Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Krisis Demografi Jepang: Dampak Pada Perekonomian Jepang
10 April 2025 17:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Livinka Kaisha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan dikenal dengan teknologi mutakhir, etos kerja tinggi, dan stabilitas politiknya yang kuat. Namun, dibalik hal itu, Jepang menghadapi tantangan serius yang mengancam masa depannya yaitu krisis demografi. Angka kelahiran di Jepang terus menurun dan populasi lansia yang mendominasi. Fenomena yang terjadi ini bukan hanya menjadi suatu persoalan domestik semata, tetapi berpotensi memberi dampak terhadap ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang merupakan wilayah yang saling terkoneksi secara erat melalui investasi, perdagangan, dan mobilitas tenaga kerja. Penurunan populasi yang terjadi di Jepang merupakan hasil dari kombinasi antara faktor demografis, sosial, ekonomi, dan budaya yang saling terkait. Bahkan sebenarnya penurunan populasi yang terjadi ini sudah dimulai setelah terjadinya Perang Dunia II. Penurunan populasi yang terus berlanjut tentunya menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan ekonomi, tenaga kerja, dan keberlanjutan dari sistem sosial di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyebab Terjadinya Krisis Demografi
Penyebab terjadinya penurunan populasi di Jepang yaitu karena tingkat kelahiran yang terusmenerus menurun yang disebabkan oleh pasangan menikah di usia lebih tua atau mereka tidak menikah sama sekali, kemudian adanya ketidakinginan memiliki anak dengan alasan ekonomi dan gaya hidup. Jumlah bayi di Jepang telah mengalami penurunan selama 25 tahun dan bahkan diprediksi lansia akan mencapai 38,32% dari populasi Jepang pada tahun 2060 sejak berbagai kejadian yang terjadi di Jepang. Penyebab lainnya yaitu karena Jepang memiliki proposi penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) yang sangat tinggi sehingga menyebabkan angka kematian justru melebihi angka kelahiran setiap tahunnya dan terjadinya penurunan angkatan kerja dan peningkatan bebam ekonomi pada generasi muda. hal ini membuat terjadinya penurunan angka populasi usia muda yang berakibat pada berkurangnya angka pekerja yang produktif di Jepang.
ADVERTISEMENT
Penyebab lainnya yaitu terjadinya perpindahan besar-besaran ke kota besar yang berakibat pada kehidupan masyarakat yang menjadi lebih individualis. Di mana banyak anak muda yang memilih untuk hidup sendiri, fokus pada karirnya, dan tidak membentuk keluarga tradisional. Walaupun Jepang merupakan negara maju, tetapi banyak anak muda yang mengalami ketidakpastian kerja dan kesulitan ekonomi akibat darei tingginya biaya hidup, perumahan, dan pendidikan sehingga hal ini membuat mereka merasa tidak siap untuk menikah atau membesarkan anak.
Dampak Krisis Demografi Terhadap Perekonomian Jepang
Jika krisis demografi yang terjadi di Jepang terusmenerus berlanjut, maka hal ini tentunya akan berdampak pada bidang ekonomi. Di mana beberapa dampaknya yaitu :
1. Kekurangan Tenaga Kerja
Krisis demografi yang terjadi berdampak pada menurunnya jumlah penduduk usia produktif yang mengurangi pasokan teaga kerja. Di mana perusahan-perusahaan akan kesulitan untuk merekrut pekerja, terutama di sektor sektor padat karya seperti manufaktur, konstruksi, pertanian, dan layanan kesehatan yang berakibat pada produktivitas nasional terancam stagnan jika tidak diimbangi dengan peningkatan efesiensi atau teknologi.
ADVERTISEMENT
2. terjadinya kenaikan beban fiskal
Populasi lansia yang mendominasi dan meningkat menyebabkan biaya pensiun dan kesehatan membengkak, dimana pemerintah Jepang mengalokasikan anggaran besar untuk jaminan sosial sehingga terjadinya tekanan terhadap APBN.
3. Menurunnya Investasi di Sektor Tertentu
Menyebabkan investor menjadi ragu untuk menanamkan modal mereka di sektor sektor yang bergantung pada pertumbuhan populasi seperti properti perumahan, produk bayi, layanan konsumen, dan lain-lain
4. Masalah Aset Tak Produktif
Banyak rumah di pedesaan yang ditinggalkan dan menjadi kosong seiring dengan migrasi urban dan penurunan populasi yang memunculkan masalah baru seperti penurunan nilai properti,, pemborosan aset, dan pemeliharaan yang tidak seimbang.
5. Menurunnya Daya Saing Jangka Panjang
Jika tidak adanya regenresai penduduk dan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi akan stagnan dan Jepang bisa kehilangan posisinya sebagai salah satu dari kekuatan ekonomi dunia jika tidak berhasil beradaptasi dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Krisis demografi yang terjadi di Jepang merupakan tantangan serius yang tidak hanya berdampak pada struktur sosial, tetapi juga menimbulkan konsekuensi ekonomi yang luas, penurunan angka kelahiran, tingginya populasi lansia, serta berkurangnya tenaga kerja produktif telaH menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan ekonomi, seperti kekurangan tenaga kerja dan melemahnya daya saing ekonomi. jika permasalahan ini tidak ditangani dengan strategis dan berkelanjutan, maka krisis ini akan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang dalam jangka panjang dan bisa berdampak pada kestabilan kawasan Asia Paifik secara umum. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan demografi pada masa depan, diperlukan solusi kreatif dan kebijakan terpadu yang dapat mendorong kelahiran, meningkatkan partisipasi angkatan kerja, dan memaksimalkan penggunaan teknologi.
ADVERTISEMENT