Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jadwal Imunisasi Terbaru untuk Anak dari Imunisasi Dasar hingga Lanjutan
2 Juni 2023 9:33 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam Buku Ajar Imunisasi Bayi susunan Lia Indria Sari (2020), proses imunisasi dilakukan dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Vaksin berguna untuk merangsang pembentukan antibodi, sehingga tubuh kebal terhadap serangan virus ataupun bakteri.
Ada beberapa jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia, seperti imunisasi BCG, hepatitis B, polio, dan masih banyak lagi. Imunisasi tersebut diberikan kepada anak usia 0-18 tahun.
Melalui pantauan Kementerian Kesehatan, imunisasi diadakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Agar tidak keliru, simak jadwal imunisasi terbaru selengkapnya berikut ini.
Jadwal Imunisasi Terbaru
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara resmi memperkenalkan rekomendasi imunisasi terbaru bagi anak-anak. Dalam perencanaan imunisasi tersebut, ada dua jenis vaksin yang diluncurkan, yakni vaksin Dengue dan HPV.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, IDAI menyampaikan bahwa Vaksin Dengue diberikan untuk mencegah penyakit demam berdarah, sedangkan vaksin HPV diberikan untuk mencegah kanker serviks. Vaksin Dengue diperuntukkan bagi anak-anak usia 6 tahun, sementara vaksin HPV dimulai dari usia 12 tahun.
Selain Dengue dan HPV, ada juga vaksin kesehatan lainnya yang dianjurkan oleh pemerintah. Berikut ini jadwal imunisasi terbaru selengkapnya yang bisa disimak:
ADVERTISEMENT
Jenis Imunisasi Dasar yang Wajib Diberikan
Dirangkum dari buku Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan karya A. Aziz Alimul, berikut ini 5 imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada anak usia 0-18 tahun.
1. BCG
Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) diberikan untuk mencegah infeksi penyakit TBC berat. Contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, dan TBC tulang.
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan guna mencegah terjadinya penyakit hati atau hepatitis. Frekuensi pemberiannya sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan saat anak berusia 6 tahun.
3. Polio
Imunisasi polio dapat mencegah penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Imunisasi ini diberikan melalui oral dengan 4 strategi utama, yakni imunisasi rutin OPV, imunisasi tambahan, surveilans AFP, dan investigasi laboratorium.
ADVERTISEMENT
4. DPT
Imunisasi DPT (diphteria, pertussis, tetanus) diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, tapi masih dapat merangsang pembentukan antibodi (toksoid).
5. Campak
Imunisasi campak diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak yang tergolong sebagai infeksi menular. Imunisasi ini diberikan melalui subkutan dengan efek samping berupa ruam pada tempat suntikan dan panas.
Jenis Imunisasi Non PPI atau Imunisasi Lanjutan
Di luar imunisasi wajib, para ibu juga dianjurkan untuk melengkapi imunisasi lanjutan bagi anak-anaknya yang diuraikan dalam penjelasan berikut ini:
1. HiB
Imunisasi HiB diberikan untuk mencegah terjadinya influenza tipe b. Pada pemberian imunisasi awal, dilakukan 3 suntikan dengan interval 2 bulan. Boosternya dapat diberikan saat anak berusia 18 bulan.
ADVERTISEMENT
2. PCV
Mengutip buku Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak susunan Septi Dwi Rachmawati, dkk., vaksin PCV aman dan efektif untuk menurunkan penyakit dan kematian akibat infeksi S. pneumonia. Vaksin ini dianjurkan oleh WHO untuk dimasukkan dalam program imunisasi nasional setiap negara.
Meski begitu, jenis vaksin ini tidak digolongkan sebagai vaksin wajib di Indonesia. Sesuai panduannya, vaksin ini diberikan pada bayi usia 2, 4, 6 bulan dan diulang pada usia 12-15 bulan.
Pemberian PCV minimal pada usia 6 minggu dan maksimal usia 6 bulan. Jika telat diberikan, vaksin tidak dapat bekerja secara optimal.
Interval antara 2 dosis adalah 4-8 minggu. Kemenkes mengatakan bahwa vaksin PCV tidak dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain, meski disuntikkan pada tempat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
3. MMR
Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit campak, gondong, parotisepidemika, dan rubela. Vaksin ini tidak dianjurkan bagi bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan dapat terjadi interverensi dengan antibodi maternal yang masih ada.
4. Hepatitis A
Imunisasi Hepatitis A dapat mencegah terjadinya penyakit Hepatitis A. Vaksinnya dapat diberikan kepada anak usia di atas 2 tahun dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu. Booster diberikan 6 bulan setelahnya.
5. Varicella
Imunisasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air. Vaksin varicella dapat diberikan kepada anak-anak usia 12 tahun yang tinggal di daerah tropis.
Dampak Imunisasi Tidak Lengkap
Dampak jika tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah timbulnya angka kesakitan dan kematian akibat terserang penyakit seperti tuberkulosis, poliomelitis, campak, hepatitis b, difteri pertussis, tetanus neonatorum, dan penyakit infeksius lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anak juga dapat menularkan penyakit ke orang lain yang ada di sekitarnya. Misalnya ibu hamil yang tertular virus rubela berisiko melahirkan anak dengan bkomplikasi bawaan yang disebut sebagai sindrom rubela kongenital (SRK).
Dampak lainnya, yaitu terjadi penurunan harapan hidup di lingkungan masyarakat. Dijelaskan dalam situs Unicef, anak yang tidak menerima imunisasi lengkap rentan tertular berbagai penyakit saat masih kanak-kanak, sehingga angka harapan hidupnya pun menurun.
(MSD)