Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Horor: Kuntilanak-Pocong yang Jail di Kosan dan Ingatan Masa Lalu
22 September 2023 20:35 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Malik Ibnu Zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Malam itu suasana kosan tidak seperti biasanya, di luar kosan terasa begitu sunyi. Kalau kata orang Jawa "seminep". Hal senada juga dirasakan oleh kawan yang satu kosan dengan saya, Avidh namanya. Dia merasakan kalau malam ini suasananya berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Maul kawan saya yang sering main ke kosan juga merasakan hal sama, dia memutuskan untuk pulang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Selepas Maul pulang saya merasakan lapar, perut keroncongan minta untuk segera diisi, sebab sedari siang saya belum makan. Saya pun memutuskan untuk membeli nasi goreng, tidak jauh dari kosan. Begitu saya membuka pintu terdengar suara kokok ayam. Saya berpikir positif, sebab memang ada yang memiliki ayam di sekitar kosan.
Kosan yang sekarang saya tempati bisa dikatakan adalah sebuah kompleks kosan, terdapat beberapa tipe, tentu dengan spesifikasi harga yang berbeda-beda. Kosan saya berada di kompleks belakang, maka dari itu jika hendak keluar saya harus melewati kompleks tengah dan kompleks depan.
Sudah tiga minggu ini, dua kosan di kompleks tengah kosong. Akibatnya jalan menjadi gelap, sebab lampu teras tidak dinyalakan. Meskipun gelap suasana dalam kosan terlihat dengan jelas, sebab kaca depan tidak berkelambu.
ADVERTISEMENT
Ketika saya membeli nasi goreng, saya berusaha untuk tidak menengok ke arah kaca, meskipun saya merasakan beberapa pasang mata tak terlihat terus menatap dengan tatapan penasaran.
“Apa karena ini malam Jumat yah?” tanyaku kepada Avidh.
“Entahlah, mungkin hantu penunggu komplek kosan belakang ini meminta untuk dituliskan kisahnya,” jawabnya.
Memang beberapa hari yang lalu saya merencanakan untuk menuliskan pengalaman horor yang dialami oleh orang-orang di kompleks belakang. Tetapi saya belum yakin apakah akan menuliskannya atau tidak. Sampai kemudian 1 jam setelah makan nasi goreng, saya mendengar suara lirih tangisan perempuan.
“Avidh dengar suara lirih tangisan perempuan?” tanyaku.
“Nggak.”
Maka dari itu saya pun bergegas menyalakan laptop, untuk selanjutnya menuliskan tentang mereka yang tidak bisa dilihat oleh mata normal.
ADVERTISEMENT
Malam Sabtu yang Mencekam
Kompleks belakang terdiri dari enam kosan, empat menjorok ke depan, sementara yang dua menjorok ke belakang. Kosan yang menjorok ke belakang itulah yang tidak berpenghuni. Saya menempati kosan ketiga bersama dengan Avidh, sementara itu kosan satu ditempati oleh Bang Ijul, kosan kedua ditempati oleh Bang Muri, dan kosan keempat ditempati oleh Bang Ijay.
Sampai dengan saat itu, memang saya belum pernah ditampaki oleh penunggu kompleks kosan belakang. Tetapi suara ketukan di pintu, di dinding, suara lompatan langkah sering saya dengar, bau pandan. Mengenai hal tersebut saya tidak merasa terganggu, biasa-biasa saja.
“Suasana kembali normal, tidak seminep seperti tadi,” ujar Avidh ketika saya menuliskan cerita ini.
“Ya begitulah,” jawabku singkat.
ADVERTISEMENT
Waktu itu Avidh baru beberapa hari tinggal di kosan saya dan dia langsung mendapatkan sambutan dari penunggu kompleks kosan belakang.
Begini ceritanya. Setelah salat Jumat saya pamit kepada Avidh pergi ke Depok untuk liputan. Dan malam Ahad baru pulang. Menjelang Maghrib Avidh mandi dan kamar mandinya itu terletak di luar. Saat mandi itulah pintu kamar mandi diketuk dengan ketukan cepat. Setelah dibuka dan dicek ke sekitar tidak ada siapa-siapa.
Masih di malam yang sama dengan Avidh, Bang Muri juga mendapat gangguan. Tidak biasanya ia mencuci pakaian pada dini hari, waktu itu ia mencuci pakaian di jam dua dini hari.
Di tengah-tengah menggosok pakaian itulah, dia merasakan ada yang meneteskan air di punggungnya. Setelah dicek ternyata tidak basah. Tidak hanya sampai di situ, dia merasakan ada yang mengawasinya, pas dikejar ke depan tidak ada siapa-siapa. Gara-gara kejadian tersebut, hingga pagi ia tidak bisa tidur.
