Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
BRIGHT dan Deep Learning: Membangun Generasi Peneliti Sejak Dini
6 Mei 2025 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari M Mahdi Mujtahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus perubahan global dan revolusi teknologi, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan baru. Sekolah tidak lagi cukup hanya mencetak siswa yang menguasai pengetahuan teoritis. Kita butuh generasi yang mampu berpikir kritis, memecahkan masalah nyata, dan bersikap adaptif dalam menghadapi ketidakpastian. Sayangnya, ruang kelas kita masih sering terjebak pada rutinitas belajar yang monoton—ceramah, hafalan, dan ulangan—yang jauh dari semangat deep learning, yaitu pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, koneksi antarkonsep, dan penerapan dalam situasi nyata.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi seperti ini, pendekatan pembelajaran berbasis riset (inquiry-based learning) layak dipertimbangkan. Melalui pendekatan ini, siswa didorong untuk berperan sebagai peneliti pemula yang aktif: mereka bertanya, menelusuri jawaban, mengumpulkan bukti, dan menarik kesimpulan dari proses investigasi. Inilah langkah awal menuju deep learning—pembelajaran yang berbasis pada pengalaman, eksplorasi, dan penemuan makna. Namun, implementasi pendekatan ini di lapangan tidak selalu mudah. Banyak guru kesulitan menyusun struktur pembelajaran yang sistematis, sementara siswa belum terbiasa dengan pola berpikir ilmiah.
Untuk menjembatani tantangan itu, saya menawarkan sebuah model pembelajaran yang bernama BRIGHT—singkatan dari Based Research Inquiry for Growth, Hypothesis & Thinking. Model ini dirancang untuk menjadi jalan tengah antara tuntutan kurikulum, kebutuhan siswa abad ke-21, dan realitas di ruang kelas. Dengan enam tahapan yang jelas—dari rasa ingin tahu hingga presentasi hasil riset—BRIGHT menyalakan lentera pembelajaran berbasis riset yang tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga membangun karakter, kolaborasi, dan literasi digital. Inilah bentuk nyata dari deep learning—pembelajaran yang melampaui hafalan menuju pemahaman yang reflektif dan aplikatif.
ADVERTISEMENT
BRIGHT bukan sekadar metode baru dalam belajar. Ia adalah tawaran gagasan tentang bagaimana kita bisa membangun budaya ilmiah di sekolah sejak dini. Dalam praktiknya, siswa tidak lagi menjadi penonton pasif, melainkan pelaku aktif dalam membangun pengetahuan. Guru pun bergeser peran: bukan pusat informasi, tetapi fasilitator yang menyalakan semangat bertanya, mengarahkan proses berpikir kritis, dan menguatkan metakognisi. Perubahan peran ini sangat esensial dalam menciptakan ruang kelas yang mendukung deep learning.
Integrasi BRIGHT dalam Kurikulum Merdeka juga sangat mungkin dilakukan. Bahkan, proyek-proyek Profil Pelajar Pancasila (P5) bisa menjadi lahan subur bagi penerapan model ini. Dengan pendekatan project-based learning yang kontekstual, siswa belajar menyelidiki isu lokal, mencari solusi, dan mempresentasikan temuannya secara kreatif. Semua proses ini menuntut lebih dari sekadar pemahaman permukaan, melainkan keterlibatan emosional dan intelektual yang dalam—inti dari deep learning.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, penerapan BRIGHT membuka peluang besar untuk memperkuat kompetensi literasi digital dan sains. Dalam dunia yang semakin didorong oleh data dan kecerdasan buatan, kemampuan berpikir ilmiah, analitis, dan reflektif menjadi aset utama. Model ini melatih siswa untuk tidak sekadar menyerap informasi, tetapi mengevaluasi, mengolah, dan menggunakannya secara bertanggung jawab. Ini merupakan bagian dari deep learning yang membentuk pola pikir kritis dan adaptif dalam jangka panjang.
Tak hanya siswa yang diuntungkan. Bagi guru, model BRIGHT bisa menjadi alat refleksi profesional untuk meningkatkan kualitas praktik mengajar. Guru belajar menyusun strategi pembelajaran yang lebih personal, terstruktur, dan berbasis bukti. Ketika guru menginternalisasi semangat deep learning, maka ruang kelas akan bertransformasi menjadi ekosistem belajar yang dinamis dan inspiratif—tempat di mana keingintahuan tumbuh dan kreativitas berkembang.
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya kita memandang kelas bukan sebagai tempat pengajaran, tapi sebagai laboratorium kecil tempat siswa belajar menjadi peneliti kehidupan. Model BRIGHT memberi kita alat dan arah untuk mewujudkan hal itu. Kini, tinggal kemauan dan keberanian kita bersama untuk mulai menyalakan lentera deep learning di ruang-ruang belajar anak Indonesia—agar mereka tidak hanya pintar, tapi juga bijak, reflektif, dan siap menghadapi masa depan.