Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Candi Arjuna: Harmoni Sejarah, Kabut, dan Dingin Dieng yang Membius
14 April 2025 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lya Shakilla Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dieng – Suasana magis langsung menyambut siapa pun yang menginjakkan kaki di kawasan Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kabut tipis menyelimuti kompleks percandian yang berdiri megah di atas dataran tinggi, menghadirkan suasana seolah berada di negeri dongeng. Itulah yang dirasakan Aby (12), pelajar sekolah dasar yang tengah menikmati liburan sekolahnya bersama sang nenek.

Mengisi waktu liburan semester, Aby diajak oleh neneknya berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, kawasan wisata yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya. Salah satu tujuan utama mereka adalah Candi Arjuna, kompleks candi Hindu yang menjadi ikon pariwisata Dieng.
ADVERTISEMENT
"Sudah lama ingin ke sini. Kata nenek, tempatnya indah dan dingin. Pas datang, ternyata seperti di film-film fantasi," ucap Aby sambil tersenyum, mengenakan jaket tebal untuk menghalau udara dingin yang menusuk pagi itu.
Candi Arjuna berdiri kokoh di antara hamparan rumput hijau dan pegunungan yang mengelilingi kawasan. Dibangun pada abad ke-8 Masehi, kompleks ini merupakan bagian dari peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan terdiri dari beberapa candi kecil lainnya seperti Candi Sembadra, Puntadewa, Srikandi, dan Semar.
Aby tampak begitu antusias menyusuri setiap sudut kompleks candi, sesekali berhenti untuk mengambil foto dengan latar bangunan batu yang penuh ornamen khas Hindu kuno. Namun, momen paling mengesankan baginya adalah saat bertemu dengan sosok Anoman putih yang menjadi maskot wisata di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Awalnya kaget lihat Anoman datang, karena badannya besar dan putih semua. Tapi ternyata lucu dan ramah. Aku langsung minta foto bareng," katanya sambil menunjukkan hasil jepretan ponsel milik sang nenek.
Anoman putih, yang diperankan oleh warga lokal, kerap menyapa dan berinteraksi dengan wisatawan. Karakter ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, terutama anak-anak. Tak sedikit wisatawan yang rela antre untuk bisa berfoto atau sekadar berjabat tangan dengan tokoh pewayangan itu.
Nenek Aby, Sumirah (48), mengaku senang bisa membawa cucunya mengenal sejarah dan budaya Jawa secara langsung. “Candi Arjuna ini bukan cuma tempat wisata, tapi juga tempat belajar sejarah. Anak-anak bisa lihat langsung peninggalan leluhur, dan semoga makin mencintai budayanya sendiri,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain menikmati keindahan candi, Aby dan neneknya juga sempat mencicipi carica dan minuman purwaceng yang hangat di warung-warung sekitar kawasan. Keduanya juga membeli beberapa suvenir seperti topi rajut dan gantungan kunci berbentuk candi.
Liburan ke Candi Arjuna menjadi pengalaman pertama Aby ke Dieng, dan menurutnya, bukan yang terakhir. “Aku mau ke sini lagi, bawa mama dan papa juga. Aku pengen lihat sunrise dari Bukit Sikunir katanya bagus banget,” kata Aby penuh semangat.
Dieng memang menyuguhkan perpaduan sempurna antara keindahan alam, kesejukan udara pegunungan, dan kekayaan sejarah. Bagi banyak wisatawan, terutama keluarga, liburan ke kawasan ini terasa seperti menjelajah negeri dongeng yang tak terlupakan.