Konten dari Pengguna

Deepseek Menguatkan Dominasi Tiongkok Dalam Menguasai Teknologi Dunia

MOH ALI S, M, M, PSDM
Mahasiswa Pascasarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga Surabaya
1 Februari 2025 3:11 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MOH ALI S, M, M, PSDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Deepseek Chat AI by Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Deepseek Chat AI by Freepik
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok semakin gencar dalam mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan memperkuat dominasinya di sektor digital. Salah satu indikator terkuat dari fenomena ini tandai dengan munculnya Deepseek, model AI buatan Tiongkok yang mulai menyaingi ChatGPT dari OpenAI. Keberhasilan Deepseek menunjukkan bahwa Tiongkok tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga bersaing di garis depan inovasi AI dunia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dalam bidang AI, dominasi teknologi Tiongkok juga terlihat dalam sektor media sosial. TikTok, yang dikembangkan oleh ByteDance, kini telah mengalahkan Meta (Facebook, Instagram) dalam popularitas global, terutama di kalangan generasi muda. WeChat, yang dikembangkan oleh Tencent, telah menjadi super-app yang jauh lebih komprehensif dibandingkan WhatsApp, dengan integrasi layanan pembayaran, e-commerce, dan jejaring sosial dalam satu platform.
Keberhasilan ini bukanlah suatu kebetulan. Tiongkok telah menjalankan strategi pembangunan teknologi yang sistematis dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan. Melalui investasi besar-besaran dalam pendidikan, infrastruktur digital, inovasi, serta kebijakan ekonomi yang mendukung ekosistem startup dan riset, Tiongkok kini siap menjadi pemimpin teknologi global.
Strategi Tiongkok dalam Pengembangan Teknologi dan SDM
Ilustrasi Teknologi dan Manusia by Freepik
Keberhasilan Tiongkok dalam menyaingi dominasi negara-negara Barat di bidang teknologi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada strategi sistematis yang diterapkan dalam jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan ekosistem teknologi yang berkelanjutan. Dari investasi besar dalam pendidikan dan riset hingga kebijakan yang mendukung inovasi, Tiongkok telah membangun fondasi kuat untuk menjadi pemimpin teknologi dunia.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa strategi utama yang telah diterapkan Tiongkok dalam upayanya mengembangkan teknologi dan sumber daya manusia (SDM).
1. Investasi dalam Pendidikan dan Riset
Salah satu strategi utama Tiongkok dalam pengembangan teknologi adalah investasi besar-besaran dalam pendidikan dan riset. Universitas ternama seperti Tsinghua dan Peking University menjadi pusat inovasi, menghasilkan talenta-talenta unggul dalam bidang teknologi.
Pemerintah juga mengalokasikan dana yang besar untuk penelitian dan pengembangan (R&D), yang menjadi landasan utama pertumbuhan teknologi di negara ini. Hal ini dibuktikan dengan Komitmen nyata dari negara tersebut. Pada tahun 2024, intensitas penelitian dan pengembangan (R&D) Tiongkok mencapai 2,68% dari Produk Domestik Bruto (PDB), menempatkannya di peringkat ke-12 di antara negara-negara besar dan melampaui rata-rata Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
2. Pembangunan Infrastruktur Digital
Pemerintah Tiongkok memahami bahwa infrastruktur digital yang kuat merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan teknologi. Jaringan 5G yang luas, proyek Smart City, serta inisiatif Belt and Road yang mencakup teknologi digital telah mempercepat adopsi teknologi di berbagai sektor.
Selain itu, Tiongkok telah meluncurkan inisiatif "Digital Silk Road" sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI). Diluncurkan pada tahun 2015, inisiatif ini bertujuan meningkatkan konektivitas digital di negara-negara peserta BRI melalui pengembangan infrastruktur digital, standar teknologi, dan kolaborasi dalam teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Infrastruktur yang maju ini memungkinkan perusahaan teknologi untuk terus berkembang dan bersaing secara global.
3. Dominasi di Sektor Digital dan Media Sosial
ADVERTISEMENT
Tiongkok telah membangun ekosistem digital yang kuat dengan melahirkan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance. TikTok telah menjadi fenomena global, mengalahkan dominasi Meta, sementara WeChat berkembang sebagai aplikasi super yang mendominasi komunikasi dan transaksi digital di Asia.
