Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Makanan Tinggi Protein untuk Bayi dan Cara Mengolahnya
13 Agustus 2021 17:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kebutuhan Protein untuk Bayi berdasarkan Usia
Dari yang pernah Mama baca di FirstCry Parenting, kebutuhan protein untuk bayi itu dibedakan berdasarkan usia mereka. Apa saja itu, Ma? Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini
1. Usia 0—6 Bulan
2. Usia 6 Bulan
Di usia ini, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan MPASI. Kamu juga sudah boleh lho untuk langsung memperkenalkannya dengan protein hewani seperti ayam dan daging. Pastikan saja, teksturnya sesuai sehingga bayi mudah mencernanya.
3. Usia 8—9 Bulan
Memasuki usia 8 bulan, bayi sudah dapat diperkenalkan dengan lebih banyak protein hewani, misalnya saja telur. Perhatikan saja reaksi alergi setelah bayi konsumsi jenis-jenis protein. Bila tidak muncul reaksi alergi, seperti ruam, maka hal itu aman diberikan untuk si kecil.
ADVERTISEMENT
4. Usia 10—12 Bulan
Jika sudah masuk di usia 10 hingga 11 bulan, bayi sudah bisa menyantap makanan berprotein dengan menaikkan teksturnya ya, Ma. Tapi, tetap hati-hati dalam memastikan makanannya mudah untuk ditelan. Mama-Mama bisa memilihkan tekstur makanan yang lunak atau dipotong kecil-kecil.
Peran Protein untuk Bayi
Masih dari laman FirstCry Parenting, disebutkan juga nih Ma bahwa protein itu akan mendukung pertumbuhan bayi yang berlipat ganda dalam enam bulan pertama dia dilahirkan.
Kalau Mama-Mama enggak memberikan makanan bayi dengan protein yang cukup, tindakan lalai itu bisa memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mereka, termasuk pula rentan merusak jantung dan paru-parunya, serta menurunkan imunitas tubuh.
Makanan Tinggi Protein untuk Bayi dan Cara Mengolahnya
Lalu, apa saja makanan berprotein tinggi untuk bayi? Ini dia daftar lengkap yang langsung Mama ambil dari laman Parents diikuti pula dengan cara mengolahnya.
ADVERTISEMENT
1. Kacang
Salah satu sumber protein nabati yang bagus untuk bayi adalah kacang-kacangan. Mama-Mama bisa memilih makanan kacang kalengan dengan sodium rendah atau kalau perlu tanpa sodium, lalu bilas dan tiriskan kacang tersebut.
Selanjutnya, hancurkan kacang hingga halus dengan menggunakan garpu atau food processor dan cairkan sedikit teksturnya dengan ASI atau susu formula. Kamu juga bisa mencampurkannya dengan sayuran dan buah lain.
Jika bayi telah lebih besar atau memasuki usia 9 bulan, Mama-Mama bisa mencoba memberikan kacang matang yang lembut, hancurkan sedikit saja, dan biarkan anak menyantapnya dengan tangan mungilnya.
2. Daging Sapi
Daging sapi memiliki kandungan zat besi, zinc, dan protein yang tinggi sehingga menjadi makanan pertama yang baik untuk bayi. Mama-Mama bisa memulainya dengan membeli daging giling dan masak hingga warnanya kecokelatan.
ADVERTISEMENT
Haluskan daging yang telah matang dan sajikan kepada bayi, bisa hanya daging saja atau dicampur dengan sayuran, seperti ubi jalar, kembang kol, dan brokoli.
3. Ayam
Ayam juga menjadi makanan berprotein tinggi untuk bayi kita. Kamu bisa mengolahnya ke dalam berbagai kreasi, lalu suwir menjadi potongan kecil dan haluskan untuk disantap oleh bayi.
4. Tahu
Tahu adalah makanan yang murah, namun memiliki kandungan protein yang tinggi. Mama-Mama bisa memberikan tahu sebagai makanan utama atau memberikannya sebagai camilan dengan memotong-motongnya menjadi finger food. Jika ingin makanan dengan rasa gurih, kamu memanggang tahu segitiga, lalu haluskan dan disajikan sebagai makanan ringan bagi bayi.
5. Ikan
Kaya dengan omega-3 dan protein, bayi yang mengonsumsi ikan akan mendapatkan manfaat perkembangan otak yang lebih baik. Mama-Mama bisa memasak ikan dalam berbagai kreasi, lalu jangan lupa untuk dihaluskan, ya.
ADVERTISEMENT
Sekian dulu Ma, informasi terkait makanan tinggi protein untuk bayi yang bisa Mama bagikan kali ini. Semoga semua yang tertulis di atas bermanfaat. Yuk, semangat terus dalam menyempurnakan gizi terbaik bagi si kecil!
(TMA)