Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter dan Dampaknya pada Anak
6 Februari 2023 13:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mama, sudah pernah dengar tentang pola asuh otoriter belum? Pola asuh otoriter adalah gaya parenting yang ditandai dengan tuntutan tinggi, tetapi apresiasi orang tua yang rendah.
ADVERTISEMENT
Pola asuh otoriter sendiri pertama kali dijelaskan oleh psikolog perkembangan kepribadian yang bernama Diana Baumrind. Sama seperti namanya, pola asuh ini identik dengan perintah dan hukuman yang otoriter.
Nah, bagi Mama yang ingin memahami lebih lanjut mengenai ciri-ciri pola asuh otoriter dan dampaknya bagi anak , yuk simak informasi seputar pola asuh otoriter di bawah ini.
Apa Itu Pola Asuh Otoriter?
Mengutip dari Parents, pola asuh otoriter adalah pola asuh yang dijalankan oleh orang tua yang kaku atau strict parents kepada anaknya. Pola asuh ini merupakan kebalikan dari pola asuh yang permisif.
Pada jenis parenting ini, orang tua cenderung menerapkan banyak aturan, tetapi tidak memberikan diskusi tentang perasaan anak terhadap aturan yang diberikan. Orang tua dengan pola asuh ini juga biasanya tidak memberikan respons yang baik terhadap anak.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdengar kasar, orang tua yang memiliki pola asuh ini berpikir bahwa pola asuh tersebut mampu membuat anaknya cerdas, berwawasan luas, serta disiplin dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter
Dikutip dari Very Well Family, pola asuh otoriter memiliki karakteristik tersendiri, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Dampak Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter banyak dikaitkan dengan gangguan perkembangan emosional serta sosial anak. Ini juga bisa mempengaruhi prestasi akademik. Anak-anak yang memiliki pola asuh otoriter biasanya akan:
Karena orang tua otoriter sering mengharapkan anaknya menjadi, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini tumbuh dengan patuh, tetapi selalu merasakan adanya hal yang kurang dari dirinya sendiri.
Itulah penjelasan mengenai pola asuh otoriter. Jika Mama merasa memiliki gaya parenting ini, Mama bisa mencoba untuk mempertimbangkan pola asuh yang melibatkan anak secara aktif, seperti pola asuh otoritatif.
ADVERTISEMENT
(SAI)