Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Peran China di Asia Pasifik: Mendukung atau Mengancam Kedaulatan India?
4 November 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari M Fathan Karib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Studi Kawasan Asia Pasifik
ADVERTISEMENT
Negara China dan India merupakan salah satu negara yang terletak di wilayah Asia , tepatnya pada bagian Asia Pasifik. Kedua negara ini merupakan dua negara yang saling berdekatan dan memiliki tingkat populasi manusia tertinggi di dunia dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat. Seiring berjalannya waktu, pada masa perang dingin. China pun tertarik dan ingin melakukan hubungan dengan beberapa negara yang berada di kawasan Asia selatan. Dalam periode ini, pemerintah China berusaha meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut dengan memberikan berbagai bantuan di bidang ekonomi dan dukungan militer kepada beberapa negara yang terletak di Asia Selatan. Langkah ini pun dianggap sebagai upaya untuk menantang dominasi dari India yang telah lama berkuasa di wilayah Indo-Pasifik. My Hai Loc, Tran (2023)
ADVERTISEMENT
Dalam kerangka teori Realisme dalam hubungan internasional, terdapat penekanan terhadap persaingan antar negara untuk memperoleh kekuatan dan menjaga keamanan, dengan kepentingan nasional menjadi faktor utama yang membentuk kebijakan luar negeri. Dalam hubungan bilateral antara China dan India, perspektif realis menjelaskan bagaimana upaya untuk meningkatkan pengaruh regional dapat memunculkan ketegangan antara kedua negara. Langkah-langkah yang diambil oleh China untuk memperluas kehadiran dan pengaruhnya di wilayah Asia Pasifik dipandang sebagai potensi ancaman bagi kedaulatan India, yang berpotensi mengganggu stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut. Selain itu, teori Realisme menegaskan pentingnya mempertahankan keseimbangan kekuatan sebagai cara untuk menghindari potensi konflik, yang merupakan pertimbangan penting dalam analisis hubungan China-India dan dampaknya terhadap keamanan di kawasan Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya sikap penulis terhadap isu tersebut ialah setuju (pro) kepada pemerintah China yang melakukan peningkatan keamanan secara ketat terhadap wilayah yang berbatasan langsung dengan negara-negara di Asia Selatan maupun Asia Pasifik. Alasan penulis memilih setuju (pro) dikarenakan apabila pemerintah China mengabaikan atau meremehkan keamanan mereka sendiri maka di kemudian hari akan timbul masalah atau konflik yang tak terduga dan mengakibatkan China mengalami kerugian baik dari aspek ekonomi, politik dan lain-lain. Sehingga hal ini akan menjadi kesempatan bagi negara lain di sekitar China itu sendiri yang akan memanfaatkan situasi dan kondisi yang terjadi, misalnya India yang melihat situasi ini kemudian mereka melakukan agresi terhadap wilayah Akshai chin, wilayah Pradesh dan wilayah lain yang ingin dikuasai oleh India. Maka dari itu penting bagi China untuk tetap memperkuat keamanan mereka supaya menghindari kejadian-kejadian yang bisa saja timbul akibat kurangnya kewaspadaan dan hal lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pembahasan
India dan China adalah kedua negara yang mempunyai pengaruh yang besar di wilayah Asia dan juga merupakan kekuatan global yang muncul pada era saat ini. Kedua negara tersebut mulai menjalin hubungan bilateral pada tahun 1950 dan semakin mendekat dikarenakan memiliki latar belakang sejarah yang serupa, yakni keduanya pernah dijajah oleh kekuatan imperialisme dari Barat yang mengeksploitasi sumber daya dari negara mereka. Keduanya dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, hubungan antara keduanya mulai memburuk karena timbulnya masalah perbatasan yang memunculkan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Kemudian dalam hal ini menyebabkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara tersebut.
