Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Efek Perkembangan Pariwisata Wisata Hutan terhadap Masyarakat dan Remaja
7 Januari 2023 12:40 WIB
Tulisan dari M Ikmal Amri Ikhsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
![Tempat Wisata Hutan Jati Raya. Sumber : Dokumen pribadi peneliti](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gnsjc527jwgvn2rmng72jrc9.jpg)
Halo, perkenalkan nama saya M. Ikmal Amri Ikhsan, saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi mengenai opini saya tentang efek perkembangan pariwisata wisata hutan jati raya terhadap masyarakat dan remaja
ADVERTISEMENT
Sejumlah destinasi wisata terus bermunculan di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya wisata hutan jati raya, di Desa Liprak kidul, Kecamatan Banyuanyar. Melalui BUMDes Liprak kidul, hutan jati yang sepi disulap menjadi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Wisata ini memiliki konsep edukasi wisata, memberikan wawasan terkait fungsi hutan jati. Sekaligus mengetahui pohon jati yang selama ini hanya diketahui berupa kayu untuk bahan baku mebel dan bangunan. Tidak hanya menawarkan edukasi wisata. Pengelola juga mencoba membaca peluang dengan memberikan fasilitas, berupa cafe outdoor yang beratapkan rindangnya daun jati. Suasana ngopi di tengah hutan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu menarik banyak pengunjung. Situasi sekitar yang begitu tenang didukung udara yang sejuk, mampu membuat pengunjung betah. Tidak heran jika pengunjung dapat menghabiskan waktu berjam-jam ditempat tersebut hanya untuk minum kopi.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan, pengelola juga menambahkan beberapa fasilitas pendukung lainnya. Seperti gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai, kamar mandi, serta beberapa fasilitas bermain anak yang bisa dimanfaatkan saat pengunjung membawa anak-anaknya. Luasnya lahan hutan jati yang bersih dan nyaman, menjadi tempat bermain anak. Anak-anak yang berkunjung dapat dengan leluasa bermain kesana kemari.
Dengan adanya wisata tersebut yang buka dari jam 8 pagi sampai jam 11 malam memiliki dampak yang kurang baik yaitu dimana para pemuda desa tersebut maupun pemuda luar desa melakukan tindakan yang tidak patut dicontoh misalnya mabuk ditempat yang sepi saat malam hari, biasanya tempat wisata hutan jati raya akan ada acara dangdut dengan mengundang artis daerah hal tersebut mengundang para pemuda untuk datang dan akan terjadi perkelahian yang merugikan berbagai pihak termasuk pengelola hutan jati raya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi kenakalan remaja sebaiknya pihak pengelola membuat peraturan yang ketat bagi para pengunjung dengan menghargai dan berperilaku sopan santun, dan juga pada saat masuk pihak pengelola untuk memeriksa barang yang dibawa oleh pengunjung dan memberikan peringatan yang keras bagi yang melanggar, sehingga pengunjung yang lain merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke Wisata Hutan Jati Raya.
Perubahan perilaku masyarakat di sekitar tempat wisata tersebut tidak adanya perubahan, karena tempat tersebut masih baru di bangun yaitu 1 tahun yang lalu pada saat pandemi covid-19. Dan juga pengunjung yang datang hanya wisatawan dalam kota saja, sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada pengunjung dari luar kota sehingga tidak memberikan efek kepada masyarakat sekitar dalam hal perilaku masyarakat.
ADVERTISEMENT