Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Frekuensi Hubungan Suami Istri yang Sehat, Bagaimana Ya?
28 Oktober 2021 20:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Frekuensi hubungan suami istri yang sehat tentunya harus dipahami oleh pasutri demi menjaga kualitas hubungan. Bagi pasangan baru, hubungan suami istri menjadi hal baru yang mungkin belum banyak dipahami oleh sebagian orang, termasuk mengenai frekuensi yang sehat.
ADVERTISEMENT
Mengutip VeryWellMind, banyak orang bertanya-tanya berapa banyak hubungan suami istri yang seharusnya mereka lakukan. Terlebih bagi pasangan baru, mereka mungkin khawatir terlalu banyak atau terlalu sedikit berhubungan seksual dapat berpengaruh pada kesehatannya.
Kamu harus tahu, Ma, kalau menurut penelitian, pertanyaan tentang frekuensi seksual biasanya muncul ketika salah satu pasangan kurang puas dengan jumlah seks yang mereka lakukan. Hal ini bisa dipicu oleh keinginan yang tidak sesuai antara suami dan istri.
Sebenarnya, frekuensi hubungan suami istri pada setiap pasangan tidak bisa disamaratakan. Ada yang merasa cukup dengan frekuensi satu minggu sekali, tetapi mungkin ada juga pasangan yang merasa kurang.
Frekuensi hubungan suami istri adalah hal yang harus disepakati bersama. Maksudnya, antara suami dan istri melakukan hubungan tanpa paksaan sehingga hubungan menjadi lebih intim dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, riset yang dipublikasikan tahun 2015 menyebut kalau semakin sering berhubungan seks maka semakin bahagia juga pasangan tersebut.
Frekuensi Hubungan Suami Istri yang Sehat
Menurut penelitian, pasangan suami istri rata-rata berhubungan dalam frekuensi 1-2 kali seminggu. Namun, frekuensi ini dipengaruhi juga oleh usia pasutri dan juga usia penikahan.
Dalam penelitian lain disebutkan kalau frekuensi hubungan seks yang sehat adalah 1 minggu sekali. Penelitian ini didapat dengan meminta para respondennya untuk menggandakan frekuensi seks mereka. Sebagian dari mereka diminta untuk mengurangi frekuensi seksnya.
Hasilnya, seks sekali atau dua kali sebulan mungkin tidak cukup, tetapi lebih dari sekali seminggu tidak meningkatkan kebahagiaan secara signifikan. Mereka yang menambah frekuensi seks juga melaporkan kalau mereka jadi kurang menikmati seks dan keintimannya pun berkurang.
ADVERTISEMENT
Mengutip Hopkins Medicine, Chris Kraft, Ph.D, direktur Sex dan Gender Clinic, mengatakan keintiman cenderung mengikuti pola yang berkembang dalam hubungan itu sendiri. Maksudnya, kondisi keluarga memiliki pengaruh pada keintiman.
Misalnya, pasangan yang baru saja menikah mungkin memiliki hasrat seksual yang tinggi sehingga frekuensi dan keintimannya menjadi lebih besar. Berbeda dengan mereka yang sudah lebih lama berkeluarga. Mereka yang sudah memiliki anak mungkin mengalami penurunan kualitas hubungan intim.
"Kehidupan seks pasangan biasanya akan menurun usai melahirkan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya waktu untuk diri sendiri dan terlalu lelah," kata Chris Kraft.
Selain itu, kamu perlu tahu, Ma. Di usia pernikahan yang menginjak 3 atau 4 tahun, keintiman hubungan suami istri biasanya berkurang. Hal ini bisa terjadi bahkan juga ketika kamu belum dikaruniai momongan.
ADVERTISEMENT
Hal ini harus menjadi perhatian bersama untuk bisa meningkatkan kualitas hubungan dan menjaga hubungan sehat dengan pasangan. Di saat-saat ini, kamu dan pasangan bisa mencoba untuk meningkatkan frekuensi hubungan suami istri agar kembali merasa dekat dan terikat antara satu sama lain.
Menjaga keintiman dan kualitas hubungan suami istri telah lama dipercaya sebagai salah satu kunci untuk menjaga langgengnya rumah tangga.
Hal yang harus menjadi catatanmu adalah yang terpenting bukanlah jumlah atau frekuensi hubungan seks tapi menjaga keintiman agar kualitas hubungan suami istri jadi lebih baik.
(RPR)