Preventif-HIV, Kampanye Hari Kesadaran Vaksin HIV

Haris Rizki Maulana
1. Profesi Ners 2. Peneliti PUSAD (Pusat Studi Anti-Korupsi Dan Demokrasi) universitas muhammadiyah surabaya 3. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Konten dari Pengguna
12 Mei 2024 11:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Rizki Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shutterstock.co
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock.co
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak kekebalan tubuh. HIV juga bisa menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), Puncak dari HIV ialah AIDS, yaitu dimana tubuh mengalami kerusakan kekebabalannya, sehingga kemampuan melawan virus atau infeksi hilang seutuhnya.
ADVERTISEMENT
HIV bermula akan menyerang CD4, sehingga terjadi disfungsi limfosit yang signifikan dan berakibat tinggi resiko AIDS. Patofiologi singkat itulah akhirnya sistem kekebalan tubuh rusak, dan tubuh mudah sekali terkena penyakit lainnya.
Pada kalangan Masyarakat, tidak sedikit yang memiliki stigma negatif terhadap penderita HIV, Mengasingkan dan menjauhi para penderita HIV tanpa tau bagaimana proses penyebarannya. Bagi para Penderita yang sudah di katanakan positif mengidap HIV, notabene membuat guncangan jiwa dan psikisnya, maka banyaknya penderita HIV yang memilih mengisolasi diri dan menjaga imeg-nya dari dunia luar.
Sebagai pengetahuan dasar bagi masyarakat awam, yang belum mengetahui bagaimana penyebaran HIV yaitu, bahwa HIV tidak menyebar melewati udara, maka stigma negatif tentang berinteraksi dengan orang yang mengidap HIV adalah mitos. Jadi masyarakat khususnya yang awam terkait persoalan HIV, tidak memiliki cukup alasan yang signifikan dalam men-justice penderita HIV untuk bisa berkeliaran di dunia luar seperti pada umunya.
ADVERTISEMENT
Dampak bagi penderita HIV, notabene akan mengisolasi diri, dimana penderita tidak percaya diri dan takut untuk berinteraksi dengan khalayak umum. Tidak hanya mengisolasi diri, penderita juga depresi dengan apa yang ia derita, ketakutan berlebih karena penyakit HIV, menimbulkan depresi kronis, jika dibiarkan larut, tidak mudah penyembuhannya dalam segi hanya sekedar pendekatan trust antara tenaga kesahatan dengan penderita. Keadaan seperti ini disebabkan karena, sedari awal stigma negatif yang muncul di kalangan masyarakat umum.
Gejala HIV itu sendiri, tidak bisa kita lihat dengan kasap mata seperti penyakit-penyakit lainnya. Gejala signifikansinya timbul setelah 5 tahun keatas penderita dinyatakan positif HIV. Lalu bagaimana cara kita mengetahui bahwa kita saat ini mengidap HIV atau tidak ?, jawabannya yaitu dengan memerlukan pemeriksaan Scrining medis lanjutan seperti salahsatunya dengan pemeriksaan laboratorium medis.
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 18 Mei dikenal sebagai hari kesadaran vaksin HIV, program tersebut tidak lain sebagai suatu kampanye untuk masyarakat sadar tentang pentingnya vaksin. Kita ketahui bersama bahwa, dengan vaksin, tubuh kita di latih untuk semakin kebal terhadap virus-virus yang berbahaya. Sebagai pertanyaan bagi masyarakat awam, lalu apakah ada vaksin yang dapat menyembukan HIV ?. Samapai saat ini, tidak ada vaksin yang bisa menyembuhkan total tentang HIV.
Dengan program vaksinasi, sebenarnya adalah menyuntikkan bakteri kedalam tubuh, untuk sekali lagi melatih tubuh dalam melawan virus yang berbahaya. maka, vaksin HIV yang dibicaran, hahikatnya untuk mngurangi resiko terjangkit beberapa penyakit lainnya. HIV tidak akan nampak baik gejala dan penyebarannya apabila, immun tubuh manusia masih stabil dan baik.
ADVERTISEMENT
Perkembangan para medis dalam penelitian penunjang vaksin HIV masih terus dikembangkan. Para peneliti diseluruh dunia yang tergabung dalam National Institutes of Health (NIH) Office of AIDS Research (OAR) pun terus mengupayakan pecegahan dan pengobatan untuk penanggulangan penyakit HIV.
Tenaga kesehatan dan beberapa rumahsakit meinkan perannya dengan semaksimal mungkin, dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang HIV dan kedaran vaksin HIV. Edukasi yang adekuat kepada masyarakat yang beum terjangkit HIV di kalangan duania kesehatan, dikenal dengan isltilah ABCDE.
Abstinace atau tidak melakukan hubungan Sex diluar nikah,Sex bebas, menjadi salah satu pertama dalam mengakibatkan dan penyebaran HIV.
Be faithful bersikap saling setia pada pasangan, kesetiaan kepada pasangan, mampu menjauhkan serta salah satu preventif terjadinya HIV dan penularannya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya Bahwa gonta ganti pasangan sangat tidak dianjurkan dalam kesehatan, kesetian dam sex satu pasangan dapat terhindar dari penyakit HIV.
ADVERTISEMENT
Condom digunakanlah saat berhubungan sex. Para penderita HIV, juga masih bisa melakukan hubungan seksualnya, akan tetapi ada beberapa syarat tententu dari kesehatan, salah satunya menggunakan kondom. Memilih kondom yang aman dan steril juga salah satu Preventif dalam penyebaran dan penulran HIV.
Don’t use drug atau Drug (tidak menggunakan narkoba). Salah satu faktor terjadinya dan penyeban HIV karena penggunakan narkoba atau narkotika, jarum suntik yang tidak steril menjadi pemicu awal dalam masuknya virus tersebut dalam tubuh. Maka, sangat tidak dianjurkan sekali untuk mengkonsumsi narkoba.
Equipment menggunakan peralatan yang steril, Artinya, setiap menggunakan alat yang sifatnya tajam dan resiko terkena menjadi luka, disarankan menggunakan peralatan yang steril, kesterilan juga memotong tali penularan HIV.
ADVERTISEMENT
Ilmupengetahuan terus dikembangan oleh para pakar dan peneliti di bidang kesehatan, bilkhusus dalam mengembangkan pengendalian dan pengobatan HIV. Banyaknya kasus HIV didunia menjadi perhatian utama bagi para tenaga kesehatan, tanggungjawab untuk mensejahterakahn kesehatan masyarakat menjadi tertinggi bagi para tenaga kesehatan.
Hari Kesadaran Vaksin HIV, menjadi salah satu mengkampanyekan serta edukasi kepada masyarakat, dalam melawan penyebaran HIV yang semakin meluas. Dumulai dari kita untuk tetap waspada, serta mengedukasi lingkungan sekitar sehingga tidak menjadi percuma kampanye tersebut, hanya sekedar menjadi program tetapi eksistensinya masih rendah dalam penegndalian atau reventif terhadap penyakit HIV.