Konten dari Pengguna

Masyarakat Minangkabau: Kearifan Lokal dalam Tradisi dan Budaya

Alexander Azizkhan
Mahasiswa Baru Universitas Andalas Jurusan Sastra Jepang
4 November 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Azizkhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minangkabau atau seringkali disingkat dengan Minang adalah kata yang mengacu pada suku atau kelompok etnis sesuai adat istiadat Minang. Umumnya suku ini menganut agama Islam. Di Minangkabau terdapat satu ungkapan yang hingga saat ini dijadikan sebagai pegangan teguh masyarakatnya yaitu ” Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang memiliki makna adat yang didasari oleh hukum Islam, hukum islam mengacu kepada kitab yang diturunkan Allah. Secara geografis, Minangkabau meliputi Sumatera Barat, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, sebagian Riau, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Matrilineal adalah suatu adat atau kebudayaan masyarakat Minang yang mengatur garis keturunan berasal dari pihak ibu. Sistem ini cukup unik karena di Indonesia hanya masyarakat Minang yang menganut sistem ini, daerah lain menetapkan garis keturunan berasal dari ayah atau pihak laki-laki. Sistem ini menyebar keseluruhan wilayah Sumatera Barat, sistem ini berfungsi untuk mengatur garis keturunan dan akan memudahkan Masyarakat Minang mengetahui garis keturunannya. Masyarakat Minang tinggal di rumah adat yang disebut sebagai rumah Gadang. Rumah tersebut dibangun di atas tanah milik keluarga turun temurun. Rumah Gadang memiliki atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Bentuk semacam ini disebut sebagai gonjong. Laki-laki yang sudah menikah, akan tidur di rumah Gadang, sementara yang belum menikah tidur di surau yang terletak tidak jauh dari rumah Gadang miliknya. BAHASA Bahasa yang digunakan orang Minang termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Banyak yang berpendapat bahwa bahasa Minang banyak terpengaruh dari bahasa Melayu, karena ada banyak kesamaan kosakata maupun dialek. Namun banyak juga yang menentang pendapat ini, mereka berpendapat bahwa bahasa Minang adalah bahasa yang mandiri dan tak ada sangkut pautnya sama sekali dengan bahasa Melayu. Dalam tulisan, awalnya orang Minang menggunakan aksara Dewanagari, Pallawa, dan Kawi. Kemudian seiring dengan masuknya pengaruh Islam, ditemukan juga tulisan orang Minang dalam bahasa Jawi. Aksara-aksara tersebut digunakan sebelum mereka mengganti dengan pemakaian alfabet Latin. SISTEM PENGETAHUAN Suku Minangkabau memiliki sistem pengetahuan yang unik. Dimana anak usia 7 tahun biasanya akan tinggal di surau dan belajar agama maupun adat Minangkabau. Di usia remaja inilah pemuda Minag ditempa untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Barulah setelah mendapatkan ilmu mereka akan kembali untuk membangun kampung mereka. Mereka akan pulang sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dan lebih matang lagi. Mereka harus menjadi sosok yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan apapun yang dilakukannya. SISTEM TEKNOLOGI Sistem teknologi yang ada di dalam suku Minangkabau terdapat pada bentuk rumah adat serta bentuk desanya.Nigari merupakan sebuah nama desa di dalam bahasa Minangkabau. Nigari sendiri ialah kediaman utama yang dapat dianggap sebagai pusat desa. Rumah Gadang merupakan rumah adat dari suku Minangkabau. Memiliki bentuk yang memanjang serta memiliki atap yang mirip dengan tanduk kerbau. SISTEM PENCAHARIAN Mayoritas dari rakyat Minangkabau hidup dengan mengandalkan bidang dalam bercocok tanam. Untuk rakyat yang tinggal di daerah laut maupun danau hidup melalui pelayaran Terdapat pula masyarakat Minangkabau yang hidup dengan mengandalkan kerajinan tangan. SISTEM RELIGI Masyarakat Minangkabau yang mulanya didominasi agama Budha berangsur-angsur memeluk islam karena hubungan dengan Aceh yang semakin intensif melalui kegiatan ekonomi sejak pemerintahan Raja Adityawarman. Hingga saat ini, dalam sistem religi masyarakat