Panduan MPASI Menurut WHO, Penting untuk Dipahami!

Konten dari Pengguna
15 September 2021 10:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi menyantap MPASI. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menyantap MPASI. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Di saat bayi semakin dekat menuju usia 6 bulan, yuk segera persiapkan diri dengan beragam informasi seputar panduan MPASI menurut WHO, Ma. Sebagai Organisasi Kesehatan Dunia, panduan dari WHO ini menjadi salah satu panduan yang akurat, lho.
ADVERTISEMENT
Pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI sendiri didefinisikan oleh WHO sebagai proses yang dimulai ketika ASI saja enggak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi kita. Karena itulah, dibutuhkan makanan dan cairan lainnya bersama dengan pemberian ASI.
WHO memberikan panduan MPASI karena menemukan adanya inkonsistensi dalam pemberian makanan bayi karena orang tua cenderung lebih percaya pada tradisi dan spekulasi tanpa dasar bukti ilmiahnya.
Untuk memaksimalkan pemberian MPASI terbaik pada si kecil, berikut Mama rangkumkan panduan MPASI menurut WHO yang penting untuk kita pahami!

Panduan MPASI Menurut WHO

Ilustrasi bayi makan sendiri MPASI. Foto: Freepik
1. Waktu Pemberian MPASI
Dari saat lahir, bayi disarankan untuk diberi ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Selanjutnya, setelah memasuki usia 6 bulan atau 180 hari itu, perkenalkanlah makanan pendamping ASI sambil terus menyusui mereka hingga usia 2 tahun ya, Ma.
ADVERTISEMENT
Kalau kita enggak memberikan makanan pendamping pada usia bayi yang ke-6 bulan, pertumbuhan mereka dapat terganggu.
2. Berikan MPASI dengan Cara yang Responsif
Dalam memberikan MPASI, enggak bisa sembarangan juga nih, Ma. WHO menyarankan agar kita memberikan MPASI dengan cara yang responsif. Bagaimana maksudnya?
Cara yang responsif di antaranya adalah memberi makan bayi secara langsung. Saat mereka semakin besar, bantulah agar mereka mulai makan sendiri. Dengan cara itu, kita juga dilatih untuk peka terhadap isyarat dari anak yang menunjukkan mereka lapar atau kenyang.
Ilustrasi MPASI. Foto: Freepik
Mama-Mama bisa memberikan makanan secara perlahan. Jangan lupa pula, doronglah anak untuk rajin makan, tetapi jangan sampai kita terkesan memaksa mereka.
Bila anak menolak banyak makanan, cobalah untuk mengombinasikan rasa, tekstur, dan metode pemberian makannya. Jauhi juga yah Ma gangguan selama makan, seperti menonton video ataupun diberikan mainan.
ADVERTISEMENT
3. Persiapan sebelum MPASI
WHO memberikan beberapa panduan tentang persiapan sebelum dan saat memberikan MPASI pada bayi. Di antaranya adalah:
4. Porsi MPASI
Ilustrasi MPASI yang bervariasi. Foto: Freepik
Terkait seberapa banyak porsi MPASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi, kamu bisa memulai memberikan makanan dalam jumlah kecil pada usia bayi enam bulan.
Lalu, saat dia semakin besar, tingkatkan jumlahnya ya, Ma. Selain itu, tetap jaga frekuensi yang teratur dalam menyusui.
ADVERTISEMENT
WHO juga membagikan rata-rata kebutuhan energi dari makanan pendamping ASI sesuai usia anak.
5. Konsistensi dan Variasi MPASI
Panduan selanjutnya ini terkait konsistensi MPASI dan variasi yang bisa diberikan, Ma. Kita disarankan untuk meningkatkan konsistensi dan variasi makanan secara bertahap seiring bertambahnya usia bayi sambil menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemampuan bayi.
Ilustrasi MPASI lengkap untuk bayi. Foto: Freepik
Bayi dapat menyantap makanan yang dihaluskan dan semi padat di usia enam bulan. Selanjutnya, pada usia 8 bulan, kebanyakan bayi juga dapat menyantap finger food.
Berlanjut di usia 12 bulan, sebagian besar bayi dapat menyantap beragam jenis makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, tetap diperhatikan yah Ma konsistensi dari makanan padatnya. Hindari makanan yang dapat menyebabkan tersedak, seperti makanan berbentuk kacang-kacangan, anggur, dan wortel mentah.
6. Frekuensi Pemberian MPASI dan Kepadatan Energi
Semakin bertambah usia anak, kita bisa meningkatkan frekuensi pemberian makanan pendamping ASI kepada mereka.
Ilustrasi bayi mengonsumsi MPASI. Foto: Freepik
Jumlah pemberian makan yang tepat tergantung pada kepadatan energi makanannya dan jumlah yang biasa dikonsumsi pada setiap kali pemberian makan.
Berikut ketentuan umum yang dibagikan oleh WHO.
ADVERTISEMENT
7. Nutrisi Bayi dan Makanan Bervitamin Terpenuhi
Berikan kepada bayi berbagai jenis makanan untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi, Ma. Misalnya, makanan dari daging, unggas, ikan, atau telur harus dimakan setiap hari ataupun sesering mungkin.
Ilustrasi bayi menyantap MPASI bersama keluarga. Foto: Freepik
Buah dan sayuran yang kaya vitamin A juga enggak boleh diabaikan untuk dikonsumsi oleh bayi pada setiap harinya. Hindari juga nih Ma, memberikan minuman dengan nilai gizi rendah, seperti teh, kopi, atau soda, serta batasi pula pemberian jus.
8. Ketentuan MPASI saat Bayi Sakit
Ketika bayi sakit, pemberian MPASi harus mengandung asupan cairan yang lebih tinggi ya Ma, termasuk lebih sering menyusui. Selain itu, doronglah anak untuk menyantap makanan yang bertekstur lembut, bervariasi, menggugah selera, ataupun makanan favoritnya.
ADVERTISEMENT
Setelah sakit, berikan bayi makanan yang lebih banyak dan lebih sering dari biasanya untuk memastikan kembali terpenuhinya kebutuhan gizi mereka.
Semoga seluruh panduan di atas bermanfaat ya Ma untuk kita semua. Semangat terus dalam menyajikan MPASI terbaik bagi si kecil!
(TMA)