ADVERTISEMENT
Uji Nyali
Pada malam berikutnya yaitu malam Senin terdengar gedoran kepala ke arah pintu, sementara itu jam menunjukkan pukul 00.30, saya mengabaikan gedoran ke arah tersebut.
Tak berselang lama Bang Muri mengetuk pintu kosan, memanggil nama saya, ia mengatakan apakah saya tadi menggedor suara pintu, saya pun menggelengkan kepala. Lebih lanjut ia menceritakan bahwa tidak bisa tidur dan meminta kepada saya untuk menemani. Saya pun akhirnya tidur di kosan Bang Muri.
Justru yang terjadi saya tidak bisa tidur, sedangkan Bang Muri tidur dengan sangat pulas. Hingga jam 1.30 saya belum bisa tidur. Saya pun memutuskan untuk chat Avidh yang sedang main di kosan temannya, meminta untuk segera pulang.
ADVERTISEMENT
Jam 2.00 tepat Avidh datang ke kosan. Dia bersama dengan kawannya, Lafi namanya. Saya pun kemudian kembali ke kosan saya.
Avidh kemudian menceritakan kepada Lafi perihal kejadian horor yang ia alami di malam Sabtu, serta beberapa suara ketukan yang ia dengar.
Kami pun sepakat malam itu mengadakan uji nyali. Pintu kamar kosan saya buka lebar-lebar, sehingga apa yang terjadi di luar akan terdengar dan terlihat dengan jelas. Bukannya kami mengadakan pengajian atau apa, justru kami malah ngerumpi menceritakan pengalaman horor masing-masing.
Suara derap langkah lompatan, gedoran di tembok, gedoran pintu terdengar dengan jelas. Kalau kalian pernah menonton acara uji nyali di sebuah stasiun televisi, suasananya seperti itu. Bukannya menyerah dengan segera menutup pintu dan menghentikan obrolan, justru obrolan kami semakin seru perihal dunia gaib.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama pada jam empat, sebelum suara tarhim masjid berkumandang, kami semua mencium aroma pandan bercampur dengan melati. Bau tersebut seolah mengakhiri suara-suara ketukan malam itu.
Pengalaman Bang Ijul
Di antara kami penghuni kompleks kosan belakang, Bang Ijul adalah yang paling lama, sudah lebih dari 10 tahun. Pas tahun pertama, ia tinggal di kosan paling belakang.
“Hawa di kosan belakang itu beda banget, panas. Saya pernah ada pengalaman horor di halaman kosan paling belakang itu, menjelang Maghrib kejadiannya, saya baru pulang dari tempat kerja,” ujar Bang Ijul.
“Nah, di halaman ada tiga orang anak sedang main kelereng, satu anak itu pakainya bagus, wajahnya bule, sinyo Belanda. Sementara yang dua itu pakaianya lusuh, wajah pribumi. Setelah saya masuk ke kosan, lalu keluar lagi sudah nggak ada,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sudah biasa dengan kejadian-kejadian semacam itu dan tidak mempermasalahkannya, sebab di dunia ini tidak hanya ada manusia saja, tetapi juga makhluk halu. Di kosan yang sekarang ia tempati, Bang Ijal mengaku pernah didatangi sosok Kuntilanak.
“Sosok Kunkun, saya lagi tidur Kunkun di dekat kaki saya, menendang-nendang kaki saya. Saya abaikan lah, kehadirannya diawali dengan bau pandan bercampur dengan bau melati,” terangnya.
Bang Ijal juga menceritakan bahwa beberapa hari lalu ketika tengah malam ke mara mandi. Dia melihat di kosan belakang sosok pocong.
Bang Ijay Diganggu Pocong
Bang Ijay bekerja sehari-hari sebagai ojek online. Alhasil, dia sering pulang larut malam. Selain sering ditampaki sosok pocong di kosan belakang, ia juga pernah didatangi langsung oleh sosok tersebut.
ADVERTISEMENT
Bang Ijay baru saja terlelap tidur, akan tetapi tarikan di kakinya membangunkan tidurnya. Pas dia bangun ternyata sosok pocong berwajah pucat berada di dekat kakinya, spontan Bang Ijay langsung membentaknya, sosok pocong tersebut pun bergegas pergi menembus tembok.
Siapa Mereka?
Berdasarkan pengamatan saya, mereka adalah penunggu lama (tiga anak kecil), jauh sebelum kosan berdiri, dulunya kosan ini merupakan rawa-rawa. Ketika kosan berdiri, tidak semua penunggu tersebut meninggalkan daerah yang ditempatinya, tetapi ada beberapa yang masih tetap tinggal. Mereka tidak suka mengganggu, tidak pernah menampakan wujudnya.