Teranyar Kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, kini tengah menjadi pusat perhatian global. DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim lebih efisien dalam penggunaan data dan biaya dibandingkan layanan serupa yang ada saat ini. Kehadiran DeepSeek bahkan mengguncang pasar teknologi global, memicu aksi jual saham besar-besaran di sektor tersebut.
4. Kebijakan dan Regulasi yang Mendukung Inovasi
Pemerintah Tiongkok telah menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung inovasi teknologi melalui berbagai inisiatif strategis, salah satunya adalah "Made in China 2025" yang bertujuan untuk menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin global dalam manufaktur teknologi tinggi. Kebijakan ini berfokus pada pengembangan sektor-sektor seperti robotika, kendaraan energi baru, semikonduktor, dan teknologi informasi, dengan harapan mengurangi ketergantungan pada impor dan mendorong inovasi domestik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Tiongkok juga memberikan insentif pajak bagi perusahaan teknologi, seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk inkubator bisnis yang memenuhi kualifikasi dan pengurangan pajak bagi industri semikonduktor. Sebagai contoh, proyek semikonduktor yang memenuhi kriteria tertentu dapat menikmati pembebasan pajak selama lima tahun pertama dan diskon 50% untuk lima tahun berikutnya.
Kebijakan-kebijakan ini menggambarkan komitmen pemerintah Tiongkok dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan teknologi dan inovasi domestik, sekaligus memperkuat daya saing industri Tiongkok di pasar global.
5. Strategi Brain Gain dan Kolaborasi Global
Tiongkok juga menjalankan strategi menarik kembali talenta yang telah bermigrasi ke luar negeri dengan insentif yang menarik. Program seperti Thousand Talents Plan bertujuan membawa kembali ilmuwan dan insinyur Tiongkok yang telah bekerja di negara maju untuk berkontribusi pada industri teknologi domestik.
ADVERTISEMENT
Analisis Strategi Tiongkok dalam Perspektif Teori Pengembangan SDM
Strategi Tiongkok dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dapat dianalisis melalui berbagai perspektif teori pembangunan SDM yang menekankan pentingnya pendidikan, teknologi, inovasi, serta kebijakan migrasi dan ekosistem yang mendukung. Tiongkok, sebagai salah satu kekuatan ekonomi global, telah mengimplementasikan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis teori-teori ini untuk mempercepat perkembangan SDM dan meningkatkan daya saingnya di kancah internasional.
Berikut hasil analisis Tiongkok berdasarkan beberapa teori utama dalam pengembangan SDM.
1. Teori Modal Manusia (Human Capital Theory)
Sesuai dengan teori modal manusia yang dikemukakan oleh Becker (1964), peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan produktivitas individu dan pertumbuhan ekonomi negara. Tiongkok menerapkan teori ini dengan meningkatkan kualitas pendidikan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), menghasilkan insinyur dan ilmuwan yang mampu bersaing secara global.
ADVERTISEMENT
2. Teori Pembangunan Ekonomi (Economic Development Theory)
Menurut teori pembangunan ekonomi, infrastruktur yang kuat merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Tiongkok telah mengimplementasikan ini dengan membangun jaringan 5G terbesar di dunia, serta mendukung pengembangan teknologi AI dan big data dalam berbagai sektor industri.
3. Teori Inovasi Teknologi (Technological Innovation Theory)
Teori inovasi teknologi menyatakan bahwa negara yang memiliki sistem inovasi yang baik akan lebih kompetitif di tingkat global. Dengan investasi besar dalam R&D, Tiongkok telah mengembangkan teknologi AI, kendaraan listrik, dan komputasi kuantum yang mampu bersaing dengan inovasi dari negara-negara Barat.
4. Teori Migrasi Tenaga Kerja (Labor Migration Theory)
Tiongkok juga menerapkan teori migrasi tenaga kerja dengan program brain gain yang berhasil menarik kembali ilmuwan dan teknolog terbaiknya dari luar negeri. Insentif finansial, kesempatan riset, dan kebijakan pro-inovasi menjadi daya tarik utama bagi para profesional yang kembali ke Tiongkok.
ADVERTISEMENT
5. Teori Ekosistem Inovasi (Innovation Ecosystem Theory)
Teori ekosistem inovasi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam membangun ekosistem teknologi yang kuat. Tiongkok telah menerapkan konsep ini dengan menciptakan lingkungan yang mendukung startup dan perusahaan teknologi melalui regulasi yang fleksibel serta investasi strategis dari pemerintah.