Bayi Tidak Merangkak Langsung Jalan, Normalkah?

Konten dari Pengguna
10 Februari 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi tidak merangkak langsung berjalan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi tidak merangkak langsung berjalan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu teman Mama pernah bertanya, kalau bayi tidak merangkak langsung jalan itu normal enggak sih? Dia takut kalau kondisi seperti ini justru bahaya buat si kecil.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua baru, memang kita jadi lebih sering khawatir dengan kondisi anak. Misalnya ketika bayi tidak merangkak dan langsung jalan.
Mama-Mama perlu tahu kalau sebelum bayi merangkak, ia biasanya akan berguling-guling. Lalu, mulai mengangkat badan dengan bertumpu pada lutut dan lengannya.
Gerakan merangkak ini akan turut membantu keseimbangan dan kekuatan bahunya atau jadi bagian dari keterampilan pra-berjalan bayi.
Semua bayi memiliki ritme perkembangan yang berbeda, tetapi biasanya bayi mulai berputar dan bergerak ke belakang dan ke depan sekitar usia 4 bulan.
Merangkak adalah tonggak penting dalam perkembangan anak dan biasanya terjadi di usia 7-10 bulan.
Dari yang Mama baca di kumparanMOM, merangkak dengan tangan dan lutut memiliki banyak manfaat baik untuk otak anak maupun keterampilan motoriknya di masa depan. Merangkak juga merupakan tahap persiapan untuk berjalan atau bagian dari keterampilan pra-berjalan, Ma.
ADVERTISEMENT

Normalkah Bayi Tidak Merangkak Langsung Jalan?

Ilustrasi bayi tidak merangkak langsung berjalan. Foto: Shutterstock
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, melalui merangkak bayi mempersiapkan otot dan sarafnya menuju gerakan lain yang lebih matang seperti berjalan serta berlari.
Saat bayi merangkak, ia mengembangkan kontrol postural dan kekuatan otot antigravitasi tubuhnya, baik otot-otot di sekitar pinggul, pangkal paha maupun perut. Semua ini adalah kunci kesiapan untuk berdiri tegak secara mandiri.
Sementara bayi yang tidak pernah merangkak cenderung lebih sulit menyeimbangkan bahunya. Alhasil, saat ia mencoba berdiri sendiri, ia akan mudah jatuh, Ma.
Kalau bayi mudah jatuh saat mencoba berdiri, bayi cenderung akan takut mencoba lagi. Ini akan menghambat prosesnya belajar berjalan.
Fase merangkak bertujuan untuk melatih keseimbangan dan kekuatan otot, supaya lebih stabil saat nanti anak belajar berjalan. Jadi, kalau fase merangkak ini terlewat, kemungkinan anak enggak mendapat manfaat tersebut, Ma.
ADVERTISEMENT
Manfaat lain dari fase merangkak adalah untuk perencanaan motorik, persepsi visual hingga koordinasi mata-tangan yang semuanya sangat penting untuk perkembangan anak secara keseluruhan.
Meski begitu, Mama-Mama enggak perlu khawatir kalau bayi tidak merangkak, karena memang perkembangan bayi berbeda-beda. Ya Ma, selama si kecil menunjukkan perkembangan gerak yang baik, tak perlu cemas berlebihan bila ia tidak merangkak.
Meski begitu, kamu bisa terus mencoba menstimulasi bayi agar bisa merangkak, karena merangkak memang punya banyak manfaat untuk si kecil.

Cara agar Bayi Mau Merangkak

Ilustrasi bayi tidak merangkak langsung berjalan. Foto: Shutterstock
Nah, kalau kamu ingin supaya bayi bisa merangkak, sebenarnya hal ini bisa kamu mulai biasakan dengan kegiatan seperti tummy time dan mengurangi waktu bayi untuk duduk di kursi makannya.
ADVERTISEMENT
Saat tummy time, bayi berlatih mengangkat kepala dari tanah, yang memperkuat batang dan punggung mereka dan membuat anggota badan mereka bergerak bebas. Aktivitas ini membantu membangun otot yang mereka perlukan untuk merangkak.
Beberapa bayi mungkin enggak mau tummy time, terutama pada awalnya. Jika si kecil berteriak atau protes, cobalah melakukannya hanya dalam waktu singkat dan beberapa menit saja.
Kedua, kurangi jumlah waktu bayi duduk di kursi makan, Ma. Bayi yang tidak menghabiskan banyak waktu di lantai mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan yang mereka butuhkan untuk merangkak.
(RPR)