Sementara itu sosok kuntilanak dan pocong adalah pendatang, seperti yang kita tahu bahwa mereka ini suka sekali dengan bangunan kosong tak berpenghuni. Berhubung di kompleks kosan belakang kosan terdapat dua kosan yang kosong lama, sudah barang tentu mereka menyukainya.
ADVERTISEMENT
Karakter mereka yang usil, menjadikan mereka menampakkan wujudnya. Semakin manusia takut, mereka akan semakin jail.
Ingatan Masa Lalu
Makhluk seperti kuntilanak dan pocong banyak dimanfaatkan oleh dukun untuk mencelakai orang. Ada sebuah pengalaman yang masih selalu saya ingat hingga detik ini, sebuah teror kuntilanak yang menimpa keluarga kami, kejadian ini terjadi 14 tahun lalu.
Keluarga kami sudah sering mendapatkan serangan gaib, semenjak berpuluh-puluh tahun lalu, namun kakek bisa menangkal serangan-serangan tersebut. Pada tahun 2011, kakek sakit parah, badannya menjadi kurus, dokter pun tidak bisa menjelaskan penyakit apa yang diderita oleh kakek.
Akhirnya kakek dibawa ke seorang kiai, menurut penuturan kiai tersebut kakek terkena serangan gaib. Yang membuat kami terkejut serangan gaib tersebut, tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja, tetapi lebih dari tiga.
ADVERTISEMENT
Yang membuat kami lebih terkejut lagi, kata kiai tersebut, bahwa yang melakukan serangan gaib masih orang terdekat. Salah satu makhluk yang dikirimkan berwujud kuntilanak. Sebelum kakek dibawa ke kiai, ibu pernah mengalami mimpi aneh. Mimpi tersebut terasa amat nyata dan runtut, seperti bukan mimpi biasanya.
Semenjak kakek sakit, suasana rumah kakek menjadi berbeda dari sebelumnya. Ibu pun tinggal di rumah kakek, bertugas untuk merawatnya. Memang kakek lebih dekat dengan ibu yang merupakan anak sulungnya.
Malam itu malam Sabtu, kakek sudah tertidur pulas di ranjangnya, yang lain juga sudah pada tertidur pulas. Sementara itu, ibu belum tertidur. Dia masih merapikan pakaian, jam 12 dia baru tertidur.
Dalam tidurnya tersebut ibu bermimpi berada di rumah kakek. Di tempat dia tidur di depan tv, suasananya sama persis, tetapi di situ hanya ada kakek dan ibu di rumah. Tiba-tiba terdengar suara kuntilanak menggema dengan sangat kencang, kuntilanak tersebut berusaha masuk ke rumah, akhirnya berhasil masuk.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kakek dan ibu lari ke luar rumah, anehnya suasananya siang, kuntilanak itu terus mengejar. Sepanjang jalan dalam mimpi tersebut terhampar sawah yang tumbuh subur, petani yang sedang memanen padi terus fokus memanen, tidak memperhatikan kakek dan ibu yang sedang dikejar oleh kuntilanak.
Ibu pun terbangun dari tidurnya, jam menunjukkan pukul 2, ibu ke kamar mandi, mengambil wudu, lalu sholat tahajud. Setelah itu ibu tidur lagi dan mimpi pun berlanjut.
Setelah melewati hamparan yang luas, kakek dan ibu berhenti di sebuah rumah, rumah itu tidak berpintu, menghadap ke arah utara. Kakek dan ibu memutuskan untuk bersembunyi di rumah tersebut, awalnya ibu terlebih dahulu akan masuk ke rumah tersebut, namun dicegah oleh kakek.
ADVERTISEMENT
Kakek meminta dirinya saja yang masuk terlebih dahulu untuk mengecek keamanan. Baru satu kaki kakek masuk, dari dalam rumah suara kuntilanak terdengar dengan jelas dan menakutkan. Kakek ditarik masuk ke dalam rumah tersebut, ibu pun diminta lari oleh kakek. Ibu pun terbangun dari tidurnya.
Kiai tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya kiriman kuntilanak bermaksud untuk mencelakai ibu. Tetapi berhubung orang yang mengirimkan tidak tahu nama lengkap ibu, maka yang terkena justru malah kakek. Sekitar satu bulan kemudian kakek meninggal dunia.
Sebenarnya bukan hanya sosok kuntilanak saja yang menyerang kakek, tetapi ada genderuwo. Untuk makhluk-makhluk semacam itu kakek bisa mengatasinya. Cuman dalam waktu bersamaan ada serangan serupa, dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
ADVERTISEMENT
Serangan tersebut berasal dari orang yang takut rahasia korupsinya terbongkar. Jadi kakek punya bukti terkait korupsi yang dilakukan oleh orang tersebut.