Konten dari Pengguna

Dongeng Anak Gembala dan Serigala untuk Anak

27 Januari 2023 13:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang tua membacakan dongeng untuk anak. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua membacakan dongeng untuk anak. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ma, sudah pernah mendengar dongeng Anak Gembala dan Serigala? Yup, dongeng ini merupakan salah satu dongeng populer yang menceritakan tentang kejujuran.
ADVERTISEMENT
Mama bisa membacakan dongeng ini sebelum tidur agar anak mampu mengingat pesan moral yang disampaikan. Mengutip dari Parents, membacakan dongeng sebelum tidur juga dapat meningkatkan fungsi otaknya dengan baik.
Membaca dongeng sendiri merupakan kegiatan yang tidak hanya menyenangkan buat anak, tetapi juga untuk Mama. Ia akan belajar hal dari dongeng yang Mama bacakan.
Selain dapat menanamkan nilai-nilai baik dan mempererat hubungannya dengan Mama, manfaat dongeng untuk anak juga berupa mampu mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa dan berkomunikasi.
Maka dari itu, Mama tidak perlu ragu untuk membacakan dongeng kepada anak ya, Ma. Ada banyak pilihan cerita dongeng yang menarik dan mengandung pesan yang baik, salah satunya adalah dongeng anak yang berjudul Anak Gembala dan Serigala.
ADVERTISEMENT
Nah, dongeng Anak Gembala dan Serigala bisa menjadi pilihan untuk Mama yang ingin membacakan dongeng untuk anak. Seperti apa dongengnya? Yuk simak ceritanya di bawah ini.

Dongeng Anak Gembala dan Serigala

Ilustrasi seorang ibu membacakan dongeng Anak Gembala dan Serigala. Foto: Pexels.com
Di sebuah desa, tinggalah seorang anak pengembala domba. Ia mengembalakan domba miliki tuannya di dekat hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya.
Setiap ia merasa bosan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Pada suatu hari, anak gembala ini menjaga domba tuannya di dekat hutan. Saat itu ia mengingat perkataan tuannya bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya.
Anak gembala itu merencanakan suatu rencana agar ia merasa terhibur. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, ia pun berpura-pura melihat serigala dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!". Seperti apa yang ia terka, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya.
Ketika warga-warga itu berdatangan, anak gembala hanya tertawa terbahak-bahak. Para warga pun akhirnya sadar bahwa mereka sedang diusili.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembalayang tertawa terbahak-bahak kembali.
Ilustrasi seorang ibu membacakan dongeng anak yang berjudul Anak Gembala dan Serigala. Foto: Pexels.com
Sampai akhirnya, pada suatu petang menjelang malam, seekor serigala benar-benar datang dan memangsa domba-domba yang digembalakan oleh anak gembala. Ia pun tentunya panik dan ketakutan. tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala!". Sayangnya, walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
Warga kampung merasa jera dan tak ingin dijahili lagi oleh anak gembala tersebut. Mereka berkata "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,".
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari kembali masuk ke dalam hutan.
Dari cerita dongeng di atas, Mama bisa menyampakain pesan moral dari dongeng tersebut, yakni "Pembohong tidak akan pernah dipercayai lagi, meskipun mereka berkata benar". Dengan begitu, anak Mama akan mempelajari dan menanamkan nilai-nilai kejujuran.
(SAI)