Pada tanggal 20 Oktober 1962, militer dari China melakukan penyerangan secara masif terhadap wilayah dibagian barat dan timur India. Persiapan yang dilakukan oleh India dalam menghadapi serangan tersebut sangat minim dan masih kurang adanya persiapan dikarenakan penyerangan yang dilakukan oleh militer China itu dilakukan secara tiba-tiba, sehingga India tidak mempunyai power dan kekuatan yang memadai untuk melakukan serangan balik terhadap China. Setelah terjadinya penyerangan kepada militer India, China pun sukses dalam menguasai wilayah Aksai Chin di wilayah bagian barat. Di wilayah bagian timur, China turut menyerang pasukan militer India di area sebelah selatan yang terletak di Sungai Namka. Kesuksesan yang dilakukan oleh China dalam menyerang militer India mengakibatkan China akhirnya membuat pengumuman gencatan senjata. Selain itu, China juga menawarkan perundingan antara kedua negara perihal perbatasan wilayah. Apabila India menerima tawaran yang ditawarkan, maka China akan menarik pasukannya dari beberapa wilayah di daerah sengketa. Namun, India memilih untuk menolak dalam melaksanakan perundingan yang sudah ditawarkan oleh China ini. India ingin melanjutkan perihal masalah konflik area perbatasan dan bersedia untuk melakukan penyerangan kembali. Keberanian yang dilakukan oleh India untuk melawan China timbul akibat dukungan dari Inggris dan juga Amerika Serikat, yang mana kedua negara ini merupakan negara-negara dengan kekuatan besar yang dapat membantu India untuk melawan China. Penolakan India terhadap tawaran perundingan membuat China melakukan perluasan keamanan militernya di wilayah sengketa dan melakukan penyusunan strategi untuk mengatasi serangan balik dari India.
ADVERTISEMENT
Setelah gencatan senjata yang diberitakan oleh China, pada 14 November, India pun melakukan serangan kembali terhadap pasukan militer China. Meskipun India berhasil menguasai kota Walong yang mana wilayah ini merupakan wilayah milik China dalam perang kedua, pada akhirnya India pun mengalami kekalahan. China dengan strateginya berhasil menaklukkan seluruh wilayah yang bersengketa dan mengumumkan bahwa gencatan senjata dilaksanakan secara sepihak karena dalam hal ini China berhasil menguasai seluruh wilayah sengketa. Pada akhirnya perang tersebut berakhir pada 22 November 1962. Sesudah terjadinya perang sengketa tersebut, hubungan diplomatik antara China dan India menjadi terputus. Namun, pada tahun 1970, kedua negara ini akhirnya kembali membangun hubungan diplomatik setelah beberapa tahun terputus. PERMATA, V. S. (2019)
ADVERTISEMENT
Hubungan yang terjadi antara India dan China memiliki sejarah yang terbilang cukup panjang. Walaupun keduanya mempunyai pengaruh yang tinggi di kawasan Asia terutama Asia Pasifik dan merupakan kekuatan global yang berdampak masif, akan tetapi hubungan mereka selama ini juga telah mengalami pasang surut.
Pada awal 1990-an, hubungan bilateral antara India dan China dikatakan membaik setelah berhasil menyepakati berbagai serangkaian akan kesepakatan perbatasan. China sendiri adalah mitra dagang terbesar kedua yang dijalin oleh India. Akan tetapi, pada tahun 2020, ketegangan kembali muncul setelah terjadinya bentrokan di perbatasan yang menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak. Meskipun serangkaian pembahasan militer dan diplomatik telah meredakan ketegangan, situasi di perbatasan kedua negara ini tetaplah diwaspadai dan berbahaya.
