Sisi Lain Kepribadian Narsistik Wanita

Lynea Grandisa
Student of Broadcasting Digital Media And Communication in LSPR.
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2021 14:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lynea Grandisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wanita dalam gelap. Photo:Photo by Molly Blackbird on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita dalam gelap. Photo:Photo by Molly Blackbird on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wanita yang mempunyai kepribadian narsistik memanglah sangat menyebalkan karena sifat mereka yang arogan, egois, suka menjatuhkan dan tidak menghargai orang lain, dll. Namun, apabila kita melihat dari sisi penyebab kepribadian narsistik, hal ini dapat mengubah cara pandang kita dalam menilai kaum narsistik.
ADVERTISEMENT
Seperti yang ditulis oleh Simone De Beauvoir dalam bukunya Second Sex: Kehidupan Perempuan, narsisme adalah suatu proses indetifikasi yang terbentuk dengan baik, di mana ego dijadikan sebagai suatu tujuan yang mutlak dan subjeknya mencari perlindungan dalam dirinya sendiri.
Faktor narsistik dapat disebabkan oleh trauma-trauma masa kecil seperti; orang tua yang suka meremehkan, kurangnya kasih sayang dari orang tua, dimanja secara berlebihan, kurangnya pola didik dari orang tua, dll.

Sebuah Topeng di Balik Kepribadian Narsistik

Di balik sikap kaum narsistik yang angkuh dan menyebalkan, mereka sebenarnya menyadari bahwa posisi mereka rapuh sehingga hal ini menyebabkan mereka menjadi pribadi yang sangat sensitif, mudah tersinggung, dan haus akan perhatian. Selain itu, mereka juga berusaha untuk selalu terlihat kuat agar kelemahannya tidak terlihat oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari sisi faktor penyebab kepribadian narsistik, dapat membuat kita tersadar bahwa mereka juga manusia biasa. Sesama Wanita tentunya kita harus saling mendukung. Maka dari itu, kaum narsistik seharusnya tidak dijauhi namun kita dukung.
Memanglah sulit untuk menerima sifat kaum narsisitik. Siapa yang bisa menerima orang yang sombong dan tidak menghargai orang lain? Tapi kita harus mencoba untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih memahami keadaan kaum narsisis ataupun orang lain yang mungkin juga mempunyai masalah kepribadian.
Berdasarkan dari pengalaman yang saya alami berteman dengan orang yang berkepribadian narsistik, rasanya sangat campur aduk. Terkadang saya bisa melihat sisi positif dan negatif dari teman saya ini. Sangat sulit untuk memberikan nasihat kepadanya karena ia selalu merasa benar.
ADVERTISEMENT
Namun, karena saya melihat sisi lain dari teman saya yang ternyata memiliki sifat empati terhadap orang lain yang tinggi. Hal ini membuat saya mengerti keadaannya dan mempertahankan pertemanan saya.
Bagaimana dengan anda?