Minangkabau sebagian besar memeluk agama Islam. SISTEM KEKERABATAN Pariuk, kampuang, serta suku merupakan kelompok kekerabatan masyarakat yang ada di suku Minangkabau.Etnis dipimpin oleh seorang penghulu suku, serta kampuang yang juga di pimpin oleh penghulu andiko atau dikenal juga dengan datuak kampuang. Tanggung jawab dalam pembiayaan acara perkawinan seluruhnya dilimpahkan kepada pihak perempuan karena suku Minangkabau menganut sistem matrilineal. Di dalam suku Minangkabau juga sistem poligami merupakan hal yang tidak dilarang. KESENIAN Beberapa kesenian Minangkabau diantaranya: Tari Piring merupakan salah satu kebudayaan nusantara yang berasal dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Tarian ini diiringi lagu salempong,lalu tarian ini unik dan menjadi ikon minangkabau karena menggunakan piring yang ada ditangan sambil menari, kesulitannya adalah menahan piring dan mencari kestabilan agar tidak pecah atau jatuh. Silek Minang adalah ilmu bela diri yang berkembang di wilayah Sumatera Barat. Bagi masyarakat Minang, silek memiliki dua fungsi yaitu panjago diri (pembelaan diri dari serangan musuh) dan parik paga dalam nagari (sistem pertahanan negeri). Selain itu, silek juga menjadi inspirasi gerakan dalam randai (drama Minangkabau). Randai merupakan kesenian unik asal Minangkabu, Sumatera Barat. Randai menggabungkan beberapa unsur seni diantaranya, drama, tari, musik dan sastra. Randai ini juga diiringi dengan nyanyian yang mengiringi atau biasa disebut musik sijobang. Seni berkata merupakan suatu seni ini yang cukup unik. Dalam suku minang ada seni bersilat lidah yang mengedepankan sindiran, nasihat dan kata-kata bijak. Seni ini sangat penting dan bermakna sehingga suku minang bertahan dan menjadikannya sebuah budaya. Tari Payung adalah jenis tarian tradisional yang dilakukan penari berjumlah genap. Penari terdiri atas tiga pasangan. Tarian ini mulai dikenal dan diawali oleh Siti Agam yang berasal dari Bukit Tinggi. Pada tarian ini, penari akan melakukan gerakan indah dalam memainkan payung. Meskipun gerakannya sederhana, tarian ini kaya akan makna. KEBUDAYAAN MINANGKABAU SEBAGAI IDE ATAU GAGASAN Falsafah adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah, merupakan filosofi hidup yang di pegang dalam masyarakat Minangkabau, yang menjadikan ajaran Islam sebagai satu satunya landasan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan. Dengan kata lain Adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah, Syara’ mangato adat mamakai, merupakan kerangka atau pola berkehidupan bagi orang Minangkabau, baik secara vertikal-horizontal dengan sang Maha pencipta, maupun secara horizontal-horizontal dengan sesama manusia, ataupun dengan makhluk lain di alam semesta. KEBUDAYAAN MINANGKABAU SEBAGAI BENDA ATAU ARTEFAK Artefak dan artefaktual budaya merupakan sebuah representasi dari sejumlah nilai (intristik dan ekstrinstik) dari masyarakat tempat Artefak dan artefaktual tersebut diproduksi. Rumah adat dari suku Minangkabau, Rumah Gadang, memiliki fungsi dasar sebagai tempat tinggal sekaligus merupakan lambang keberadaan suatu kaum/suku di Minangkabau. Oleh karena itu, Rumah Gadang memiliki hubungan yang sangat kompleks antara fungsi dan makna sosialnya. Gaya arsitektural dan pembagian zona ruangnya tidak hanya sekadar mengejar keindahan tetapi juga merepresentasikan kehidupan kejiwaan dan sosial politik masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali hubungan antara Rumah Gadang dengan gaya hidup manusia yang ada didalamnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan persepsi visual. Rumah Gadang sebagai simbol visual penting bagi masyarakat Minangkabau, juga menyiratkan nilai budaya masyarakatnya melalui tujuan pembuatan dan peruntukan setiap ruangan didalamnya. Itulah sedikit ulasan tentang budaya Minangkabau, kita sebagai warga negara Indonesia sudah semestinya menjaga warisan budaya kita agar tidak terpengaruh oleh perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT