Logika Gila a la Cak Lontong

Lyra Puspa
President Vanaya Coaching Institute. Kandidat PhD Applied Neuroscience in Psychology Canterbury University, UK.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2017 16:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lyra Puspa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Logika Terbalik (Foto: Jeremy Perkins)
Jenius itu beda tipis dengan gila. Saya tidak tahu, ini termasuk jenius...atau gila. Menurut Anda?
ADVERTISEMENT
"Indonesia tidak akan jatuh karena ribuan pengemis. Tapi Indonesia akan jatuh hanya dengan SEPULUH koruptor!"
Penonton bertepuk tangan. Lalu sang orator melanjutkan, "Karena itu kita pertahankan jumlah koruptor kita TIDAK LEBIH dari SEMBILAN..."
Serentak semua orang tertawa terbahak-bahak. Orator itu bernama: Cak Lontong.
Siapa yang tidak kenal Cak Lontong?
Sebuah fenomena komedi pelesetan yang cerdas, kritis, sekaligus menghibur. Berbeda dengan komedian masa lalu yang cenderung mengandalkan kelucuan fisik ala slapstick, Cak Lontong banyak bermain di tataran kata dan logika.
Semakin banyak sesungguhnya standup comedian yang bermain di tataran kecerdasan berkata-kata, tetapi tidak banyak yang mampu konsisten meraup atensi seperti Cak Lontong. Stand Out in the Crowd, istilah yang kami gunakan di Vanaya Coaching Institute sejak 10 tahun lalu di dalam setiap sesi Brand & Sales Coaching dalam mendampingi para marketer di korporasi ataupun para entrepreneur.
ADVERTISEMENT
Mengapa Cak Lontong mampu Stand Out in the Crowd? Karena sebagai sebuah brand, Cak Lontong menawarkan Value Offer yang terlalu menggoda untuk ditolak.
Pertama, temanya selalu aktual dan relevan. Setiap yang aktual dan relevan akan membetot pusat perhatian pada lobus frontal di bagian depan otak kita. Segera. Karena minat kita memang sedang terarah ke sana.
Kedua, kejutan penutup yang tak terduga. Arah kalimat di awal mengarahkan pikiran ke mana, lha kalimat penutupnya ternyata berbalik ke mana. Setiap kejutan memunculkan emosi jenis potentiator di otak limbik yang memunculkan keingintahuan (curiosity) seketika. Setiap keingintahuan adalah potensi besar bagi lahirnya emosi positif pembawa euforia, apalagi ditutup dengan tawa yang memuntahkan banjir endorphin nan ceria.
ADVERTISEMENT
Ketiga, logika terbalik dari persepsi awam. Cak Lontong senantiasa konsisten menggunakan logika yang melawan arus. Lihat saja lagi kalimat yang saya kutip di awal tulisan ini. Siapa sangka kalimat "sepuluh koruptor" lantas dibawa pada kesimpulan penutup "tidak boleh lebih dari sembilan"? Logis, tapi terbalik. Logika gila, istilah saya. Dan justru di situ letak kelucuannya.
Tidak mudah menjadi lucu seperti Cak Lontong. Ini bukan sekedar bakat tetapi sebuah keterampilan yang diasah terus-menerus tanpa henti. Butuh 10.000 jam terbang yang disiplin dan konsisten, kata Malcolm Gladwell dalam buku Outliers, untuk bisa Stand Out in the Crowd seperti The Beatles, Einstein, Bill Gates, dan juga Cak Lontong.
Ingin mencapai Mastery dengan keahlian yang tak tertandingi seperti para Outliers? Kuncinya terletak pada pembentukan Myelin.
ADVERTISEMENT
Myelin adalah lapisan lemak sepanjang jalur lintas antar neuron di otak kita yang membuat kita mampu begitu terampil hingga menjadi ahli dalam hal apapun. Untuk membentuk myelin, butuh latihan serius yang terus diulang. Termasuk latihan melucu.
Logika gila ala Cak Lontong bukan lahir karena bakat saja. Tetapi juga strategi differensiasi dengan Value Offer yang betul-betul dipikirkan dan dirumuskan. Dan lebih dari itu, dilatih terus-menerus sehingga myelin kocak ini menjadi unconsciously competence, keahlian yang menandai capaian tingkat Mastery.
Jadi kita tidak perlu jauh-jauh belajar Mastery dari Steve Jobs, The Beatles, atau Mark Zuckerberg. Kita bisa belajar dari banyak orang di negeri ini, termasuk Cak Lontong.
Karena sesungguhnya untuk menjadi Stand Out in the Crowd di bidang apapun dibutuhkan kesatuan dari tiga: bakat, disiplin, dan (sedikit) gila.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara paling gila untuk menggali bakat terbaik Anda dan melatihnya dengan disiplin tingkat gila juga?
"Hanya orang yang cukup gila untuk berpikir mengubah dunia, yang betul-betul akan melakukannya," kata Steve Jobs.
Maka, belajarlah dari logika gila Cak Lontong.
Kok mau?
Lha, itu dia, saya juga bingung kenapa Anda mau-maunya diajak belajar dari Cak Lontong. Gak ada hebat-hebatnya kecuali super lucu dan happening di mana-mana.
Belajar kok dari Cak Lontong. Gak ada orang lain yang lebih keren kah yang bisa Anda contoh?
Hanya orang gila yang mau belajar Mastery dari Cak Lontong. Lebih gila lagi yang mau repot menulis tentang logika gila ini.
Anda mau ikut gila? #Mikir!
(Catatan: efek samping kegilaan akibat posting ini di luar tanggung jawab facebook, penulis, dan yang men-share-nya, hahaha...)
ADVERTISEMENT
Source video: Cuplikan Mata Najwa yang diedit oleh entah siapa