Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hari Ibu Tidak Hanya untuk Ibu Saja
23 Desember 2023 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari malik royan qodri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 22 Desember, seluruh masyarakat Indonesia merayakan peringatan Hari Ibu. Dalam perayaannya masyarakat Indonesia kerap beranggapan bahwa peringatan Hari Ibu hanya sebatas penghargaan bagi sesosok peran ibu di ranah domestik saja. Dalam peringatannya pun dilakukan dalam berbagai hal.
ADVERTISEMENT
Mulai dari mengungkapkannya melalui media sosial dan memberikan sebuah hadiah kepada sang ibu. Tidak ada yang salah dalam hal itu. Namun, perlu diingat bahwa hakikat dari Hari Ibu yang ditetapkan setiap tanggal 22 Desember tidak hanya sebatas peringatan untuk memberikan simbol kasih sayang kepada ibu. Dan bahkan peringatan Hari Ibu tidak hanya ditujukan kepada kaum ibu saja.
Secara historis, peringatan Hari Ibu yang saat ini telah dijadikan sebagai hari Nasional merupakan upaya untuk mengenang pahlawan perempuan. Hal tersebut didasari karena banyaknya tokoh nasional dari kalangan wanita yang berjuang melawan ketertindasan dan penjajahan.
Seperti Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Siti Walidah, Cut Nyak Dien, Walanda Maramis, R. Rasuna Said dan masih banyak yang lain. Sehingga peringatan Hari Ibu ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden RI No. 316 Tahun 1953. (AGUSTINA, 2020)
ADVERTISEMENT
Melalui fakta sejarah tersebut, bahwa hakikat dari diperingatinya Hari Ibu merupakan semangat perjuangan para tokoh perempuan terdahulu agar tetap menginspirasi para perempuan saat ini. Dalam hal tersebut juga agar perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak-haknya dalam memaksimalkan potensi dan mencapai hal terhebat bangsa ini.
Pergeseran Makna Hari Ibu
Saat ini, hari Ibu oleh kebanyakan orang sekadar dimaknai sebagai momen menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu dengan memberikan simbol-simbol kasih sayang. Tentu hal ini bergeser jauh dari pemaknaan historis-filosofis akan peringatan hari Ibu. Tapi pertanyaannya, apakah ada yang salah jika saat ini makna hari Ibu telah bergeser?
Pemaknaan pada sebuah peristiwa senantiasa berkembang seiring perubahan waktu dan generasi. Bermula dari inspirasi tokoh pejuang perempuan pendahulu kita dengan dilekatkannya simbol itu kepada para ibu dalam arti yang sesungguhnya. Peringatan hari Ibu pada hakekatnya bertujuan untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan yang berkorban sekuat tenaga untuk kemerdekaan bangsa dan perbaikan nasib kaum perempuan.
ADVERTISEMENT
Pemaknaan tersebut kemudian bergeser secara alami dengan meletakkan simbol kata Ibu pada sosok yang menjadi orang tua kita. Akhirnya makna hari ibu menjadi sempit karena hanya diartikan sebagai ‘ibu kandung’. Dengan dasar bahwa kehidupan manusia berawal dari rahim seorang ibu yang kemudian memperjuangkan dirinya untuk membesarkan, mendidik, dan menjadikan anak-anaknya menjadi yang terhebat.
Refleksi Hari Ibu
Peringatan Hari Ibu yang pada umumnya kerap dihubungkan dengan penghormatan terhadap peran ibu dalam keluarga. Namun, penting untuk diingat bahwa Hari Ibu seharusnya tidak hanya menjadi momen untuk menghargai ibu biologis saja. Lebih dari itu, peringatan ini seharusnya menjadi kesempatan untuk mengakui peran dan kontribusi perempuan di berbagai elemen masyarakat. Oleh karena itu, Hari Ibu seharusnya menjadi platform untuk merayakan semua perempuan yang telah berdedikasi untuk membangun dan membentuk dunia di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Sekalipun zaman senantiasa berubah, nilai historis-filosofis dari hari Ibu harus terus digaungkan dan diluruskan. Di mana peringatan hari Ibu tidak hanya ditujukan untuk ibu kita masing-masing, melainkan untuk seluruh perempuan yang ada di Indonesia. Dengan adanya hari Ibu, diharapkan dapat mengobarkan semangat generasi masa kini untuk berjuang melawan segala bentuk penindasan sehingga perempuan bisa hidup dengan sejahtera, dihormati, dan dijamin hak serta martabatnya di berbagai aspek kehidupan.
Hari Ibu dapat menjadi saat yang tepat untuk memikirkan kembali stereotip gender dan mendorong pengakuan setara terhadap pencapaian perempuan di berbagai bidang. Melalui peringatan Hari Ibu yang lebih inklusif, kita dapat menciptakan kesadaran akan peran penting perempuan dalam membentuk masyarakat yang adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, mari kita jadikan Hari Ibu ini sebagai momentum untuk mengakui perjuangan mereka, dan mendorong setiap individu untuk mendukung kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Live Update