Abrasi Pantai Sampulungan, Sulsel: Makam Rusak dan Kain Kafan Keluar

Konten Media Partner
16 Januari 2020 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuburan di bibir pantai Sampulungan Takalar terdampak abrasi, kain kafan keluar dari kuburan, (Foto: Makassar Indeks/Sibali).
zoom-in-whitePerbesar
Kuburan di bibir pantai Sampulungan Takalar terdampak abrasi, kain kafan keluar dari kuburan, (Foto: Makassar Indeks/Sibali).
ADVERTISEMENT
Takalar -- Abrasi terjadi di bibir pantai Sampulungan, Desa Tamalate, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengakibatkan puluhan kuburan rusak, bahkan sebagian pekuburan terkikis air laut dan kain kafan keluar dari lubang kubur tersebut.
ADVERTISEMENT
Tim Makassar Indeks yang langsung ke lokasi pekuburan tersebut menyaksikan jika beberapa kain kafan keluar dari lubang kubur yang terkikis di pinggir pantai Sampulungan Takalar, Kamis (16/1).
Hantaman ombak laut mengakibatkan abrasi sejauh 5 meter. Untuk diketahui, Makassar Indeks pada Senin 19 November 2018 lalu juga memuat berita abrasi di pantai Sampulung. Di mana saat itu selain kuburan ada beberapa rumah yang juga terdampak abrasi.
Pekuburan di bibir pantai Sampulungan, Kabupaten Takalar, (Makassar Indeks/Sibali).
Ditemui pelaksana tugas (Plt) Kepala Desa Sampulung, Rustam Muamg membenarkan jika dari puluhan kuburan yang ada di bibir pantai, sebanyak 5 kuburan yang terkikis air laut, akibat hantaman ombak.
"Tidak hanya kuburan, ada 3 kepala keluarga juga yang mengungsi karena abrasi itu, di mana tembok rumah amblas saat ombak deras terjadi," kata Rustam, Kamis (16/1).
ADVERTISEMENT
Rustam kepala desa Sampulungan berharap pihak pemerintah pusat juga dapat membantu warga desa agar membuatkan tanggul, di mana sudah dua tahun permohonan yang diajukan belum juga mendapatkan bantuan.
"Yah kami sebagai pemerintah desa sangat berharap bantuan pemerintah pusat, dimana saat ini kami berupaya membuat tanggul dengan mengisi karung dengan pasir untuk sementara dijadikan tanggul," ujarnya.
Ia juga menambahkan jika ada desa Sampulungan Caddi dan Sampulungan Lompo yang panjangnya 500 meter untuk dibuatkan tanggul.
"Kita pemerintah desa sudah berupaya membuat tanggul sederhana, namun kami terkendala dana untuk membeli karung dengan jumlah banyak menahan derasnya ombak, kita butuh ini untuk panjang 500 meter di bibir pantai," ujarnya.
Warga di bibir pantai Sampulungan yang masih bertahan di lokasi tersebut, kini membuat tanggul dengan bergotong royong mengisi karung dengan pasir.
ADVERTISEMENT