news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Darah Baru IPMI: Eri Dani dan Ivan Gunawan

Lynda Ibrahim
A Jakarta-based business consultant who loves telling a tale.
Konten dari Pengguna
12 November 2019 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lynda Ibrahim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu busana yang diperagakan menggunakan songket Palembang di Trend Show 2020 Foto: Dok: Studio One
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu busana yang diperagakan menggunakan songket Palembang di Trend Show 2020 Foto: Dok: Studio One
ADVERTISEMENT
Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) baru saja menggelar acara tahunan terbesarnya, Trend Show 2020. Dimulai pada tahun 1985 untuk memberikan arahan gaya busana kepada media yang saat itu mulai menaruh perhatian pada mode, Trend Show IPMI hadir tiap tahunnya hingga yang ke-33 kali ini
ADVERTISEMENT
Seringkali, walau tidak tiap tahun, IPMI sekaligus melantik anggota barunya. Setelah absen menambah anggota baru tahun lalu, IPMI menyambut Eri Dani dan Ivan Gunawan tahun ini.
Seperti sebelumnya, IPMI tidak membuka pendaftaran, namun justru mendekati desainer muda yang dirasa cocok melalui serangkaian wawancara dan diskusi internal. Kriteria yang dijadikan acuan IPMI adalah desainer yang telah menemukan garis desainnya, minimal 5 tahun terus berkarya, memiliki studio kerja dan karyawan, siap berorganisasi dan menjadikan mode sebagai bisnis utama. Bagaimana Eri Dani dan Ivan Gunawan masuk dalam batasan ini?
Sebagai desainer, Eri Dani sudah menunjukkan DNA kreasinya; drapery, layering, dan siluet jam pasir. Sebagai salah satu nama tetap dalam acara-acara mode terbesar Indonesia, Eri berhasil menghidupkan label Eridani dan label Eri8Eri dalam pasarnya masing-masing. Yang dibawa Eri ke dalam IPMI selain talenta mendesain juga basis pelanggan dalam piramida umur relatif lebih muda dibandingkan demografi klien tetap desainer-desainer yang lebih senior di IPMI. Peremajaan selalu dibutuhkan tiap organisasi untuk mempertahankan relevansi, jadi ini pilihan bijak bagi IPMI.
Eri Dani sebagai anggota terbaru IPMI Foto: Dok: Studio One
Untuk pagelaran yang mengesahkan keanggotaannya, Eri mengeluarkan label Eridani melalui permainan cantik drapery dan teknik halus jahitan dalam tekstil jacquard dan songket Palembang. Menarik untuk diketahui bahwa Eri berencana lebih banyak menggarap wastra tradisional Sumatera seperti songket, sesuatu yang mungkin bisa dikolaborasikan dengan pengrajin atau desainer pemula binaan Dekranasda yang tahun ini terlihat makin menjanjikan. Dengan harga Rp 3-5 juta per helai seperti saat ini, koleksi urban bermaterial songket bisa menjadi ceruk utama yang menguntungkan bagi label Eridani bila diolah dengan cerdas.
Label Eridani di Trend Show 2020 Foto: Dok: Studio One
Menarik juga rencana Eri untuk mengubah konsep label Eri8Eri. Diterima selama ini sebagai versi lebih terjangkau dari label Eridani (bahan katun, harga di bawah Rp 1 juta), Eri8Eri yang sedang dalam hiatus direncanakan diluncurkan ulang sebagai resort wear. Semoga jadi dilaksanakan, mengingat masih sedikitnya merk pakaian jadi berkualitas Indonesia yang bersikukuh menyasar kategori resort wear selain Biasa, Paul Ropp, Paulina Katarina, dan ByTheSea--empat merk yang berdiri di dan berkembang dari Bali. Sekali lagi, bila Eri jeli, ceruk ini berpotensi mendatangkan bisnis.
Ivan Gunawan pada acara tahunan IPMI, Trend Show 2020 Foto: Dok: Muara Bagdja
Ivan Gunawan tidak perlu diperkenalkan dengan panjang-lebar karena ia salah satu figur yang amat paham strategi menggaet berbagai kalangan melalui bermacam lini bisnis dan kemampuan komunikasi pribadinya. Walau yang ditampilkan di runway atas nama label Ivan Gunawan dan dikenakan pesohor tidak selalu berkorelasi dengan apa yang ditawarkan lewat label Mandjha misalnya, namun kepopuleran pribadi Ivan Gunawan sukses mendongkrak daya saing Mandjha di kelasnya. Yang rajin merambahi ITC mafhum benar bahwa hanya ada 2 kekuatan yang berjaya disana, walau dipasarkan melalui lini kesekiannya; Itang Yunasz dan Ivan Gunawan.
Baju rancangan Ivan Gunawan pada Trend Show 2020 Foto: Dok: Muara Bagdja
Baju rancangan Ivan Gunawan pada Trend Show 2020 Foto: Dok: Muara Bagdja
Di dunia mode Ivan Gunawan juga cenderung fleksibel; menerima custom order atau berkolaborasi, terakhir tercatat dalam perayaan Doraemon di awal tahun ini. Di luar mode, Ivan Gunawan punya merk kosmetika dan menjadi duta produk penganan, keduanya hadir di lokasi Trend Show IPMI 2020 lalu. A little bit all over the place, but it's all undeniably Ivan. Dan gabungan gaung nama Ivan Gunawan dari berbagai kategori ini lah yang membawa basis fans yang kemarin berdesakan memadati pagelaran perdananya sebagai anggota IPMI, sebagian dengan sigap menyerbu totebag bersablon karikatur wajah Ivan-- bagian dari program sadar lingkungan IPMI dengan Tree of Heart di mana totebag dari nama-nama besar seperti Ghea, Sebastian Gunawan, dan Rinaldy A Yunardi juga dapat ditemukan.
Baju rancangan Ivan Gunawan pada Trend Show 2020 Foto: Dok: Muara Bagdja
Baju rancangan Ivan Gunawan pada Trend Show 2020 Foto: Dok: Muara Bagdja
Ivan Gunawan adalah selangkah menuju "Fashion Lives Here" seperti yang berulangkali ditegaskan IPMI sebagai filosofi dasarnya, sedang IPMI adalah pintu legitimasi seorang Ivan Gunawan sebagai desainer mode. Nampak bahwa bukan saja IPMI paham bahwa simbiosis mutualisme adalah perkawinan terbaik, namun sebagai organisasi yang bisa mengurut cikal-bakalnya ke pendirian Perhimpunan Ahli Perancang Mode Indonesia pada tahun 1969, jelas IPMI mengerti taktik mempertahankan relevansi. Tantangan tersisa adalah bagi Ivan Gunawan untuk membuktikan dalam jangka panjang bahwa proyek baru apa pun yang akan ia jelajahi tidak akan menggeser mode sebagai profesi utamanya karena hal tersebut, fashion being the bread and butter, yang berulangkali ditegaskan IPMI setiap melantik anggota barunya.
ADVERTISEMENT
Trend show ternyata tidak selalu tentang tren baru, kadang ia bisa mengenai darah baru.