang mengajarkan pertama kali bagaimana laki-laki sejati harus bertindak.
Tanpa kehadiran sosok ayah, anak-anak tidak bisa melihat gambaran figur laki-laki di keluarga. Mereka juga akan sulit membangun rasa percaya diri karena tidak memiliki sosok pelindung yang senantiasa mengajarkan mereka untuk sigap dalam menghadapi tantangan.
ADVERTISEMENT
Kehilangan Teman Diskusi
Selain menjadi panutan, ayah berperan sebagai teman cerita dan diskusi bagi anak-anaknya. Sang ayah memberikan bimbingan dan mendengarkan keluh kesah serta pengalamannya dengan teman sebaya. Secara tidak langsung, kehadiran ayah memberikan ruang bagi anak-anaknya untuk membentuk karakter dan melatih emosi mereka.
Coba bayangkan jika kita kehilangan teman diskusi yang selalu mendengarkan cerita kita. Pasti rasanya sulit, bukan? Begitu juga dengan kehilangan sosok ayah. Tanpa kehadiran seorang ayah, anak-anak kesulitan mengambil tindakan dan menentukan tujuan hidup. Mereka juga akan sulit membentuk karakter dan mengendalikan emosi.
Kehilangan Kepala Keluarga
Peran ayah yang paling penting adalah menjadi kepala keluarga. Jika keluarga adalah sebuah kapal, ayah adalah nahkoda yang membimbing dan mengarahkan kapal tersebut. Beliaulah yang memimpin, membuat keputusan, dan menyelesaikan perselisihan keluarga. Bayangkan saja jika kapal berlayar tanpa nahkoda, kapal itu akan sulit dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Meski tidak sering disorot, ayah memiliki peran penting dalam keluarga dan diam-diam menginspirasi anak-anak serta pasangannya dalam banyak hal. Oleh sebab itu, mari kita hormati ayah kita selagi masih ada!