ADVERTISEMENT
Direktur komisi hubungan luar negeri pada komite sentral partai komunis China atau yang dikenal dengan (CPC), Wang Yi, mengajak Menteri Luar Negeri India yang menjabat pada saat itu, yaitu Subrahmanyam Jaishankar, untuk turut menstabilkan hubungan bilateral diantara kedua negara tersebut. Wang menekankan betapa pentingnya untuk saling mendukung dan menyelesaikan masalah secara bersama, dan bukan untuk saling mencurigai. Keduanya juga turut sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi di lingkup militer mengenai isu perbatasan ini. Akibat dari kestabilan dari dua negara raksasa di Asia pasifik ini maka berdampak pula terhadap negara-negara di Asia Pasifik yang bekerja sama dan memilliki hubungan yang baik terhadap India maupun China ini. Jafar M Sidik, U. S. (2023)
ADVERTISEMENT
Para pakar dan tokoh-tokoh politik penting di China menyatakan bahwa negara mereka tidak ingin menantang tatanan internasional yang ada. Mereka lebih ingin menjadi salah satu pasar terbesar di dunia dengan cara melakukan perdagangan dan investasi seperti negara-negara lain yang menggunakan sistem kapitalis. Mereka mengusulkan strategi yang disebut “kebangkitan damai”, yang berarti mereka ingin fokus pada perdamaian dan pembangunan, bukan persaingan politik dan militer. China ingin memperkuat sistem internasional yang sudah ada agar lebih stabil, dan tidak ingin terlibat dalam konflik yang mengancam perdamaian. Meskipun China sedang berkembang, mereka masih merasa lebih lemah dibandingkan Amerika Serikat dalam hal politik dan keamanan global. Oleh karena itu, mereka ingin menghindari konfrontasi dan berbagai masalah, kemudian bertujuan mengedepankan kerjasama yang damai. Han, Z., & Paul, T. V. (2020)
ADVERTISEMENT
Dari beberapa penjelasan diatas menjelaskan bahwa alasan penulis bersikap pro kepada negara China, yaitu dikarenakan sikap China yang memiliki strategi untuk mengedepankan keamanan, yang mana dalam hal ini juga mereduksi konflik antar negara maupun kawasan. Dan juga semenjak dibangunnya hubungan diplomatik kembali oleh China pada tahun 1970 maka turut berkembang pula tingkat kerjasama yang saling menguntungkan baik untuk keduanya maupun untuk negara-negara yang berada di sekitarnya, yaitu negara yang terletak pada kawasan Asia pasifik hingga saat ini walaupun masih ada beberapa hal yang masih perlu ditinjau dan didiskusikan Kembali.
Penutup
Berdasarkan dari hasil yang didapat oleh penulis dari judul Peran China dalam Keamanan dan Stabilitas Asia Pasifik: Mendukung atau Mengancam Kedaulatan India? ini, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua negara ini sangatlah penting dalam mendukung dan saling bekerja sama di wilayah tersebut. Meskipun bisa ada manfaat kerjasama antara China dan India, konflik perbatasan dan persaingan antar mereka menciptakan beberapa masalah yang serius.
ADVERTISEMENT
China, dengan kebijakan ekspansifnya yang terutama termanifestasi dalam pengembangan kekuatan militer dan infrastruktur di wilayah Asia Pasifik, telah menimbulkan kekhawatiran bagi India mengenai potensi ancaman terhadap integritas dan juga kedaulatannya. Sementara upaya-upaya untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan diplomasi antara kedua negara dapat membantu meredakan ketegangan, kemudian masih ada kendala-kendala penting yang perlu diatasi, termasuk masalah perbatasan yang belum terselesaikan dan masih ada kurangnya kepercayaan di antara kedua belah pihak. Disini juga China ingin memperkuat sistem internasional yang sudah ada agar lebih stabil, dan tidak ingin terlibat dalam konflik yang mengancam perdamaian. Maka daripada itu, mereka ingin menghindari konfrontasi dan berbagai masalah, kemudian bertujuan mengedepankan kerjasama yang damai dan aman.
Namun, untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam memperkuat keamanan dan stabilitas di Asia Pasifik, China dan India harus tetap menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penyelesaian secara damai dan membangun hubungan yang saling bermanfaat serta menguntungkan satu sama lain. Jadi melalui upaya yang berkesinambungan, kerja sama yang positif, serta dukungan dari aktor-aktor regional dan internasional, maka dari hal tersebut terdapat potensi untuk menciptakan wilayah yang lebih aman dan stabil di wilayah Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Referensi
Han, Z., & Paul, T. V. (2020). China’s Rise and Balance of Power Politics. Journal of Crustacean Biology, 40(1), 1–26. https://doi.org/10.1093/cjip/poz018, hlm. 7
My Hai Loc, Tran (2023) "INDIA'S SECURITY THREATS FROM CHINESE MILITARY FUNDING AND ECONOMIC DEVELOPMENT IN SOUTH ASIA," Global: Jurnal Politik Internasional: Vol. 25: No. 2, Pp. 115-139. https://doi.org/10.7454/global.v25i2.1289
Jafar M Sidik, U. S. (2023, Juli 15). China desak India stabilkan hubungan bilateral. Diambil kembali dari Antara News: https://www.antaranews.com/berita/3637332/china-desak-india-stabilkan-hubungan-bilateral
PERMATA, V. S. (2019, Mei 15). PERAN BRICS DALAM REVITALISASI HUBUNGAN CHINA DAN INDIA TAHUN 2017. Diambil kembali dari Research Repository UMY: . http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29793, hlm 13-17